Bupati Bogor: Saatnya Kita Meniru Vietnam untuk Perangi COVID-19

Masyarakat Vietnam disiplin diam di rumah dan jaga jarak

Bogor, IDN Times - Bupati Bogor Ade Yasin, meyakini bahwa pandemik COVID-19 bisa cepat berakhir, bila terbangunnya kesadaran masyarakat untuk disiplin menjalani semua aturan pemerintah sebagaimana diatur dalam pedoman PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), yang pada intinya menuntun masyarakat berdiam diri di rumah dan senantiasa menjaga jarak fisik antar-sesama.

Prediksi para ahli, kata Ade, yang menyebut pandemi akan berakhir pada bulan Juni bakal sulit terwujud, kalau aturan dalam PSBB tadi hanya dilakukan oleh segelintir orang. Ia lantas membandingkan kondisi antara Vietnam dan Indonesia, yang tingkat kepatuhan masyarakatnya dalam hal jaga jarak fisik jauh berbeda.

“Ketika Vietnam memberlakukan kebijakan lockdown secara nasional, semua menurut. Sebanyak hampir 100 juta penduduk Vietnam tidak pergi ke luar rumah kecuali untuk membeli kebutuhan makan dan medis,” kata Ade dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (27/4).

1. Vietnam dinilai berhasil memerangi pandemik

Bupati Bogor: Saatnya Kita Meniru Vietnam untuk Perangi COVID-19ANTARA FOTO/Jojon

Apa yang disebut Ade merujuk pada realita kesuksesan penanganan COVID-19 di negara pimpinan Nguyen Phu Trong itu. Jalannya kebijakan lockdown sejak 1 April 2020 di Vietnam dinilai efektif dalam menekan penularan virus corona.

Sebagai catatan, dilansir dari laman Worldometers, kasus positif COVID-19 di Vietnam per Senin mencapai 270 orang dengan 225 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan belum ada satu pun laporan kasus kematian.

“Dalam hal ini kita perlu belajar dari Vietnam. Vietnam saat ini sudah terbebas dari pandemik COVID-19”, ujar politisi partai PPP itu.

Baca Juga: Bodebek Ajukan PSBB Tahap 2, Bupati Bogor Minta KRL Disetop Sementara

2. Masyarakat Vietnam dinilai tak jadikan masalah ekonomi sebagai alasan keluar rumah

Bupati Bogor: Saatnya Kita Meniru Vietnam untuk Perangi COVID-19Ilustrasi virus corona. pixabay.com/blendertimer-9538909

Ia bilang, kisah sukses Vietnam dalam menerapkan kebijakan lockdown patut dicontoh, mengingat kebijakan serupa yang juga berlaku di negara maju, semisal Italia dan Amerika Serikat, justru tampak tak berjalan efektif.

“Pengalaman Vietnam dan Amerika atau Italia sangat jelas, bahwa kunci melawan virus corona bukan pada status ekonomi kaya miskinnya sebuah negara, atau status modern atau tidaknya suatu negara, atau status tinggi rendahnya capaian teknologi suatu negara, “ kata Ade.

Ia menyadari, Vietnam tidak lebih dari Indonesia yang juga sama-sama didera masalah kemiskinan. Namun, alasan untuk tak berdiam diri di rumah karena urusan ekonomi, justru tak tercermin di laku masyarakat Vietnam.

“Gambaran masyarakatnya dalam batas-batas tertentu, beda-beda tipis dengan gambaran masyarakat Indonesia atau Kabupaten Bogor yang juga banyak warganya pergi ke Jakarta mencari nafkah,” katanya.

“Saatnya kita mencontoh kepatuhan dan disiplin warga Vietnam. Kalau Vietnam bisa, mengapa kita tidak,” ia menambahkan.

3. Jadikan Ramadan sebagai momentum memerangi pandemik secara total

Bupati Bogor: Saatnya Kita Meniru Vietnam untuk Perangi COVID-19Pexels.com/Markus Spiske

Perilaku disiplin untuk berdiam di rumah dan jaga jarak fisik, menurut Ade, begitu diperlukan karena kasus penularan COVID-19 kian bertambah tiap harinya. Di Kabupaten Bogor, penularan terjadi tidak hanya secara imported case atau penularan dari luar wilayah, namun sudah transmisi lokal. Di mana penularan sudah terjadi antar sesama warga dalam Kabupaten Bogor.

“Mari kita belajar dari Vietnam, saatnya kita juga patuh dan disiplin menjalankan PSBB, protokol kesehatan dan imbauan pemerintah lainnya, dan tetap di rumah,” pesan Ade.

Ia pun mengajak kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan momen bulan Ramadan sebagai titik balik dalam memerangi virus corona secara total. Jika dalam 30 hari Ramadan warga berhasil menahan diri sambil berdoa dan beribadah di rumah, maka virus corona akan kehilangan rantai penularan.

“Implementasinya, mari kita menahan diri, tidak hanya dalam hal makan, tetapi menahan diri untuk tidak tarawih di masjid atau musala, menahan diri untuk tidak mendekati kerumunan di pasar, membiasakan diri untuk menggunakan masker jika harus keluar rumah dan mencuci tangan sebelum menyentuh bagian wajah,” tutur Ade.

Baca Juga: Kronologi Satu Keluarga di Kabupaten Bogor Tertular Virus Corona

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya