IDI Desak Pemkot Depok Maksimalkan RSUD Jadi Rujukan Pasien COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depok, IDN Times - Pemerintah Kota Depok dinilai lamban dalam penanganan COVID-19. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto Rahman mengatakan penambahan kasus positif yang kian masif tak disikapi dengan mitigasi yang jelas.
Dia menilai percepatan penularan COVID-19 yang terjadi seharusnya sejalan dengan langkah penanggulangan berupa penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai. Sayangnya, kesiapan rumah sakit yang ada begitu minim dengan jumlah mereka yang terpapar.
“Pemerintah harus lihat kasus yang kian meningkat. Saat ini rumah sakit rujukan di Depok itu hanya ada di RS Bhayangkara (Brimob), RS Universitas Indonesia (tapi tidak semua bed) dan RSUD Depok juga (tidak semua bed). Ya kita lihat jumlah penduduk itu ada berapa. Kemudian yang kedua, kita lihat perkembangan jumlah ODP, PDP, dan positif itu berapa, sehingga kalau dihitung itu gak sesuai,” ucapnya kepada IDN Times, Senin (6/4).
1. Pemkot Depok didesak memaksimalkan fungsi RSUD sebagai tempat rujukan pasien COVID-19
Untuk diketahui, Pemkot Depok dalam penanganan COVID-19 mengalokasikan sekira Rp70 miliar. Dari anggaran itu, sekira Rp20 miliar dialokasikan untuk kebutuhan operasional dan penyediaan fasilitas bagi dua rumah sakit rujukan, yaitu RSUD Depok dan RSUI.
Dengan anggaran yang ada, kata Alif, fungsi RSUD semestinya bisa dimaksimalkan menampung sebanyak mungkin pasien positif atau PDP.
”RSUD depok itu kami harapkan dijadikan rumah sakit khusus COVID-19. Kenapa? Karena di sana ada gedung baru yang memungkinkan bisa menampung banyak pasien,” katanya.
Baca Juga: [UPDATE] IDI: 27 Dokter Meninggal Dunia, 18 Positif dan PDP COVID-19
2. Pemkot Depok diminta untuk menjalin kolaborasi dengan pihak swasta
Namun dia tak menampik bahwa fasilitas dan kapasitas RSUD masih belum siap. Akan tetapi, Pemkot Depok dituntut agar bisa menyiasati segala kekurangan di tengah persediaan yang ada.
“Pemkot Depok bisa bisa berkoordinasi dengan IDI dan dengan organisasi lain untuk bisa meminta bantuan. Kan kita punya rumah sakit juga banyak ya. Depok ini kan punya lebih dari 20 rumah sakit, kenapa kita gak bisa saling bantu? Masing-masing dari mereka bisa meminta bantuan terhadap rumah sakit dan itu prinsipnya kita sama-sama gotong-royong. Tidak hanya gotong-royong di masyarakat saja, tapi juga antara tenaga medis,” ucapnya.
3. Ribuan ODP, ratusan PDP, puluhan positif COVID-19
Kesiapan fasilitas kesehatan dalam hal ini RSUD begitu penting, karena penambahan kasus COVID-19 di Kota Depok terus bertambah setiap harinya. Merujuk data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 hingga Senin secara akumulatif, terdata sebanyak 65 orang terkonfirmasi positif atau bertambah 1 orang dari hari sebelumnya.
Begitu pun untuk jumlah PDP yang naik menjadi 541 orang atau bertambah 52 orang dari hari sebelumnya. Sedangkan untuk ODP mengalami lonjakan menjadi 2135 orang atau bertambah 79 orang dari hari sebelumnya.
Korban jiwa juga mengalami penambahan 3 orang dari hari sebelumnya menjadi 23 orang untuk kasus PDP. Sementara korban jiwa dari kasus terkonfirmasi positif jumlahnya tetap sama, yaitu 8 orang.
Baca Juga: Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di Karawang Penuh, Tenaga Medis Kurang