Petugas Medis di Depok Pakai Jas Hujan, di Mana Peran Pemkot?

Pemkot Depok mengaku belum dapat bantuan dari Pemprov Jabar

Depok, IDN Times - Rapid test atau tes cepat COVID-19 tengah berlangsung di Kota Depok. Pelaksanaan berpusat di dua tempat, yaitu di RSUD yang berada di bilangan Sawangan, dan puskemas yang tersebar di 11 kecamatan.

Pada Jumat (27/3), ratusan warga yang termasuk Orang Dalam Pemantauan (ODP, dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) yang jalani isolasi mandiri mengikuti rapid test di puskesmas.

Namun, jalannya tes cepat tak dibarengi dengan protokol penanganan yang berlaku. Sebab, jumlah alat pelindung diri (APD) yang tersedia tak sebanding dengan tenaga medis yang bertugas. Hal ini membuat posisi mereka dalam posisi rentan tertular.

Lalu, apa penyebab stok APD di Depok begitu terbatas? Padahal, sudah banyak kasus di Indonesia yang mengabarkan tenaga medis gugur saat bertugas, lantaran mereka tak dibekali APD yang memadai.

1. Bantuan APD dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tak kunjung datang

Petugas Medis di Depok Pakai Jas Hujan, di Mana Peran Pemkot?Petugas medis membawa seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terduga COVID-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Sumatera Utara, Rabu (18/3/2020). Saat ini pihak rumah sakit telah mengisolasi 10 orang PDP terduga COVID-19 dan tiga orang PDP telah dinyatakan negatif/sudah dipulangkan. ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana menjelaskan musabab di baliknya APD yang terbatas karena bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat begitu sedikit. Ditambah, Pemprov Jabar hingga sekarang belum mengirim APD, meski pelaksanaan rapid test sedang berjalan. 

“Kami belum menerima bantuan kiriman APD dari provinsi, sedangkan dari pemerintah pusat diberikan sangat terbatas bersamaan dengan alat rapid test,” kata Dadang dalam keterangan tertulisnya yang diterima IDN Times, Jumat (27/3) malam.

Faktor lain, dia melanjutkan, karena stok APD begitu langka di pasaran, meski Pemkot Depok sudah mencarinya sejak terbit wacana rapid test. Meski begitu, ia berdalih tengah mengusahakan pemenuhan APD di seluruh puskesmas. Sementara itu, kini puluhan tenaga medis di 11 puskesmas sedang harap-harap cemas akan keselamatan jiwanya, karena tak dibekali APD yang layak.

“Saat ini kami sedang melakukan pengadaan APD melalui anggaran Belanja Tidak Terduga termasuk untuk pemenuhan kebutuhan puskesmas-puskesmas,” katanya.

Baca Juga: Pemkot Depok Siap Pasok Logistik Warga yang Diisolasi karena COVID-19

2. Petugas medis bertaruh nyawa karena bergantung pada APD dari jas hujan

Petugas Medis di Depok Pakai Jas Hujan, di Mana Peran Pemkot?APD buatan penjahit rumahan di DIY. Dok Istimewa

Belakangan ini tersiar kabar, salah satu tenaga medis yang bertugas di puskesmas yang jadi lokasi rapid test, ternyata mengenakan APD dari jas hujan. Dadang tak menampik hal itu dan justru mengapresiasi kejadian demikian, alih-alih tak khawatir dengan keselamatan sang tenaga medis yang tengah berjuang.

“Kami akui bahwa itu adalah kreasi dan swadaya para tenaga kesehatan di tengah keterbatasan APD pada situasi yang sangat darurat, itulah bentuk perjuangan mereka para tenaga kesehatan, kita harus hargai dan ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas pengorbanan mereka,” tutur dia.

Minimnya stok APD juga dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Limo, Dokter Naweng. Perlu diketahui, puskesmas tersebut sudah terlebih dulu menjalani rapid test pada Kamis (26/3) kemarin.

Naweng menjelaskan, stok APD di puskesmasnya terbatas, sehingga anjuran satu kali pakai tak bisa dilakukan.

“Stok APD yang minim membuat kami harus berhemat. Karena seharusnya APD ini satu kali pakai buang,” ucapnya kepada wartawan, Kamis.

Baca Juga: 10 Meninggal karena COVID-19 di Depok, Pemkot Dinilai Tak Transparan

3. Puskesmas meminta-minta bantuan warga, Pemkot kemana?

Petugas Medis di Depok Pakai Jas Hujan, di Mana Peran Pemkot?Sumber: instagram/@puskesmaspengasinan

Minimnya stok APD di banyak puskesmas, membuat para petugas medis bersiasat menggalang bantuan di media sosial. Seperti yang dilakukan Puskesmas Pengasinan, Ratu Jaya, dan Tugu.

Melalui unggahan di akun Instagram-nya, mereka berharap uluran bantuan warga.

“Saat ini Tim Medis UPTD Puskesmas Ratu Jaya sangat membutuhkan APD dan multivitamin yang menunjang performa kami dalam melayani masyarakat. Kami sangat terbuka untuk menerima donasi dari teman-teman semua. Sedikit pemberian dari kalian sangat berarti untuk kami,” tulis akun @puskesmasratujaya.   

Sebagaimana berita sebelumnya, Pemkot Depok konon sudah menyiapkan sekira Rp20 miliar untuk masa tanggap darurat COVID-19. Akan tetapi, ke mana dana sebesar itu sekarang? Perlu diketahui, kasus kematian PDP virus corona di Depok hingga Jumat (27/3) sebanyak 10 orang. Kemudian positif virus corona yang meninggal dunia ada 2 orang. Ditambah, kasus ODP melonjak jadi 720 orang dan PDP sebanyak 193 orang.

Baca Juga: Masyarakat Depok Rela Antre dari Subuh Beli Masker Seharga Rp4 Ribu 

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya