Survei: Efek KLB dan Islam, Elektabilitas Demokrat-PKS Naik Drastis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Hasil survei Parameter Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) paling unggul dengan 22,1 persen. Kendati, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga naik signifikan.
"Sementara ini PDIP masih memimpin perolehan suara partai politik dengan 22,1 persen," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, saat merilis hasil Survei Nasional Parameter Politik Indonesia bertema Peta Politik Menuju 2024 dan Isu Politik Mutakhir yang disiarkan secara daring, Sabtu (5/6/2021).
Baca Juga: Survei Puspol Indonesia: Prabowo Ungguli Anies dan Ganjar
1. Elektabilitas Partai Demokrat naik signifikan
Sementara, Partai Gerindra menyusul di urutan kedua sebesar 11,9 persen dan posisi ketiga adalah Partai Golkar 10,8 persen.
Prayitno menyebutkan, peningkatan yang cukup signifikan dialami Partai Demokrat dan PKS. Demokrat berhasil naik ke posisi keempat yakni 8,4 persen, disusul Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencapai 8,2 persen.
"Meningkatnya elektabilitas Partai Demokrat disinyalir akibat hingar-bingarnya perseteruan dengan Moeldoko beberapa waktu lalu," kata dia, seperti dilansir ANTARA.
2. PKS juga naik signifikan efek dukungan kelompok Islam
Editor’s picks
Di posisi keenam ditempati PKS sebesar 7,5 persen, ketujuh Partai NasDem 5,0 persen, kedelapan PAN 4,3 persen, dan kesembilan PPP 3,5 persen, serta PSI di posisi kesepuluh yakni 1,6 persen.
"PKS mendapatkan insentif elektabilitas akibat pembelaan terhadap kelompok Islam yang dinilai dimarjinalkan," kata Prayitno.
3. Faktor ketokohan masih mendominasi motif memilih partai
Prayitno menyebutkan faktor ketokohan masih mendominasi motif memilih partai, yakni mencapai 22,9 persen.
"Di antara tokoh partai yang ada, Jokowi memiliki pengaruh terbesar (4,2 persen) disusul Prabowo (3,2 persen) lalu SBY (1,3 persen) dan Megawati (0,5 persen)," tuturnya.
Setelah faktor ketokohan, faktor citra dan emosional juga menjadi penentu arah pilihan partai (18,2 persen).
"Jika ditotal kedua faktor ini mendominasi hampir separuh (41,2 persen) motif memilih partai politik. Sementara faktor keluarga, lingkungan memberi pengaruh 14,2 persen," katanya.
Secara sederhana, kata Prayitno, bisa dikatakan membangun ketokohan yang kuat dan citra yang baik, lebih perlu dilakukan partai politik untuk menarik simpati pemilih dibanding merumuskan visi misi dan program yang brilian.
Survei yang dilakukan pada 23-28 Mei 2021 diikuti 1.200 responden dengan pengambilan sampel melalui sambungan telepon dengan margin of error sebesar ± 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca Juga: Survei: Elektabilitas Ganjar Melambung, Puan Menurun