Ketua Umum PPP: Demokrasi Bukan Melayani Elite yang Berkuasa

Demokrasi bukanlah alat untuk saling mencaci dan membenci

Jakarta, IDN Times - Indonesia menganut sistem demokrasi. Namun menurut Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa, demokrasi bukanlah alat untuk melayani elite yang berkuasa.

"Berdemokrasi, bukanlah melayani segelintir elite yang berkuasa, atau yang berpunya. Berdemokrasi adalah proses pembuktian bahwa tak ada satu pun, tak ada seorang pun, tak ada satu pihak pun yang tertinggal atau ditinggal, no one left behind," ujar Suharso saat memberikan pidato kebangsaan ketua umum partai politik di YouTube CSIS Indonesia, Jumat (20/8/2021).

Baca Juga: PPP Siap Gandeng PA 212 untuk Pemilu 2024

1. Demokrasi gagal bila tidak bisa menyejahterakan rakyatnya

Ketua Umum PPP: Demokrasi Bukan Melayani Elite yang Berkuasa(Ilustrasi) ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Dia menambahkan, fungsi pokok demokrasi adalah menyejahterakan umat, memuliakan rakyat, dan membangun bangsa. Menteri PPN/Kepala Bappenas ini menegaskan, demokrasi bukanlah alat untuk memecah belah bangsa.

"Demokrasi bukanlah alat untuk saling mencaci dan membenci. Demokrasi wajib dijadikan instrumen untuk saling mendukung, memuliakan dan saling membesarkan dengan berlomba-lomba mengemban manfaat dan kemaslahatan bagi sesama dan semesta," ujarnya.

"Demokrasi tanpa kesejahteraan, demokrasi yang gagal. PPP terpanggil sejarah untuk membuktikan bahwa demokrasi adalah pohon dengan buah yang manis. Bukan pohon yang pahit, apalagi beracun," dia menambahkan.

2. Suharto sebut demokrasi dan Islam tidak bertentangan

Ketua Umum PPP: Demokrasi Bukan Melayani Elite yang BerkuasaIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Lebih lanjut, dia mengatakan, demokrasi bukanlah sebuah ideologi, melainkan adalah tata cara atau tata laksana. Sementara Islam, lanjut Suharso, adalah sebuah sistem nilai yang utuh dan menyeluruh untuk mengatur hidup manusia.

"Dalam kerangka itu, tak ada pertentangan antara demokrasi dan Islam. Demokrasi bukanlah ideologi, demokrasi adalah tata cara atau tata laksana. Sementara Islam adalah sebuah sistem nilai yang utuh dan menyeluruh untuk mengatur hidup manusia. Islam adalah sebuah jendela besar untuk melihat dunia yang membahagiakan lahir batin seutuhnya," kata dia.

Baca Juga: PPP: Ada Permintaan Usung Anies dan Khofifah di Pilpres 2024

3. Kemajemukan dan perbedaan bukan zona tanpa toleransi

Ketua Umum PPP: Demokrasi Bukan Melayani Elite yang BerkuasaIlustrasi Bhinneka Tunggal Ika (IDN Times/Mardya Shakti)

Suharso lalu mengatakan, PPP diberi amanat oleh masyarakat Indonesia untuk peduli, bersimpatik, membela, dan mewakili umat Islam. Selain itu, lanjutnya, PPP harus bisa merawat kemajemukan dan melindungi kalangan minoritas, serta berada di tengah masyarakat.

Kepala Bappenas ini menjelaskan, PPP memikul tugas sejarah yang penting, yakni terpanggil untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin.

"Islam adalah rahmat bagi sesama, semua, dan semesta. Kami mengajak, mari kita akhiri krisis yang mengganggu dan mencederai kita beberapa waktu terakhir. Krisis ketiadaan penghormatan terhadap perbedaan. Kita tegaskan bahwa berbeda tidak berarti bermusuhan, bahwa kemajemukan dan perbedaan bukanlah zona tanpa toleransi," ucapnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya