Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?

Di Amerika Serikat 'Make America Great Again' dinilai rasis

Artikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke fitur #MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan kepada redaksi IDN Times.

Jakarta, IDN Times - Sudah jadi sesuatu yang lumrah ketika kampanye petahana mendapatkan tantangan dari pihak oposisi. Salah satu yang paling mudah diserang adalah kondisi ekonomi. Inilah yang dilakukan oleh capres nomor urut dua, Prabowo, terhadap Jokowi.

Sebenarnya Prabowo menjadikan isu ekonomi sebagai amunisi untuk memenangkan kontestasi sejak menjadi peserta Pilpres 2009. Namun, ada yang berbeda kali ini. Mantan orang nomor satu di Kopassus itu memakai slogan 'Indonesia First' serta 'Make Indonesia Great Again' yang mirip jargon Donald Trump saat Pilpres Amerika Serikat, yaitu 'Make America Great Again' (MAGA).

1. Prabowo menolak disebut menjiplak Trump

Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?Twitter.com/realDonaldTrump

"Kenapa kok bangsa Indonesia tidak berani mengatakan bagi bangsa Indonesia: 'Indonesia First', 'Make Indonesia Great Again'," kata Prabowo dalam sambutannya di Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Rakernas LDII) pada Kamis (11/10).

Awak media pun menanyakan kenapa Prabowo memilih slogan yang akrab dengan Trump tersebut. Ia membantah bahwa dia meniru presiden Amerika Serikat itu. "Kok jiplak sih? Kamu yang suruh nanya itu siapa? Kamu darimana? Kok jiplak sih?" jawabnya sehari kemudian ketika ditemui para reporter di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Tak lama setelahnya, Prabowo menuliskan penjelasan di akun Facebook pribadinya tentang kontroversi 'Make Indonesia Great Again' ini. Dalam tulisan itu, Prabowo mengaku sudah memakai slogan dengan pengertian yang sama, yaitu Membangun Kembali Indonesia Raya, pada 2007.

Baca Juga: Jokowi Komentari Slogan Prabowo "Make Indonesia Great Again"

2. Membangun Kembali Indonesia Raya fokus pada isu ekonomi

Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?IDN Times/Fitria Madia

Ada delapan rencana besar dalam Membangun Kembali Indonesia Raya yang dicanangkan Prabowo. Secara umum, rencana itu berpusat pada perekonomian. Contohnya, menurut Prabowo, jika ia menjadi presiden maka akan ada "dua juta Ha lahan baru untuk meningkatkan produksi beras, jagung, kedelai, tebu yang dapat memperkerjakan 12 juta orang".

Kemudian, ia akan "melarang penyaluran kredit bank pemerintah untuk pembangunan perumahan dan apartemen mewah, mall, serta proyek-proyek mewah lainnya". Semua janji ini berhaluan kiri sesuai dengan keinginannya untuk menyingkirkan paham ekonomi neo-liberal yang ia klaim diadopsi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

3. Sebelum Trump, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan pernah menggunakan slogan 'Make America Great Again'

Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?Instagram.com/realdonaldtrump

Tidak salah jika orang-orang langsung teringat kepada Trump ketika Prabowo menyebut 'Make Indonesia Great Again'. Pasalnya memang Trump tak hanya mempopulerkannya dengan bantuan media sosial, tapi juga dalam bentuk merchandise seperti topi.

 Tapi kamu perlu tahu bahwa sebelum Trump,  slogan "Make America Great Again" sudah pernah dipakai oleh Reagan.

Sepanjang kampanye Pilpres Amerika Serikat pada 1980, Reagan menyerang petahana, saat itu adalah Jimmy Carter, dengan mengeluarkan pernyataan: "Bagi mereka yang meninggalkan harapan, kami akan mengembalikan harapan itu dan kami akan menyambutnya dalam sebuah pertarungan nasional luar biasa untuk membuat Amerika hebat kembali."

Sama seperti Prabowo yang membantah bahwa ia menjiplak, Trump juga menolak disebut meniru Reagan. Dalam wawancara dengan Washington Post, Trump mengaku terpikir slogan itu pada 2011 ketika Barack Obama menang dari kandidat Partai Republik, Mitt Romney.

4. 'Make America Great Again' dipandang rasis oleh sejumlah pihak

Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?Instagram.com/realdonaldtrump

Slogan 'Make America Great Again' pun meroket seiring dengan popularitas Trump di berbagai media yang juga melonjak karena komentar-komentar bernada cemoohan terhadap lawan-lawan politiknya. Dengan slogan itu, Trump mengirimkan propaganda kepada masyarakat Amerika Serikat bahwa negara mereka yang dulu hebat, kini telah hancur.

Propaganda itu berdengung dan diterima oleh warga yang merasa dipinggirkan oleh pemerintahan Partai Demokrat sejak 2008. Apalagi kelompok ini punya sentimen exceptionalism di mana mereka merasa Amerika Serikat adalah negara nomor satu di dunia.

Tak sedikit orang yang kemudian yakin 'Make America Great Again' itu rasis. Misalnya, slogan itu bisa berarti keinginan untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai negara di mana orang kulit hitam serta imigran adalah warga kelas dua. 

Slogan itu juga bisa bermakna lain bagi kelompok Kristen Evangelikalisme. Bagi mereka, dogma-dogma Kristen harus mendikte kehidupan masyarakat sehari-hari. Rapper kulit hitam Pusha-T bahkan menyebutnya "Ku Klux Klan masa kini" dalam album barunya. Ia juga mempertanyakan "kapan Amerika Serikat pernah hebat?"

Baca Juga: #MillennialsMemilih Diluncurkan, Kubu Jokowi dan Prabowo Suarakan Anti Hoaks

5. Kapan Indonesia pernah hebat? Menurut Sandiaga Uno adalah ketika zaman Sriwijaya dan Majapahit

Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Semangat nasionalisme selalu jadi senjata favorit para politisi ketika maju dalam pemilu. Bagi Sandiaga, inilah yang ingin ditunjukkan oleh Prabowo. Ketika diminta berkomentar tentang slogan 'Make Indonesia Great Again', Sandiaga menjawab, "Kita pernah jaya lho! Zamannya [kerajaan] Sriwijaya kita jaya. Zamannya [kerajaan] Majapahit kita jaya."

Hanya saja, ketika zaman kerajaan Sriwijaya maupun Majapahit belum ada negara bernama Indonesia. Ia melanjutkan, "Zaman pada saat pertumbuhan ekonomi yang kita pernah capai tujuh sampai delapan persen, kita pernah jaya. Kita raja ekspor. Indonesia dikenal di luar negeri sebagai negara yang luar biasa kuat ekonominya," tambahnya.

Baca Juga: Kunjungi Surabaya, Sandiaga Uno: Saya Makan Sop Buntut Dinosaurus

6. Bagi Prabowo, zaman pemerintahan Soekarno dan Suharto adalah masa keemasan Indonesia

Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?IDN Times/Nofika Dian

Sementara itu, dalam penjelasannya di Facebook, Prabowo sempat menyebut bahwa pada "pada masa Bung Karno, kita berusaha mengembalikan kejayaan bangsa lewat usaha membangun kembali tatanan baru dunia" dengan, salah satunya, mendirikan gerakan Non-Blok.

Pada pemerintahan Suharto, menurut Prabowo, "stabilitas ekonomi terjaga, pertumbuhan ekonomi tinggi, kita melakukan swasembada pangan bahkan kita disebut-sebut sebagai salah satu negara Macan Asia".

Ia pun menyinggung perbedaan besar ketika demokrasi masuk usai lengsernya Suharto. Menurutnya, sekarang kepastian hukum sudah langka, begitu juga dengan kepemimpinan yang kuat. Dengan kata lain, menurut Prabowo, Indonesia yang hebat adalah Indonesia ketika Soekarno dan Suharto masih menjadi pemimpin, dan ia ingin mengembalikan situasi itu.

7. Bersediakah Indonesia kembali ke masa itu?

Memaknai Slogan 'Make Indonesia Great Again,' Ikuti Trump?Istimewa

Nostalgia terhadap era kepemimpinan Soekarno dan Suharto bukan hal baru. Masih ada orang-orang yang menilai di masa-masa itu Indonesia adalah negara hebat. 

Namun, di masa-masa itu juga sejarah kelam dicatatkan oleh negara. Mulai dari adanya Ketetapan MPRS Nomor III/MPRS/1963 yang menjadikan Soekarno sebagai presiden seumur hidup—dengan kata lain meniadakan pemilu langsung—hingga pembantaian 1965 dan penculikan-penculikan aktivis pada era Orde Baru. 

Di masa Suharto juga Indonesia menandatangani kesepakatan paket pinjaman utang dengan International Monetary Fund atau IMF yang dampaknya terasa hingga bertahun-tahun setelah ia lengser.

"Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara," tulis Prabowo di Facebook pribadinya. 

Namun, publik tidak lupa soal diamnya Prabowo ketika politik identitas dimainkan saat Pilkada DKI Jakarta pada 2017 lalu. Bahkan, ia berada dalam satu kubu dengan mereka yang menyuarakan soal pribumi dan pelarangan non-Muslim menjadi pemimpin.

Pertanyaannya sekarang: siapkah Indonesia untuk "membuat Indonesia hebat kembali" seperti versi Prabowo? Bagaimana dengan kamu?

Baca Juga: Jejak Kontroversi IMF di Indonesia

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya