GP Ansor Minta MUI 'Bersih-bersih' Usai Zain Ditangkap Densus 88
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Zain An-Najah ditangkap Densus 88 Antiteror. Agar kejadian ini tidak terulang, GP Ansor meminta MUI agar 'bersih-bersih'.
"Meminta kepada MUI agar menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN), Densus 88 Antiteror Polri dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) untuk melakukan pemeriksaan internal jajaran kepengurusan, dalam rangka membersihkan MUI dari pengaruh jaringan radikalisme dan terorisme," kata Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Luqman Hakim, dalam keterangannya, Rabu (17/11/2021).
Luqman mengatakan tindakan ini penting dilakukan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat kepada MUI.
Baca Juga: MUI Nonaktifkan Zain dari Komisi Fatwa Usai Ditangkap Densus 88
1. GP Ansor tegaskan penangkapan terduga teroris bukanlah untuk melemahkan Islam
Wakil Ketua Komisi II DPR Fraksi PKB ini mengatakan GP Ansor mendukung Densus 88 Antiteror melakukan tindakan tegas dalam memberantas terorisme di Indonesia. Bila Densus 88 membutuhkan bantuan, kata dia, GP Ansor siap memberikan bantuan melalui Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser.
Luqman pun mengatakan terorisme bukan hanya ancaman keamanan negara. Namun juga menjadi ancaman seluruh umat Islam dan agama-agama lainnya.
"Mengimbau kepada masyarakat, khususnya umat Islam, untuk tetap tenang dan tidak menghiraukan provokasi pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang menyebarkan hasutan, bahwa penangkapan sejumlah terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri sebagai serangan negara terhadap Islam, ulama dan ustaz," ucapnya.
2. Luqman Hakim minta Densus 88 tak pandang bulu saat menangkap terduga teroris
Editor’s picks
Lebih lanjut, Luqman menyarankan agar Polri dan BNPT lebih bekerja sama dengan pemerintah daerah, untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan deteksi dini terkait adanya aksi terorisme. Selain itu, Luqman ingin agar Densus 88 Antiteror tidak pandang bulu dengan melihat latar belakang seseorang ketika ingin menangkap terduga teroris.
"Terorisme dan kejahatan lainnya dapat dilakukan oleh manusia dengan latar belakang apa pun, (baik itu) pengangguran, pedagang, petani, pemuka agama, ASN, Polri/TNI, politisi, akademisi, musisi dan sebagainya," jelasnya.
Baca Juga: Ketum PDRI Farid Okbah Ditangkap Densus 88, Waketum MUI Kaget
3. Kepala BNPT sebut Ahmad Zain terlibat pendanaan teroris di Lampung
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar, mengungkap peran Ahmad Zain An-Najah.
Penangkapan terhadap Ahmad Zain An-Najah, kata Boy Rafli, berkaitan dengan pengumpulan dana kotak amal milik para terorisme yang dilakukan tim Densus 88 Mabes Polri di Lampung pada Minggu, 14 November 2021.
"Yang bersangkutan ini terlibat dalam pendanaan terorisme yang berhasil kita ungkap pada Minggu lalu di Lampung," kata Rafli, saat berkunjung di tempat pengelolaan ikan pindang, Kelurahan/Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, Rabu (17/11/2021), siang.
Saat ini, lanjut Rafli, para teroris kerap memanfaatkan kotak amal sebagai sarana mengumpulkan uang untuk pembiayaan kegiatan yang berkaitan dengan terorisme. Maka itu, ia meminta kepada masyarakat Indonesia agar lebih teliti dalam memberikan sumbangan di kotak amal yang mengatasnamakan lembaga keagamaan.
"Jadi para teroris ini sengaja memanfaatkan rasa dermawan yang dimiliki warga negara Indonesia ini dengan membuat kotak amal maka dari itu kita harus lebih berhati-hati," jelasnya.