PPP: Janji Prabowo Hentikan Impor Pangan dan Energi Utopis

Persoalan impor sangat kompleks

Jakarta, IDN Times - Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Ahmad Baidowi atau Awiek, menilai janji yang disampaikan Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang akan menghentikan impor apabila terpilih pada Pilpres 2019, sangatlah utopis, karena Indonesia tidak mungkin bisa menghentikan impor. 

"Itu utopis, mana mungkin bebas impor? Tidak usah jauh-jauh, apakah Indonesia bisa buat komponen mobil dan membuat kereta api memang tidak impor?" tanya Awiek, di Jakarta, Senin (5/11). 

Baca Juga: Prabowo Dipolisikan: Saya Bingung, Ucapan Bercanda Dipersoalkan

1. Pemerintah bukan tidak mau swasembada pangan namun persoalannya sangat kompleks

PPP: Janji Prabowo Hentikan Impor Pangan dan Energi UtopisANTARA FOTO

Baidowi mengatakan untuk masalah pangan, pemerintah bukan tidak mau swasembada namun persoalannya sangat kompleks. Salah satunya pertumbuhan penduduk yang tinggi dan luas lahan pertanian terus menyusut tiap tahun. 

Hal itu, menurut Baidowi, karena tingkat perekonomian semakin tinggi dan masyarakat berpindah dari sektor pertanian ke sektor formal. 

Awiek mencontohkan di kampung halamannya, Banyuwangi, Jawa Timur, dalam 20 tahun terkahir jumlah penduduk naik tiga kali lipat, sementara lahan pertanian menyusut drastis. 

"Di kampung saya pada saat saya kecil, satu RT ada 50 KK atau 50 rumah dan luas hektare sawah, puluhan hektare. Sekarang jumlah KK yang dari 50 menjadi 150 KK. Sementara itu, pertanian sawah tinggal 5 kelompok pertanian yang itu bisa dicap sebagai lahan pertanian," ujar dia. 

Contoh tersebut, menurut Baidowi, menunjukan produktifitas pangan Indonesia merosot sehingga jika tidak impor, tidak akan mencukupi kebutuhan pangan seperti beras. 

2. Terpenting pemerintah bisa menjaga neraca ekspor-impor

PPP: Janji Prabowo Hentikan Impor Pangan dan Energi UtopisANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Menurut Baidowi yang terpenting pemerintah bisa menjaga neraca ekspor-impor atau surplus ekspor, meskipun tidak ada negara yang surplus ekspornya besar, karena menjaga hubungan baik dengan negara lain. 

"Soal ekspor dan impor itu biasa, seperti kita hidup sehari hari, tidak mungkin menjual terus, pasti membeli. Namun bagaimana menjaga pemerintah menjaga neraca ekspor impor, atau surplus di ekspornya," kata dia. 

Baidowi menilai, jangan sampai seorang calon presiden membuat janji yang muluk-muluk karena bisa terbelenggu dengan janjinya. Karena itu, dia menilai kalau ada yang menjanjikan Indonesia tanpa impor maka itu merupakan janji palsu.

3. Janji Prabowo-Sandi tidak impor bahan pangan dan energi

PPP: Janji Prabowo Hentikan Impor Pangan dan Energi UtopisANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Sebelumnya, Prabowo Subianto dalam deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandi (Koppasandi) di Jakarta, Minggu (4/11), menyoroti kebijakan pemerintah dalam impor sandang dan energi, yang dinilainya mencerminkan belum berdaulatnya bangsa Indonesia. 

Dalam kesempatan itu, mantan Danjen Kopassus itu memajukan retorika politik. Ia berjanji apabila menjadi presiden, dia dan Sandiaga akan mewujudkan Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri, sehingga tidak impor bahan pangan dan energi, bahkan Indonesia bisa swasembada. 

"Saya bersaksi kalau saya dan Sandi menerima mandat rakyat, maka akan membuat Indonesia berdiri di atas kaki sendiri, sehingga kita mampu swasembada pangan dan energi. Karena itu ke depannya tidak perlu lagi kita impor 1,3 juta barel minyak," kata Prabowo. 

Prabowo mengingatkan, Indonesia saat ini sedang menghadapi kekuatan besar yang berasal dari luar negeri, yang menginginkan Indonesia tidak kuat dan tidak berdaulat serta tidak bisa berdiri di atas kaki sendiri.  

Karena itu menurut Prabowo, rakyat Indonesia tidak boleh lemah, karena jika lemah pasti diinjak dan didikte negara lain. 

Semoga saja janji Pak Prabowo bukan sekadar janji politik jelang Pilpres 2019. 

Baca Juga: Deretan Kendaraan Pribadi Prabowo Subianto

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya