Kasus COVID-19 Terus Bertambah, Kota Bogor Kekurangan Ventilator

Pemkot Bogor siap dukung produksi ventilator lokal

Bogor, IDN Times - Seiring bertambahnya jumlah pasien COVID-19 di Kota Bogor, Jawa Barat, diiringi pula meningkatnya jumlah kebutuhan ventilator, membuat alat bantu pernapasan yang tersedia di sejumlah rumah sakit di Kota Hujan ini masih minim.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, dari 21 rumah sakit rujukan pasien COVID-19, hanya ada 95 alat ventilator.

Baca Juga: Kota Malang Tak Miliki Cukup Ventilator untuk Tangani COVID-19 

1. Minim ventilator karena terkendala biaya

Kasus COVID-19 Terus Bertambah, Kota Bogor Kekurangan VentilatorPeresmian Robot Ventilator Buatan Institus Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (7/4). Dok. Humas ITS

Kebutuhan alat bantu pernapasan kian meningkat sejalan dengan jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Bogor yang bertambah. Karena untuk memenuhi kebutuhan ventilator perlu biaya besar.

"Sekarang saja pasien aktif sudah di atas 1.000 orang. Kebutuhan ventilator juga terus meningkat, tapi kan terkendala biaya, karena mahal," ujar Dedie.

2. Pemkot Bogor dukung produksi ventilator buatan lokal

Kasus COVID-19 Terus Bertambah, Kota Bogor Kekurangan VentilatorRobot Ventilator Buatan Institus Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dok. Humas ITS

Untuk itu, Dedie pun mendorong produksi ventilator buatan warga Kota Bogor, yang saat ini sudah melalui fase uji coba di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (RS PMI). Hanya saja, sebelum bisa diproduksi massal, karena ventilator ini perlu melewati uji coba dan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Dengan adanya alat buatan dalam negeri yang lebih murah dari buatan luar ini, saya harap bisa memberikan sumbangsih terhadap penanganan kesehatan," ujar dia.

3. Sebulan bisa produksi 180 unit

Kasus COVID-19 Terus Bertambah, Kota Bogor Kekurangan VentilatorIlustrasi pasien virus corona. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Eksekutif Direktur Mecata Foundation Adhi Soembagijo mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan uji coba pembuatan ventilator selama delapan bulan. Di mana pada sebulan terakhir, uji coba ketahanan sudah selesai dilakukan.

"Jadi ketepatan dan ketahanan sudah selesai, sekarang kita tinggal menunggu sertifikasi dari Kemenkes," katanya, Rabu.

Nantinya, Adhi mengatakan, untuk memproduksi ventilator yang akan disalurkan ke seluruh Indonesia, pihaknya akan mengumpulkan dana melalui penggalangan dana (crowdfunding). Di mana dalam sebulan, ia mengungkapkan dapat memproduksi 180 unit ventilator ini.

"Kita akan produksi dari Kota Bogor, di mana sebulan bisa 180 unit diproduksi," katanya.

Baca Juga: 5 Fakta Kasus Sindikat Internasional Penipuan Ventilator COVID-19

4. Ada 1.275 kasus aktif COVID-19

Kasus COVID-19 Terus Bertambah, Kota Bogor Kekurangan VentilatorANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Sebagai catatan, berdasarkan data terakhir Satgas COVID-19 Kota Bogor per Selasa, 19 Januari 2021, total kasus konfirmasi positif virus corona di Kota Bogor tembus angka 6.936 kasus.

Kepala Dinas Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, dari jumlah tersebut terdiri dari 1.275 orang masih sakit (pasien/kasus aktif), 5.515 orang dinyatakan sembuh, dan 146 orang meninggal dunia.

"Data terakhir total kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kota Bogor mencapai 6.936 kasus," kata Sri.

Sementara, menurut data Dinas Kesehatan Kota Bogor pada hari ini, tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang tersedia tercatat 919, dengan rincian 782 di rumah sakit, 100 di Pusat Isolasi COVID-19 Kota Bogor di Gedung PPSDM BNN di Lido, serta 37 di Rumah Sakit Lapangan.

Jumlah tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang terisi di rumah sakit sebanyak 584 dan di Gedung PPSDM BNN sebanyak 44. Tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan belum ada yang terisi. Penderita virus corona yang tidak menjalani perawatan di fasilitas kesehatan tersebut, menjalani isolasi mandiri di rumah.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya