Dapat 2.400 Alat, Kota Depok Siap Jalani Rapid Test COVID-19!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depok, IDN Times - Guna memutus mata rantai pandemik COVID-19, Pemerintah Kota Depok bersiap menggelar rapid test atau tes cepat dalam pekan ini. Kendati hari pelaksanaan tak lama lagi, Kepala Dinas Kesehatan Depok, Novarita, menuturkan bahwa segala hal yang berurusan dengan teknis masih belum rampung.
“Palingan Kamis, tapi teknisnya baru mau dirumuskan hari ini,” kata Novarita kepada wartawan, Rabu (25/3).
Dikatakannya, pelaksanaan rapid test berfokus di dua tempat dan tak semua warga Depok bisa mengikutinya, mengingat tujuan tes cepat sendiri mencari peta persebaran COVID-19 dari mereka-mereka yang dicurigai.
1. Berapa jatah alat rapid test buat Depok?
Setibanya 125.000 alat rapid test di Indonesia yang dikirim dari Tiongkok, segera pihak pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendistribusikannya ke pemerintah daerah. Dikabarkan sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat jatah alat tes cepat sekitar 10.000 set.
Kemudian Pemrov Jabar mengalokasikan alat tes ke setiap kabupaten dan kota yang termasuk zona rawan, seperti di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi serta kawasan Bandung Raya.
Kota Depok sendiri sudah menerima alat yang terbukti menekan penyebaran virus asal Tiongkok itu per hari ini, Rabu (25/3) dan mendapat jatah ribuan. “Sudah datang 2.400 alat rapid test. Tinggal kami atur teknis pelaksanaannya saja,” kata Novarita.
Meski alat sudah datang, namun kebutuhan penunjang lain pada waktu pelaksanaan belum datang, seperti alat pelindung diri (APD) dan masker bagi tenaga medis.
“Dari Kemenkes ke provinsi. Panjang banget rantainya, lama gak dateng-dateng,” ucapnya.
Baca Juga: Masyarakat Depok Rela Antre dari Subuh Beli Masker Seharga Rp4 Ribu
2. Rapid test batal di alun-alun Depok dan tes diutamakan bagi mereka dalam kondisi rawan
Editor’s picks
Wali Kota Mohammad Idris sebelumnya mengatakan rapid test berpusat di dua tempat, yaitu di alun-alun yang berada di kawasan Grand Depok City dan rumah sakit. Namun berselang sehari, Idris dalam rilis persnya mengatakan rapid test bakal berlangsung hanya di puskesmas dan rumah sakit.
“Untuk rapid test dilakukan di berbagai rumah sakit yang merawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan juga tenaga kesehatan yang tidak menggunakan APD lengkap saat kontak erat dengan pasien positif,” kata Idris.
Sedangkan, bagi mereka yang bersatus sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP), yang tengah menjalani isolasi mandiri diinstruksikan keluar rumah buat jalani rapid test.
“Di Puskesmas hanya untuk (ODP). Nanti yang bersangkutan itu dihubungin satu per satu melalui sambungan telepon,” kata Novarita.
Sementara itu, Ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan) Agung Nugroho, mengimbau setiap wilayah yang hendak menjalani rapid test di fasilitas publik, seperti puskesmas agar memperhatikan keselamatan.
“Pertama, tenaga medis harus dibekali APD, lalu harus disiapkan social distancing ketika mereka (yang jalani tes) mengantre, dan daerah sekitar puskesmas harus disterilisasi supaya tak menyedot atensi publik yang malah ujungnya mengundang kerumunan,” kata Agung, Selasa (24/3) malam.
3. ODP dan PDP berjumlah ratusan dan yang positif ada belasan
Rapid test di Kota Belimbing perlu segera dilakukan, mengingat persebaran virus corona kian meluas. Bersumber data dari laman ccc-19depok.go.id hingga Selasa malam menunjukkan sebanyak 440 orang berstatus ODP dan 142 orang termasuk sebagai PDP. Kemudian yang terkonfirmasi positif sebanyak 15 orang.
Jumlah di atas meningkat puluhan kasus dari hari sebelumnya, yang semulanya jumlah ODP di angka 121 orang dan PDP berjumlah 401 orang, serta yang terkonfirmasi positif 13 orang.
Baca Juga: Pemprov Jabar Wacanakan Lockdown karena Corona, Pemkot Depok Sepakat!