Mentawai 2 Kali Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke Perbukitan

Seorang warga terluka

Jakarta, IDN Times - Gempabumi bermagnitudo (M) 6,1 melanda wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Minggu (11/9/2022) pukul 06.10 WIB.

Hasil rekaman data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempabumi ini berada di 1.18 Lintang Selatan dan 98.53 Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer (km).

Selang 14 menit kemudian atau tepatnya pada pukul 06.24 WIB, kembali terjadi gempabumi susulan berkekuatan M 5.4 yang berpusat di 1.25 LS dan 98.49 BT di kedalaman 11 km. BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Mentawai, 2.326 Jiwa Mengungsi

1. Warga berhamburan ke perbukitan

Mentawai 2 Kali Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke PerbukitanIlustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai dan BPBD Provinsi Sumatra Barat, gempabumi itu dirasakan kuat selama kurang lebih 5 detik di Tuapejat dan 10 detik di Kota Padang.

Guncangan gempabumi tersebut memicu kepanikan warga, sehingga mereka berhamburan ke luar rumah. Beberapa warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini telah melakukan evakuasi mandiri ke lokasi pengungsian.

Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai Novriadi, warga di tujuh dusun di Desa Simalegi dan warga di tiga dusun di Desa Simatalu, Kecamatan Siberut Barat kembali mengungsi ke perbukitan yang lebih tinggi. Hal itu dilakukan sama seperti setelah terjadi gempabumi M 6.4 pada Senin, 29 Agustus 2022.

“Kondisi dan jumlah warga yang mengungsi sama seperti kejadian gempabumi M 6.4 pada 28 Agustus 2022 kemarin,” jelas Novriadi, dalam keterangan tertulis.

2. Sebanyak 200 warga mengungsi

Mentawai 2 Kali Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke PerbukitanIlustrasi gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Novriadi juga melaporkan ada kurang lebih 200 orang warga Desa Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara, mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi dan aman.

“Kurang dari 200 warga Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara juga mengungsi,” ungkap Novriadi menambahkan.

Terkait korban dan kerusakan, Novriadi mengatakan, ada seorang warga Desa Betaet yang mengalami luka di bagian kepala setelah tertimpa kayu yang berada di rumahnya. Keduanya segera mendapatkan pertolongan dari  puskesmas setempat.

“Seorang warga Betaet terluka di kepala terkena kayu di rumahnya saat hendak lari keluar rumah. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas setempat,” jelas Novriadi.

Baca Juga: [BREAKING] Kab. Kepulauan Mentawai Diguncang Gempa Bermagnitudo 6.2

3. Beberapa gedung rusak akibat gempa

Mentawai 2 Kali Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke PerbukitanIlustrasi gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain korban luka, Novriadi juga merinci keruskaan ringan di gedung SMP Negeri Sagulubbek dan Puskesmas Betaet di Kecamatan Siberut Barat Daya. Kerusakan berupa dinding yang retak dan keramik dinding tekelupas.

“Keruskaan di bagian dinding gedung sekolah SMP Negeri Sagulubbek dan keramik dinding Puskesmas Betaet terkelupas,” kata dia.

BPBD Provinsi Sumatra Barat dan BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, untuk asesmen lanjutan dan memonitor dampak yang ditimbulkan setelah terjadi gempabumi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya di wilayah Sumatra Barat dan sekitarnya agar tidak panik, namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi gempabumi susulan.

Peringatan dini gempabumi dapat diperoleh dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat. Hal itu bertujuan dapat menjadi 'alarm' apabila terjadi gempabumi.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya