Anies-Sandiaga Uno Dinilai Sulit Bersanding di Pilpres 2024

Anies dan Sandi sulit dipasangkan karena punya 'wajah' beda

Jakarta, IDN Times - PKS membuka peluang duet Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai pasangan calon (paslon) di Pilpres 2024. Pengamat politik Adi Prayitno menilai dua sosok tersebut tidak akan menjadi paslon.

"Agak sulit tentu saja memasangkan Anies sama sandi lagi ya. Karena konstalasi politiknya sudah berubah, tidak seperti Pilkada DKI Jakarta," katanya saat dihubungi, Senin (20/9/2021).

Baca Juga: Gerindra Risih dengan PKS, Gegara Usul Anies-Sandiaga di Pilpres 2024

1. Anies dan Sandi sulit dipasangkan karena punya 'wajah' berbeda

Anies-Sandiaga Uno Dinilai Sulit Bersanding di Pilpres 2024(Sandiaga Uno berpelukan dengan Anies Baswedan di kantor Balai Kota) www.instagram.com/@sandiuno

Adi menyebut bahwa Sandi maupun Anies memiliki 'wajah' yang berbeda. Menurutnya, Sandiaga saat ini mewakili wajah pemerintah. Sementara Anies, mewakili wajah oposisi non pemerintah.

"Dua kutub yang sangat sulit untuk dipertemukan saat ini. Itu sulit, pada level politik ini saja sudah sulit. Suka tidak suka, Gerindra, Sandiaga Uno, itu adalah wajah pemerintah saat ini, mewakili wajah pemerintah saat ini. Sementara Anies di luar, sulit untuk digabungkan," ujarnya.

2. Anies tak punya partai merupakan 'masalah'

Anies-Sandiaga Uno Dinilai Sulit Bersanding di Pilpres 2024Gubernur Anies Baswedan (Twitter.com/AniesBaswedan)

Adi mengatakan Sandiaga merupakan kader Gerindra. Sementara Anies, tidak punya partai. Untuk memasangkan kedua orang ini, menurutnya saat ini sangat sulit.

"Karena menurut saya apapun judulnya Prabowo sudah telanjur menjadi bagian dari pemerintah ya, cukup total mendukung kebijakan politik Jokowi dan dengan berpartner dengan PDIP. Sementara PDIP ini kan anti banget sama Anies Baswedan. Saya melihatnya di situ," dia menambahkan.

Dihubungi terpisah, pengamat politik Hendri Satrio mengatakan Sandiaga harus menyakinkan Prabowo Subianto bila ingin berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Namun bila tidak berhasil, Sandiaga harus siap untuk pindah partai politik (parpol) bila ingin maju di Pilpres 2024.

Hendri mengatakan kedua orang ini sulit dipasangkan karena Anies tak punya parpol. Namun bila Anies dan Sandiaga Uno berpasangan, menurutnya hal ini merupakan pasangan potensial.

"Nah Mas Anies, ini posisinya malah gak punya partai politik. Jadi artinya lebih harus bekerja keras lagi dalam meyakinkan partai politik untuk mendapatkan itu. Jadi kalau per hari ini hitungannya memang sulit," kata Hendri.

Pengamat politik lainnya, Ujang Komarudin menambahkan pengusungan capres dan cawapres melihat elektabilitas masing-masing tokoh politik. Wacana kedua orang itu dipasangkan masih ada kemungkinan untuk berubah.

Ujang lalu menilai duet Anies dan Sandiaga sebagai paslon sulit terjadi. Sebab, Gerindra akan mengusung Prabowo sebagai capres 2024.

"Gerindra sudah pasti ke Prabowo, bukan ke Sandi. Lalu NasDem masih belum jelas akan ke siapa. Semua masih cair. Belum kelihatan siapa berpasangan dengan siapa, dan siapa didukung partai mana," kata Ujang.

Baca Juga: PKS Buka Peluang Duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilpres 2024

3. PKS buka kemungkinan duet Anies-Sandiaga Uno

Anies-Sandiaga Uno Dinilai Sulit Bersanding di Pilpres 2024Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu ketika berbicara di penutupan Rakernas PKS di Hotel Bidakara pada Kamis, 18 Maret 2021 (ANTARA FOTO/M. Agung Rajasa)

Diberitakan sebelumnya, meski Pemilu 2024 masih akan digelar beberapa tahun mendatang, sejumlah nama sudah masuk dalam bursa pencapresan. PKS pun membuka peluang terkait duet Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai paslon di Pilpres 2024 nanti.

"Duet Anies-Sandi adalah sebuah keniscayaan," kata Presiden PKS Ahmad Syaikhu, di Makassar, Sulawesi Selatan, dilansir dari ANTARA, Kamis (16/9/2021).

Syaikhu menegaskan, PKS masih mencari sosok yang tepat untuk diusung pada Pilpres 2024 nanti. Adapun usulan mengusung Anies-Sandiaga, kata Syaikhu, bukan berarti PKS bakal mengusung kedua orang tersebut.

PKS terus berkomunikasi dengan sejumlah pihak sebelum menentukan jagoannya.

"Namun saya tetap memandang, masih berjalan dinamis. Jadi komunikasi terus kami bangun, semoga ke depan sudah bisa kami dapatkan," ujarnya.

Syaikhu mengatakan PKS tidak mendominasi pada Pemilu 2019. PKS hanya mendapat suara parlemen 8,2 persen. Bila ingin mengusung calon presiden atau calon wakil presiden (capres-cawapres), harus dilakukan bersama koalisi. Sebab, ambang batas pencalonan presiden 20 persen.

Dia mencontohkan, semisal PKS berkoalisi dengan Partai Demokrat yang sesama partai oposisi, hal itu juga belum cukup untuk memenuhi syarat pencalonan presiden karena tidak mencapai 20 persen. Alhasil, masih butuh satu partai lagi.

"Hasil pemilu lalu tidak mewah-mewah banget yakni 8,2 persen, tidak bisa mengusung sendirian, olehnya perlu ada partai namun perlu melakukan koalisi," ujar Syaikhu.

Baca Juga: PKS Usul Anies Maju Pilpres 2024, NasDem: Fokus Bangun Jakarta Saja

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya