PSBB Hampir Sepekan, 2.500 Supir Angkot di Depok Belum Terima Bansos

Keluhan sudah disampaikan, tapi Pemkot belum merespons

Depok, IDN Times - Kota Depok memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona pada Rabu (15/4). Sejumlah aturan pun mulai diberlakukan, seperti pembatasan jam operasional kendaraan umum. Jumlah penumpang pun dibatasi.

Pembatasan jam operasional dan jumlah penumpang angkutan umum memang bisa mengurangi risiko penularan COVID-19 dalam moda transportasi massal. Namun di sisi lain aturan tersebut juga membuat para sopir angkot menjerit.

Sebab pembatasan jam operasional membuat angkutan umum kini hanya boleh beroperasi pukul 06.00-18.00 WIB. Aturan pembatasan jumlah penumpang semakin menambah penderitaan para sopir.

Sementara itu bantuan sosial tak kunjung mereka dapatkan. Padahal Ketua Organda Depok menyebut ada 2.500 sopir angkot di Depok yang terimbas aturan ini.

1. Sudah berulang kali mengadu ke Pemkot, tapi tak kunjung berbalas

PSBB Hampir Sepekan, 2.500 Supir Angkot di Depok Belum Terima BansosPerwakilan Organda dan supir angkot di Depok (IDN Times/Rohman Wibowo)

Pemkot Depok sudah mendata 30 ribu kepala keluarga (KK) yang berhak memperoleh bantuan sosial (Bansos) sebagai konsekuensi salah satu daerah yang memberlakukan PSBB. Bantuan itu berupa uang tunai senilai Rp250 ribu dari alokasi anggaran Rp7,5 miliar yang disiapkan sebagai jaring pengaman sosial bagi warga miskin dan rentan miskin.

Namun Sekretaris Organisasi Angkatan Darat (Organda) M. Hasyim mengatakan para sopir yang terdata di Organda, belum satu pun menerima bantuan itu, meski mereka termasuk kelas ekonomi rentan miskin.

“Sudah berapa hari ini Depok memberlakukan PSBB, tapi tidak ada kejelasan kapan bantuan langsung itu diterima oleh para pengemudi. Padahal Organda secara kelembagaan sudah menyampaikan secara data semua sopir yang ada di jalur Kota Depok ke pemerintah,” kata Hasyim kepada wartawan, Selasa (21/4).

Sebelumnya, Hasyim sudah berupaya berulang kali menyampaikan aspirasi dari para sopir yang mengeluhkan penghasilannya jauh berkurang selama PSBB. Ia berujar sudah berkomunikasi dengan Dinas Sosial hingga ke Wali Kota Mohammad Idris, akan tetapi hingga kini belum mendapat respons.

Melihat Pemkot Depok yang belum juga merespons aspirasi, kata dia, ribuan sopir sempat ingin menggelar aksi massa dengan memarkirkan angkot di depan Balai Kota Depok. Akan tetapi, hal itu urung terjadi selepas pihaknya memberi penjelasan dan akan makin getol menyuarakan aspirasi mereka ke pemerintah.   

Baca Juga: Bansos Rp600 Ribu untuk Warga Luar Jabodetabek Cair Akhir April 

2. Merasa dibedakan dengan supir ojek online

PSBB Hampir Sepekan, 2.500 Supir Angkot di Depok Belum Terima BansosRibuan supir angkot di Depok belum terima bansos (IDN Times/Rohman Wibowo)

Ia mengatakan ada perbedaan perlakuan pemerintah antara sopir angkot dan pengemudi ojek online (online) dalam hal jatah pemberian bantuan.

Sebab, yang selama ini digaungkan pemerintah bakal memberikan perhatian kepada pengemudi ojol, seperti program subsidi biaya bahan bakar.

“Pemerintah, kapan mereka mendapatkan haknya, sementara pihak yang mendapat perlakuan khusus seperti ojol diprioritaskan mendapat subsidi ojol dan lain-lain,” keluh Hasyim.

“Ini menimbulkan kecemburuan dari para pengemudi kenapa hanya ojol. Mereka berpikir pejabat yang sekarang menjabat naiknya angkot zaman dulu bukan?” tanya Hasyim.

3. Para sopir di Depok menagih janji Pemkot

PSBB Hampir Sepekan, 2.500 Supir Angkot di Depok Belum Terima BansosRibuan supir angkot di Depok menagih bansos dari pemerintah (IDN Times/Rohman Wibowo)

Ia lantas mengharapkan Pemkot Depok lebih adil dengan mendengar aspirasi para sopir angkot yang selama ini menanti bantuan.

“Untuk Pemkot Depok, ayo dong kami diperhatikan masyarakat angkot yang saat ini sudah memberikan kontribusi terhadap pembangunan Kota Depok. Segera dicairkan bantuannya,” ia menambahkan.

Baca Juga: Sopir Angkot dan Bus Hingga Tukang Becak Dapat Rp600 Ribu

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya