Demo di Prancis Meluas, Aturan Wajib Vaksinasi Dituding Langgar HAM

Parlemen setujui syarat wajib vaksinasi untuk beraktivitas

Jakarta, IDN Times - Aksi demonstrasi besar terjadi di Prancis pada Sabtu (31/7/2021), di tengah kondisi pandemik COVID-19. Demo ini dilakukan karena menentang kebijakan baru pemerintah Prancis dalam penanganan COVID-19.

Di Paris, para demonstran ini berbaris di jalan-jalan besar. Unjuk rasa juga pecah di kota-kota lain seperti Marseille, Lyon, Montpelier, Nantes dan Toulouse. Mereka lalu meneriakkan, "Ini adalah kediktatoran kesehatan!" 

"Tidak ada vaksinasi, tidak ada izin kesehatan!" seru mereka dalam protes yang mencakup berbagai gerakan sosial dan politik tersebut, dilansir Financial Times, pada Minggu (1/8/2021). 

Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Prancis Protes Aturan Baru COVID-19

1. Demo menentang kewajiban vaksin sebagai syarat aktivitas ke tempat umum

Demo di Prancis Meluas, Aturan Wajib Vaksinasi Dituding Langgar HAMGABOLEH DIPAKE Demonstrasi di Paris, Prancis, Sabtu, 31/7/2021 (REUTERS/Sarah Meyssonnier)

Unjuk rasa ini dilakukan karena masyarakat menentang langkah-langkah baru Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam menangani COVID-19.

Melansir Reuters, kebijakan yang ditentang oleh warga Prancis adalah kewajiban menunjukkan kartu bukti mereka telah divaksinasi COVID-19 atau memiliki tes negatif baru-baru ini dalam beraktivitas. Pengunjung yang pergi ke museum, bioskop, atau kolam renang akan ditolak masuk jika mereka tidak dapat menunjukkan kartu kesehatan itu.

Parlemen Prancis menyetujui undang-undang baru tersebut pada pekan lalu. Aturan tersebut mewajibkan vaksinasi bagi petugas kesehatan dan memperluas persyaratan surat izin kesehatan bagi mereka yang akan ke bar, restoran, pameran dagang, kereta api, dan rumah sakit.

2. Demonstran menilai aturan baru soal kartu vaksinasi menyalahi HAM

Demo di Prancis Meluas, Aturan Wajib Vaksinasi Dituding Langgar HAMPresiden Prancis Emmanuel Macron menyambut Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo di Istana Elysee di Paris, Prancis. (ANTARA FOTO/REUTERS/Benoit)

Para demonstran menyerukan 'Kebebasan!' dan 'Tidak untuk izin kesehatan!'. Anne, seorang guru yang berdemonstrasi di Paris, mengaku ini adalah aksi protes pertama dalam hidupnya. Dia ikut berdemonstrasi karena menilai kebijakan pemerintah menyalahi hak asasi manusia.

"Saya pikir kebebasan kita dalam bahaya," tambahnya.

Seorang demonstran lainnya, Catherine Largo (42) menyampaikan dirinya mempunyai hak untuk memilih apakah dirinya ingin divaksin atau tidak.

“Ini adalah vaksin eksperimental, kami tidak tahu apa semua efek sampingnya bagi diri kita sendiri atau anak-anak kita,” kata Catherine yang berprofesi sebagai asisten dokter gigi itu, dilansir Financial Times.

Baca Juga: Parlemen Prancis Sahkan Paspor Vaskin sebagai Syarat Beraktivitas

3. Lebih dari 200 ribu orang ikut demo, 19 orang ditangkap

Demo di Prancis Meluas, Aturan Wajib Vaksinasi Dituding Langgar HAMANTARA FOTO/REUTERS/Benoit Tessier

Melansir France24, Minggu (1/8/2021), demonstrasi ini sudah terjadi selama tiga akhir pekan berturut-turut. Jumlah demonstran terus bertambah sejak dimulainya protes.

Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan ada 204.090 peserta yang berunjuk rasa di seluruh Prancis. Dari jumlah itu, 14.250 orang melakukan demonstrasi di Paris. Jumlah ini, menurutnya, 40 ribu lebih banyak dari minggu lalu.

Para pengunjuk rasa melukai tiga petugas polisi di Paris. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan sebanyak 19 demonstran ditangkap, 10 di antaranya ditahan di Paris.

Aparat masih melakukan penjagaan hingga hari ini. Pihak berwenang berusaha menghindari terulangnya peristiwa pekan lalu, yakni terjadi bentrok antara polisi dan demonstran di Champs-Elysees.

Baca Juga: Prancis Tuduh Aturan Karantina Inggris Diskriminatif

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya