Presiden Taiwan: Tiongkok Harus Hadapi Realita Hasil Pemilu

Presiden Tsai Ing-wen tegaskan Taiwan adalah negara merdeka

Taipei, IDN Times - Presiden terpilih Taiwan, Tsai Ing-wen, meminta Tiongkok untuk berhenti memaksaan agar keduanya bersatu di bawah otoritas Beijing. Tsai, politisi pro-kemerdekaan Taiwan, kembali terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden melalui pemilu yang berlangsung pekan lalu.

Hasil tersebut dianggap sebagai tamparan untuk Tiongkok yang sejak lama berusaha untuk melakukan unifikasi dengan Taiwan. Presiden Xi Jinping juga menawarkan Taiwan apa yang disebut "one country, two systems" seperti yang terjadi di Hong Kong.

1. Tsai mengatakan Tiongkok harus "menghadapi realita"

Presiden Taiwan: Tiongkok Harus Hadapi Realita Hasil PemiluPendukung Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan calon wakil presiden Partai Progresif Demokratik (DPP) William Lai menghadiri reli kampanya menjelang pemilihan presiden di Taoyuan, Taiwan, pada 8 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Usai dinyatakan kembali memenangkan Pemilu pada Sabtu (11/1), Tsai menegaskan bahwa Tiongkok harus "menghadapi realita" bahwa Taiwan hanya mau untuk merdeka. Oleh karena itu, Beijing perlu "mengevaluasi" apa yang mereka lakukan.

"Kami berharap Tiongkok bisa benar-benar mengerti pendapat dan keinginan yang ditunjukkan oleh rakyat Taiwan pada pemilu kali ini serta mengevaluasi kebijakan-kebijakan mereka saat ini," kata Tsai, seperti dikutip The Guardian.

2. Tsai pernah mengatakan Taiwan sudah merdeka

Presiden Taiwan: Tiongkok Harus Hadapi Realita Hasil PemiluPresiden Taiwan Tsai Ing-wen menghadiri kampanye menjelang pemilihan presiden di Chiayi, Taiwan, pada 7 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Tsai juga menegaskan Taiwan adalah negara merdeka sehingga tidak ada lagi yang perlu dinegosiasikan dengan pihak mana pun, termasuk Beijing. Segala usaha untuk menekan Taiwan juga akan dilawan oleh karena itu Tsai menilai Tiongkok selayaknya menunjukkan hormat.

"Kami tak butuh mendeklarasikan diri kami sebagai suatu negara merdeka," tuturnya setelah menang. "Kami adalah sudah menjadi negara merdeka dan kami menyebut diri kami sendiri Republik Tiongkok, Taiwan."

Baca Juga: Menperin Kawal Investasi Taiwan agar Industri Manufaktur Terdorong

3. Tiongkok mengklaim kepastian unifikasi dengan Taiwan

Presiden Taiwan: Tiongkok Harus Hadapi Realita Hasil PemiluPresiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan keterangan kepada media setelah pidato langsung kebijakan kedua menjelang pemilu pada Januari mendatang di Taipei, Taiwan, pada 25 Desember 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Ann Wang

Seperti dilaporkan kantor berita Xinhua, dalam perjalanan diplomatik ke Afrika pada Senin (13/1) Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi berkata bahwa "unifikasi dua sisi yang terpisah selat adalah suatu sejarah yang tak bisa dihindari".

Lebih lanjut, ia menilai siapa pun yang melawan ini akan "mengeluarkan bau selama 10.000 tahun". Ungkapan itu berarti bahwa yang menolak unifikasi akan menderita. Pernyataan Wang menegaskan kembali pendirian Presiden Xi Jinping selama ini.

Ia bahkan mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk mencegah Taiwan benar-benar memerdekakan diri secara formal dan diakui dunia internasional. Tsai sendiri tak gentar dengan berbagai cara yang dipakai Tiongkok.

Baca Juga: Hari Ini, 11 Januari, Taiwan Siap Adakan Pemilu 2020

4. Tsai berjanji membela kedaulatan Taiwan

Presiden Taiwan: Tiongkok Harus Hadapi Realita Hasil PemiluDaftar calon kandidat dipajang di depan tempat pemungutan suara saat berlangsungnya pemilihan umum di New Taipei City, Taipei, Taiwan, pada 11 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Tyrone Siu

Dalam pidato kemenangannya yang dikutip Focus Taiwan, Tsai berterima kasih karena rakyat "memilih nilai-nilai demokratis dan progresif, serta memilih jalan reformasi dan persatuan". Dengan ini ia seperti ingin menegaskan bahwa hasil Pemilu kian memperjelas Taiwan takkan bisa disamakan dengan Tiongkok.

Tsai menekankan pemerintahannya akan "terus bekerja untuk menjaga keamanan negara dan mempertahankan kedaulatan" Taiwan. Ia tak lupa menyinggung Tiongkok yang menekan adanya model "one country, two systems" untuk Taiwan, meski ia kembali menegaskan bahwa itu "sama sekali tidak bisa diterima".

"Di hadapan niat Tiongkok untuk secara sepihak mengubah status quo lintas selat, Taiwan tak punya pilihan lain tapi terus menguatkan mekanisme pertahanan demokrasi kita, serta menetapkan kapabilitas pertahanan nasional yang bisa memastikan keamanan di Selat Taiwan," katanya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Tiongkok Klaim Unifikasi dengan Taiwan Kepastian Sejarah

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya