Demokrat Sentil Lagi PDIP soal Pesawat, Istana Disebut Suka Diam-Diam

Politikus PDIP disebut gagal paham

Jakarta, IDN Times - Partai Demokrat menanggapi politikus PDIP Arteria Dahlan soal pengecatan pesawat kepresidenan era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari biru ke merah. Wasekjen Partai Demokrat Irwan menegaskan tidak ada pihak yang memprotes masalah warna pesawat kepresidenan.

"Tidak ada yang protes kok, apalagi terkait masalah warna. Silakan saja bagi penguasa mau cat warna apa yang penting dijelaskan dengan terbuka, latar belakang dan tujuan pengecatan dan perubahan warnanya," ujar Irwan, kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).

Baca Juga: PDIP 'Serang' Balik Demokrat soal Pesawat: Kok SBY Pesan Warna Biru?

1. Irwan sindir Istana dan pengelolaan anggaran

Demokrat Sentil Lagi PDIP soal Pesawat, Istana Disebut Suka Diam-DiamWujud Pesawat Kepresidenan dengan warna baru. (instagram.com/adhimas_aviation)

Irwan mengatakan momen pengecatan pesawat kepresidenan sekarang ini tidak tepat. Sebab saat ini Indonesia masih dilanda pandemik COVID-19. Dia pun menyindir Istana Negara soal anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk pengecatan pesawat kepresidenan.

"Istana ini suka diam-diam dan tiba-tiba saja ramai di publik. Persis tahun lalu juga tiba-tiba Istana sewa pesawat Garuda untuk pesawat kepresidenan, dan mengecat merah dan diberi logo lalu ujung-ujungnya batal," kata dia.

"Yang terpenting juga kan terkait momentum nya, apalagi situasi begini, tangani pandemik saja masih kelimpungan cari pendanaan. Coba yang masih bisa ditunda, ya tunda aja. Kalau alasannya 2019 sudah dibahas anggarannya ya gampang kok, cukup direalokasi atau refocusing program dan anggarannya," ucapnya.

2. Irwan nilai Arteria gagal paham

Demokrat Sentil Lagi PDIP soal Pesawat, Istana Disebut Suka Diam-DiamAnggota Komisi III DPR Arteria Dahlan (Dok. KPK)

Lebih lanjut, Wasekjen Partai Demokrat ini menganggap Arteria Dahlan keliru soal pesawat kepresidenan yang menimbulkan polemik ini. Irwan mengatakan bangsa Indonesia seharusnya berterima kasih kepada SBY.

"Harusnya kita semua sebagai anak bangsa berterima kasih karena Pak SBY beli pesawat kepresidenan setelah 69 tahun tidak punya," ucapnya.

Dia lalu menyebut Arteria tidak paham sama sekali soal pesawat kepresidenan era SBY ini.

"Arteria gak paham itu. Ajaran Sukarno untuk Jas Merah pun dia lupa. PDIP dulu malah tolak keras pembelian pesawat kepresidenan ini, bahkan saat Jokowi jadi presiden di 2014, mereka usulkan agar dijual. Ini kok aneh bin lucu tiba-tiba bicara pesawat kepresidenan," tutupnya.

3. PDIP 'serang' balik Demokrat soal pesawat kepresidenan

Demokrat Sentil Lagi PDIP soal Pesawat, Istana Disebut Suka Diam-DiamAnggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Komisi III dari Fraksi PDIP, Arteria Dahlan (Youtube.com/DPR RI)

Politikus PDIP sebelumnya 'menyerang' balik Partai Demokrat soal pengecatan pesawat kepresidenan peninggalan SBY yang kini menimbulkan polemik.

"Justru kalau mau kita jujur dan hadirkan perdebatan yang harusnya dipermasalahkan itu dulu zamannya Pak SBY, kok pesannya warnanya biru, padahal memungkinkan untuk memesan warna merah putih. Tapi kan kami beradab dan berpikiran positif saja," kata politikus PDIP Arteria Dahlan, dalam keterangannya, Rabu (4/8/2021).

Arteria ingin agar publik melihat sisi lain dari pengecatan pesawat kepresidenan. Warna merah putih, lanjutnya, merupakan warna bendera nasional Indonesia.

"Jangan sampai publik terbawa permainan politik pihak-pihak yang merasakan post colour syndrome, yang merupakan pelesetan dari post power syndrome. Atau sindrom pasca-kekuasaan yang terjadi karena tak bisa melepaskan diri dari kekuasaan yang sudah hilang," ujarnya.

Arteria yang juga anggota Komisi III DPR ini menyebutkan pengecatan pesawat kepresidenan sudah direncanakan sejak 2019. Mengenai anggaran, kata dia, sudah disetujui DPR, termasuk Fraksi Partai Demokrat.

"Kalau terkait anggaran, kita ini kan negara hukum dan ada prosedur administrasi hukum yang telah dilalui, dan bahkan disetujui oleh Partai Demokrat. Tentu saja anggaran untuk pengerjaan ini sudah dibahas dengan DPR, dan disetujui 2019. Aneh saja kalau sekarang ada anggota DPR atau parpol di DPR yang mengkritiknya," ucapnya.

Lebih lanjut, Arteria ingin agar masyarakat mewaspadai logika yang dibangun pihak tertentu soal pengubahan warna pesawat kepresidenan ini. Dia kembali menyindir soal post power syndrome ke Demokrat.

"Mari berhati-hati dengan yang post power syndrome. Mungkin saja ini nanti jadinya post colour syndrome hanya karena tak bisa menerima bahwa warna pesawat kepresidenan tak lagi sama dengan warna bendera partainya," kata dia.

Baca Juga: Bela Cat Merah Putih Pesawat Kepresidenan, PDIP: Simbol Negara

4. Politikus Partai Demokrat Andi Arief sebut warna biru pesawat kepresidenan untuk keamanan

Demokrat Sentil Lagi PDIP soal Pesawat, Istana Disebut Suka Diam-DiamPesawat Kepresidenan. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Sekadar informasi, saling sindir politikus PDIP dan Demokrat bermula dari penampilan baru pesawat kepresidenan RI A-001 Boeing 737-8U3 (BBJ2) yang menuai kritik politikus Demokrat Andi Arief di akun Twitternya.

Dalam cuitan di akun Twitter @Andiarief__, ia mengkritik pemilihan warna merah dan putih untuk pesawat kepresidenan. Menurut Andi, warna biru dan putih dipilih Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk warna kamuflase demi meningkatkan keamanan.

“Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera bisa juga corona. Dulu biru. Desain dan warna karya seorang mayor desainer di TNI AU. Dominasi biru langit adalah upaya peningkatan keamanan penerbangan, sebagai warna kamuflase saat terbang,” cuit Andi dalam cuitannya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya