Filosofi Sunda dalam Menekan Kasus COVID-19 ala Bupati Bogor

Filosofi itu bernama silih asah, slih asih, dan silih asuh

Bogor, IDN Times - Bupati Bogor Ade Yasin meyakini pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bakal berjalan efektif ketika perilaku jaga jarak fisik atau physical distancing dilakukan oleh setiap masyarakat. Dengan begitu, jumlah kasus penularan COVID-19 bisa menurun dan pada akhirnya pandemik akan berlalu.

Menjaga jarak fisik, kata dia, begitu penting diterapkan di tengah masyarakat. Sebab, kasus penularan virus corona tidak hanya karena interaksi antara masyarakat Kabupaten Bogor dengan Jakarta atau imported case, penularan sudah terjadi di antara sesama warga dalam wilayah atau local transmission.

Ia menjelaskan pihaknya punya cara tersendiri dalam menegakkan aturan PSBB, seperti bagaimana menekan pergerakan warga maupun menerapkan perilaku disiplin mengenakan masker setiap kali mereka yang bepergian ke luar rumah.

Baca Juga: Kronologi Satu Keluarga di Kabupaten Bogor Tertular Virus Corona

1. Konsep silih asah, slih asih, dan silih asuh jadi pendekatan alternatif meningkatkan kesadaran masyarakat

Filosofi Sunda dalam Menekan Kasus COVID-19 ala Bupati BogorWarga melintas di depan mural bertema COVID-19 di Kampung Kemlayan, Serengan, Solo, Jawa Tengah, Senin (20/4/2020). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Langkah represif dengan memberikan sanksi, menurut dia, jadi hal yang semestinya dilakukan dalam mengatasi segala pelanggaran selama PSBB. Namun aksi represif saja tak cukup untuk mendongkrak kesadaran warga. Baginya, langkah normatif mesti dibarengi dengan kearifan lokal milik warga Sunda.

Adalah konsep silih asah, silih asih, silih asuh yang disebut Ade sebagai kultur dan falsafah hidup kebanyakan orang Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Bogor. “Konsep silih asah, silih asuh, silih asih ini sangat mengena karena masalah corona bukan hanya masalah kesehatan, atau masalah ekonomi, tetapi juga masalah kemanusiaan,” kata Ade dalam keterangan terulis yang diterima IDN Times, Kamis (30/4).

2. Membutuhkan campur tangan banyak pihak dalam mengamalkan falsafah khas Sunda itu

Filosofi Sunda dalam Menekan Kasus COVID-19 ala Bupati BogorANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Silih asah yang berarti saling melatih atau membuat pintar, silih asih yang berarti saling sayang menyayangi, dan silih asuh yang berarti saling memelihara, merupakan tiga laku yang jadi satu kesatuan pembentuk budaya hidup masyarakat dengan peradaban luhur khas Tanah Priangan.

“Saya mengajak silih asuh dengan saling mengasuh, mengayomi, membimbing satu sama lainnya. Saya mengajak silih asih dengan saling mencintai satu sama lainnya, saling menunjukkan kepedulian, memberikan apa yang dibutuhkan dengan tulus,” tutur dia.

Dalam hal ini, falsafah hidup warga Sunda tersebut bisa terwujud, bilamana para tokoh masyarakat turut tangan untuk membimbing warga.

“Saya mengajak para tokoh masyarakat mulai dari alim ulama atau tokoh dari tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa, RT dan RW, untuk silih asah atau saling bertukar ilmu, satu sama lain mengajarkan apa yang diketahui dan kuasai,” katanya.

“Mari kita buktikan bahwa tradisi yang sudah diketahui secara turun temurun ini dapat menjadi senjata ampuh untuk melawan COVID-19 yang masih merajalela,” lanjut dia.

3. Belum ada tanda-tanda penurunan kasus COVID-19, meski PSBB sudah diperpanjang

Filosofi Sunda dalam Menekan Kasus COVID-19 ala Bupati BogorPenanganan terkait dugaan pasien terpapar virus corona di RSHS. IDN Times/Debbie Sutrisno

Kesadaran masyarakat dalam menjalankan segala hal yang termaktub dalam aturan PSBB utamanya menjaga jarak fisik dan memakai masker jadi krusial peranannya. Sebab, hingga kini, belum ada tanda-tanda penurunan kasus COVID-19 di Kabupaten Bogor, meski sekarang PSBB sudah memasuki fase kedua.

Menilik data dari Crisis Center COVID-19 Kabupaten Bogor, terdata ada total 118 orang yang positif virus corona per Kamis (30/4), atau bertambah 4 orang dari hari sebelumnya. Dari jumlah itu 11 orang di antaranya meninggal dunia.

Penambahan juga terjadi dalam kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan total 1.005 orang atau bertambah 20 orang dari hari sebelumnya, di mana 31 orang di antaranya meninggal dunia. Sedangkan total kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 1320 orang atau bertambah 6 orang dari hari sebelumnya.  

Sementara zona merah atau tempat penyebaran kasus positif COVID-19 sudah menyebar di 14 dari 40 kecamatan, yakni di Bojonggede, Cibinong, Jonggol, Citereup, Cileungsi, Gunungputri, Parungpanjang, Kemang, Ciampea, Ciomas, Ciseeng,  Babakanmadang, Tajurhalang dan Ciawi.

Baca Juga: Bupati Bogor: Saatnya Kita Meniru Vietnam untuk Perangi COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya