KAMI Pastikan Tak Dukung Gatot Nurmantyo di Pemilu 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tahun lalu, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ramai dibicarakan. Nama KAMI pun sekarang sudah jarang terdengar. Lalu, pada Pemilu 2024 nanti, seperti apa arah KAMI?
"Jadi gini, jadi itu dasarnya KAMI didirikan kalangan intelektual, (dan) melihat para penyelenggara negara melakukan politik untuk elektoral. Dengan demikian maka, KAMI sudah dipastikan tidak akan ikut dalam politik elektoral, dan tidak ada dukung mendukung," ujar salah satu deklarator KAMI, Adhie M Massardi, saat dihubungi, Kamis (26/8/2021).
"Jadi KAMI tidak tertarik, KAMI sebagai organisasi sama sekali tidak tertarik dalam politik elektoral pemilu," tambahnya.
Baca Juga: Kecele, Dubes Palestina Kira Acara KAMI adalah Perayaan HUT RI
1. Adhie sebut anggota KAMI yang ikut Pemilu merupakan personal, bukan keorganisasian
Salah satu tokoh deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo, sempat masuk dalam beberapa hasil survei. Gatot masuk sebagai bursa calon presiden (capres) 2024 di beberapa lembaga hasil survei.
Lalu, apakah KAMI akan mendorong Gatot agar maju sebagai capres 2024? Apakah KAMI juga berkomunikasi dengan partai politik (parpol) agar Gatot diusung? Mengenai hal itu, Adhie mengatakan KAMI tidak melakukan hal tersebut.
"Ketika Pak Gatot misalnya, ada yang mengusulkan, menjagokan, itu urusan Pak Gatot dengan yang menjagokan. Kami tetap akan mengawal sisi gerakan moralnya. Bahwa kemungkinan nanti ada orang-orang di KAMI yang mendukung Pak Gatot, itu urusan personal. Tapi intinya secara organisasi kita tidak dukung mendukung," ucapnya.
2. Adhie sebut KAMI adalah gerakan moral, tugasnya sebagai pengawas
Adhie menjelaskan KAMI adalah koalisi yang dibentuk tokoh-tokoh politik atas dasar gerakan moral. Dia mengatakan KAMI lahir karena legislatif, eksekutif, dan yudikatif, tidak bekerja sesuai fungsinya, yakni untuk rakyat.
"KAMI lahir untuk mengingatkan itu. Kelihatannya juga, partai-partai politik baik yang di kabinet, orang-orangnya (parpol) memenuhi DPR kan, konspirasinya membangun politik untuk 2024. Nah KAMI ingin mengingatkan tugas kalian itu menjalankan roda pemerintahan. Sehingga dengan demikian, maka KAMI tidak masuk ke dalam politik elektoral," ujarnya.
Baca Juga: Pengamat: Publik akan Nilai KAMI Inkonsisten Jika Berubah Jadi Parpol
3. KAMI berdiri pada 18 Agustus 2020
Sekadar mengingatkan, KAMI pertama kali dideklarasikan pada Selasa, 18 Agustus 2020 di Lapangan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Gerakan ini dibentuk atas keprihatinan sejumlah tokoh yang menilai bahwa Indonesia sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Koalisi ini pertama kali dibentuk oleh mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, diikuti oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Titiek Soeharto, Bachtiar Chamsyah, Rochmat Wahab, Rocky Gerung, Refly Harun, Hafid Abbas, Chusnul Mariyah dan tokoh lainnya serta Amien Rais.
Deklarasi itu sempat geger lantaran dihadiri juga oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun.