Waspada! Ini Prediksi Puncak Musim Hujan 2019-2020 Menurut BMKG

Musim hujan biasanya muncul banjir dan tanah longsor

Jakarta, IDN Times - Musim kemarau telah berlalu, dan kini datang musim hujan. Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan akan terjadi pada Januari hingga Februari 2020.

Karena itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap bencana alam yang ditimbulkan akibat datangnya musim hujan, seperti banjir dan tanah longsor.

"Puncak musim hujan 2019/2020 diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2020. Menghadapi kondisi puncak hujan perlu diwaspadai wilayah yang rentan terhadap bencana yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tinggi yaitu banjir dan tanah longsor," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, Minggu (15/12).

1. Musim hujan tahun ini termasuk mundur jika dibandingkan tahun sebelumnya

Waspada! Ini Prediksi Puncak Musim Hujan 2019-2020 Menurut BMKGIlustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Dwikorita mengatakan jika dibandingkan terhadap rata-rata klimatologisnya (periode 1981-2010), awal musim hujan 2019/2020 di Indonesia umumnya mundur.

"Dari rata-ratanya sebanyak 254 ZOM (Zona Musim) (74,3 persen), sama sebanyak 64 ZOM (18,7 persen), dan maju sebanyak 25 ZOM (7,3 persen)," kata dia.

Dwikorita menjelaskan prakiraan sifat hujan selama periode musim hujan 2019/2020 diprakirakan normal atau sama dengan rata-ratanya sebanyak 250 ZOM (73,1 persen).

Kemudian, sebanyak 74 ZOM (21,6 persen) akan bawah normal atau lebih rendah curahnya dari rata-ratanya, dan 18 ZOM (5,3 persen) akan mengalami atas normal atau lebih tinggi curahnya dari rata-ratanya.

2. Ada lima wilayah yang perlu diwaspadai karena lebih basah

Waspada! Ini Prediksi Puncak Musim Hujan 2019-2020 Menurut BMKGIlustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Dwikorita mengatakan perlu diwaspadai wilayah yang periode musim hujan akan lebih basah dari normalnya seperti di wilayah Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian utara, Pulau Sumbawa bagian utara, Sulawesi Tengah bagian utara, dan Pulau Buru.

Dwikorita menyebutkan Indonesia memiliki 342 ZOM, dan awal musim hujan 2019/2020 diprediksi mulai masuk pada Oktober 2019. Sebanyak 69 ZOM (20,2 persen) tersebar di Pulau Sumatera bagian utara, sebagian wilayah Pulau Jawa, Pulau Kalimantan bagian utara, Pulau Sulawesi bagian utara, dan Provinsi Papua bagian utara.

Wilayah-wilayah yang diprediksi mengawali musim hujan pada November 2019 sebanyak 161 ZOM (47,1 persen) meliputi Sumatera Selatan, Lampung bagian utara, sebagian besar wilayah Pulau Jawa, sebagian besar wilayah Pulau Bali, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan Provinsi Papua Barat bagian utara.

"Sebanyak 79 ZOM (23,1 persen) akan masuk awal musim hujan di Desember 2019, yaitu sebagian besar Jawa, Bali, NTB, dan NTT," kata Dwikorita.

3. El Nino berakhir setelah berlangsung lebih kurang 10 bulan sejak Oktober 2018

Waspada! Ini Prediksi Puncak Musim Hujan 2019-2020 Menurut BMKGIlustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Dwikorita menyebutkan pada Agustus 2019, anomali suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik bagian tengah (wilayah indikator Nino 3,4) berada di kisaran -0,5-0,5oC. Hal itu menandai kondisi netral dan mengakhiri episode El Nino lemah yang telah berlangsung selama 10 bulan sejak Oktober 2018.

"Kondisi netral ini diprediksi bertahan hingga awal 2020," ujar dia.

Namun, menurut Dwikorita, terdapat gangguan anomali iklim Samudera Hindia, yang saat ini terpantau terdapat gangguan berupa fenomena Dipole Mode Positif. Kendati, diprediksi akan cenderung menuju netral pada akhir 2019.

"Dipole Mode Positif dicirikan oleh suhu muka laut yang lebih dingin dari normalnya di wilayah Samudera Hindia bagian timur (sebelah barat Sumatera bagian selatan dan selatan Jawa), dibandingkan Samudera Hindia bagian barat di sebelah timur Afrika," kata dia.

4. Perubahan musim hujan diawali perubahan sirkulasi umum angin Monsun

Waspada! Ini Prediksi Puncak Musim Hujan 2019-2020 Menurut BMKGIlustrasi (IDN Times/Ayu Afria Ulita)

Dwikorita mengatakan perubahan musim kemarau menjadi musim hujan diawali perubahan sirkulasi umum angin Monsun, yaitu peralihan angin Monsun Australia (timuran) menjadi angin Monsun Asia (baratan).

"Awal musim hujan erat kaitannya dengan mulai dominannya Monsun Asia yang mengalirkan masa udara basah dari Benua Asia," ucap dia.

BMKG memprediksikan peralihan angin menjadi dominan Monsun Asia akan terlambat, mulai dari wilayah Sumatera bagian utara pada November 2019, lalu wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi pada Desember 2019. Pada Januari 2020, monsun Asia diprediksi telah dominan aktif di seluruh wilayah Indonesia.

5. Musim hujan 2019/2020 diperkirakan akan lebih banyak dipengaruhi kekuatan Monsun Asia

Waspada! Ini Prediksi Puncak Musim Hujan 2019-2020 Menurut BMKGIlustrasi (IDN Times/Arief Kharisma Putra)

Menurut Dwikorita, memperhatikan tidak adanya gangguan anomali iklim di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia secara signifikan, maka musim hujan 2019/2020 diperkirakan akan lebih banyak dipengaruhi kekuatan Monsun Asia.

"Panas atau dinginnya suhu muka laut di perairan Indonesia sendiri, dan fenomena MJO (Madden-Julian Oscilation atau gelombang atmosfer di wilayah tropis) yang sering menyebabkan gangguan cuaca dalam skala intra-seasonal (gangguan dalam musim) juga dapat mempengaruhi kondisi musim hujan 2019/2020," kata Dwikorita.

 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini
http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: 8 Makanan & Minuman Ini Bisa Tingkatkan Kekebalan Tubuh di Musim Hujan

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya