5 Millennials Ini Bicara Soal Pilpres 2019, Golput atau Nyoblos?

#MillennialsMemilih Coba dipikirkan baik-baik...

Artikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke fitur #MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan kepada redaksi IDN Times.

Surabaya, IDN Times - Menjelang Pilpres 2019, salah satu yang jadi kekhawatiran adalah golput atau tidak memilih. IDN Times pun bertanya kepada lima millennials di sejumlah kota, dari Surabaya hingga Bengkulu, tentang keputusan mereka sejauh ini. Apakah sudah menentukan pilihan? Atau memutuskan golput? Begini jawaban-jawaban mereka:

1. Rio (28 tahun), Bengkulu: Sudah yakin pada pilihan dan akan mencoblos pada 17 April mendatang

5 Millennials Ini Bicara Soal Pilpres 2019, Golput atau Nyoblos?unsplash.com/Element5 Digital

Rio, seorang karyawan perusahaan swasta di Bengkulu, mengaku dirinya sudah menentukan pilihan pasangan capres dan cawapres mana yang akan dipilih. Bahkan, laki-laki 28 tahun tersebut menyebutkan akan mencoblos pada 17 April mendatang.

Ketika ditanya mengapa tidak golput, Rio menjawab, "Karena buat gue, golput itu tidak akan mengubah apa-apa. Orang yang komplain pemerintah sekarang sih gak hanya pemilih lawan politik pemerintah yang menjabat, tapi juga orang-orang golput."

"Mereka teriak ini itu, tapi mereka sendiri gak berpartisipasi untuk setidaknya membuat yang kurang baik jangan naik ke atas," dia melanjutkan. 

Keyakinan Rio pada pilihannya pun ternyata tidak dipengaruhi orang-orang terdekat. "Aku memang nyari dan lihat sendiri sih."

Baca Juga: Ajak Masyarakat Tidak Golput, PSI: Mau Punya Presiden Kayak Trump?

2. Lilik (28 tahun), Gresik: Belum tahu apakah akan memilih

5 Millennials Ini Bicara Soal Pilpres 2019, Golput atau Nyoblos?pixabay

Perempuan asal Malang, Jawa Timur, yang kini bekerja di Gresik itu mengaku belum memutuskan akan menggunakan hak pilihnya atau tidak. "Aku masih galau. Karena pada dasarnya aku juga gak senang pemilu," kata dia, sambil menyebutkan golput sebenarnya, "juga gak baik".

Pria 28 tahun itu mengatakan alasan mendasar mengapa ia enggan menyoblos pada Pilpres 2019 adalah karena merasa tidak ada perbedaan yang ia rasakan, meski ia menggunakan hak pilihnya maupun tidak.

3. Tita (26 tahun), Surabaya: Cenderung tidak memilih karena pesimis dengan dua pasangan kandidat

5 Millennials Ini Bicara Soal Pilpres 2019, Golput atau Nyoblos?Pixabay

"Aku masih harus mempertimbangkan apa harus golput lagi," ungkap perempuan yang berasal dari Klaten tapi bekerja di Surabaya itu. Saat ditanya mengapa ia mempertimbangkan untuk golput, Tita mengatakan, "Aku selama ini golput karena memang merasa hopeless sama pemerintah. Aku tahu itu gak baik, cuma gak rela aja ngasih suara buat orang-orang macem gitu."

Selain terhadap pemerintah, Tita juga kecewa kepada oposisi yang saat ini ia rasa semakin buruk. "Nah, periode ini sumpah beda banget. Periode kemarin porsi berita hoaks dan penggiringan opini masih belum semasif ini. Tapi kalau periode ini ya Allah aku lebih hopeless dari periode kemarin. Hopeless-nya lebih tertuju ke bigotnya sih."

Meski begitu, ada hal yang masih mungkin membuatnya berubah pikiran. "Mungkin [akan memilih]. Kalau nanti mau ikut pemilu di Surabaya juga dipersulit—karena aku masih terdaftar pencoblos di Klaten. Kalau bisa ngurus coblosan di Surabaya, aku pasti nyoblos."

4. Hayu (29 tahun), Jakarta: Sudah memantapkan pilihan berdasarkan isu-isu yang dipedulikan

5 Millennials Ini Bicara Soal Pilpres 2019, Golput atau Nyoblos?Pixabay

Hayu mengaku memiliki tiga kriteria dalam menentukan pasangan capres-cawapres mana yang akan dia dukung. "Satu, aku melihat dari pemberitaan di media. Dua, partai pendukungnya. Tiga, yang kelihatan concern soal pemindahan ibu kota," kata perempuan yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil ini.

Ia menjelaskan bahwa semua informasi tentang dua pasang kandidat diperoleh dari media, bukan orang-orang di sekitarnya seperti keluarga. Kemudian soal kriteria kedua, ia mengatakan, "Yang aku liat sih gak hanya aksi si paslon, tapi aksi dan reaksi dari partai pendukung juga." Soal pindah ibu kota, Hayu berseloroh, "Jakarta sudah jenuh, babe! Pusat bisnis dan politik memang seharusnya dipisah."

5. Frisca (28 tahun), Samarinda: Akan memilih pemimpin yang memang sudah melakukan perubahan nyata

5 Millennials Ini Bicara Soal Pilpres 2019, Golput atau Nyoblos?unsplash.com/Arnaud Jaegers

Bagi perempuan yang berprofesi sebagai dosen di sebuah universitas di Samarinda ini, pembuktian bersifat penting dalam menentukan pilihan. Dan menurutnya, petahana sudah membuktikan perubahan sehingga ia dengan gamblang mengatakan akan tetap memilihnya pada 2019 nanti.

"Sebagai warga Kalimantan, baru di era petahana ini kami merasakan pembangunan di daerah kami. Bahkan, tol Samarinda-Balikpapan yang mangkrak bertahun-tahun tanpa alasan yang jelas akhirnya mendapat kepastian kapan sudah bisa digunakan atas desakan beliau kepada Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak," jelasnya.

Baca Juga: Mengungkap di Balik Perang Tagar Jelang Pilpres 2019

Topik:

  • Rochmanudin
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya