Pihak Kampus Kabulkan Tuntutan, Aksi Mahasiwa Gunadarma Berbuah Manis!

“Perjuangan kami tidak sia-sia,” kata para mahasiswa

Depok, IDN Times - Demonstrasi sekitar 3.000 mahasiswa Universitas Gunadarma menuntut keadilan atas kebijakan kampus yang serampangan, berujung manis, Senin (9/3) kemarin. Semua tuntutan yang diperjuangkan bakal dipenuhi pihak kampus.

Hal itu tewujud setelah adanya audiensi terbuka antara mahasiswa dan jajaran rektorat. Berjam-jam kedua belah pihak saling lempar pandangan. Mahasiswa menuntut perubahan sistem, sementara orang rektorat berlindung di balik kebijakannya.

Tak jarang massa menyerukan “huu” tatkala rektorat berkilah atas kebijakannya. Dan bersorak seraya tepuk tangan ketika perwakilan mereka berhasil pukul balik argumen pihak kampus.

Namun akhirnya, audiensi terbuka yang berlangsung sedari pukul 15.00 hingga 22.00 WIB itu tidak sia-sia. Mahasiswa akhirnya pulang dengan kemenangan.

“Semua tuntutan kami diterima. Perjuangan kami tak sia-sia,” ucap salah satu mahasiswa yang juga jadi koordinator inti demonstrasi, Adeko Padre Saputra.

1. Kebijakan pecah blanko balik ke awal memakai sistem 50:50

Pihak Kampus Kabulkan Tuntutan, Aksi Mahasiwa Gunadarma Berbuah Manis!Penandatanganan nota kesepakatan antara mahasiswa dan pihak kampus. (IDN Times/Rohman Wibowo).

Sebelumnya, ada kebijakan pecah blanko terkait urusan bayar uang kuliah memakai sistem cicilan 70:30, yang berarti mahasiswa harus membayar sebesar 70 persen biaya SPP. Jika tak mampu bayar, mahasiswa terancam gagal lanjut kuliah dan ijazah mereka ditahan.

Hal itu kemudian ditentang, lantaran cicilan awal 70 persen dirasa memberatkan mahasiswa seiring biaya kuliah per semester yang terbilang mahal, yakni rata-rata menyentuh di atas Rp10 juta. Saat kebijakan tersebut diterapkan, tak semuanya mampu bayar cicilan awal, sehingga sekira 3.000 mahasiswa terancam “dicutikan” oleh kampus.

Akan tetapi kini, kata Adeko, kebijakan balik ke awal memakai sistem 50:50. Dan kampus tak lagi menjatuhkan sanksi “mencutikan” atau menahan ijazah bagi mahasiswa yang belum 100 persen bayar uang kuliah.          

“Tuntutan kami diterima. Sekarang kawan-kawan tak lagi berisiko gagal kuliah. Karena uang SPP yang belum lunas bisa dibayarkan di semester berikutnya,” kata mahasiswa fakultas teknik itu.

Baca Juga: Cuma Mahasiswa Gunadarma yang Bakal Paham dengan Hal Unik Ini!

2. Fasilitas kampus siap merata dan anggaran akan dikelola secara transparan

Pihak Kampus Kabulkan Tuntutan, Aksi Mahasiwa Gunadarma Berbuah Manis!Aksi massa mahasiswa Gunadarma. Mereka melakukan long march dari Kelapa Dua hingga ke Margonda, Depok. (IDN Times/Rohman Wibowo)

Meski biaya SPP melambung tinggi, fasilitas kampus menurut mahasiswa belum merata, sehingga menghambat jalannya kegiatan akademik.

Selama ini, mahasiswa Universitas Gunadarma cabang Bekasi dan Tangerang tak mempunyai ruang praktikum. Acap kali, mereka harus jauh-jauh ke kampus cabang Depok guna ikut praktikum.

Setelah adanya demonstrasi, yang berujung audiensi, pihak kampus segera memperbaiki ketimpangan dalam fasilitas antar wilayah.

Setali tiga uang, tuntutan untuk transparansi anggaran pun terkabul. Dalam seminggu ke depan, kata Adeko, pihak kampus bakal membeberkan kejelasan audit anggaran.

3. 3. Proses tak mengkhianati hasil

Pihak Kampus Kabulkan Tuntutan, Aksi Mahasiwa Gunadarma Berbuah Manis!Atribut orasi mahasiswa yang menentang kebijakan kampus. Salah satunya tampak tertulisn ‘Orang miskin jangan kuliah di sini’ (IDN Times/Rohman Wibowo)

Bukan perkara gampang buat memobilisasi ribuan massa hingga akhirnya bisa mengubah kebijakan kampus. Juru bicara aksi, Ahmad Wahyudi, menuturkan butuh waktu 2 minggu untuk konsolidasi, sebelum akhirnya ribuan mahasiswa tergerak hatinya turun aksi.

Padahal, menurut sumber internal yang namanya tak mau disebut, Gunadarma sangat tegas menindak mahasiswanya yang ikut demonstrasi menentang kebijakan kampus.

“Bisa kena drop out (DO) itu mahasiswa kalau demo,” katanya.

Namun, ancaman DO seolah tak menciutkan tekad mahasiswa buat menentang kebijakan sewenang-wenang kampus. Hal itu bisa tampak dengan begitu rapinya mobilisasi massa, baik secara luring atau pun daring.

Seminggu sebelum demonstrasi, akun media sosial yang berisikan mahasiswa Gunadarma saban hari menyuarakan apa yang jadi kegelisahan.

Mereka memanfaatkan media sosial dan membuat konten yang sekiranya bisa menyedot atensi serta memantik sisi aktivisme mahasiswa atas kondisi kampus yang sedang tak baik-baik saja.

Seperti dalam salah satu unggahan media sosialnya yang tertulis, “Mata kuliah hari ini mata kuliah demokrasi. Kosongkan kelas. #Gunadarma berbenah,” tulis akun Instagram @anakgundarcom.

Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Gunadarma Unjuk Rasa, Jalan Margonda Sempat Lumpuh

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya