Luhut Akui Kematian Tinggi karena Pasien Isoman Terlambat Ditangani

Luhut juga beber mengapa banyak pasien isoman meninggal

Jakarta, IDN Times - Kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat atau level 4 diperpanjang lagi sampai 9 Agustus 2021. Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan ada sejumlah daerah yang naik ke level 4 pada perpanjangan PPKM ini bukan karena peningkatan kasus harian, melainkan karena kasus kematian.

Luhut menjelaskan kasus kematian COVID-19 masih tinggi karena banyak masyarakat yang melakukan isolasi mandiri (isoman) dan terlambat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit ketika kondisinya memburuk. Luhut menyebut kasus kematian terjadi pada mereka yang rata-rata saturasi oksigennya di bawah 90 dan terlambat ke RS.

"Mengenai kematian ini, pemerintah melakukan berbagai intervensi untuk menurunkan angka kematian, seperti mendorong pembukan isolasi terpusat dan isoter baru di wilayah tersebut," kata Luhut dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga: Luhut: Pembukaan Aktivitas Bertahap Mulai September 2021

1. Isoter hingga ke level desa sedang digencarkan

Luhut Akui Kematian Tinggi karena Pasien Isoman Terlambat DitanganiIlustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Pemerintah menggencarkan penambahan tempat isolasi terpusat (isoter) untuk mencegah kematian pada pasien isoman. Sebab, kata dia, banyak pasien yang menjalani isoman di kediaman masing-masing tanpa terpantau oleh tenaga kesehatan.

“Isolasi-isolasi terpusat baik di level desa, kecamatan, kabupaten/kota, ataupun yang di level provinsi sangat penting. Terutama bagi pasien-pasien yang beresiko tinggi, ataupun yang di rumahnya ada ibu hamil, orang tua, orang komorbid,” jelasnya.

2. Melibatkan TNI, Polri, dan pemda untuk penjemputan pasien isoman

Luhut Akui Kematian Tinggi karena Pasien Isoman Terlambat DitanganiIlustrasi tim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 mengusung jenazah pasien positif COVID-19. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Luhut mengatakan pemerintah mendorong peran serta TNI-Polri dan Pemda untuk terlibat aktif dengan melakukan 3T. Tiga pihak itu juga dilibatkan dalam penjemputan masyarakat yang sedang melakukan isolasi mandiri agar tidak terjadi keadaan yang tidak diinginkan.

“Pemerintah juga sudah melihat pemenuhan kebutuhan oksigen dan obat sudah semakin baik, dan di beberapa daerah yang kasusnya masih tinggi, kapasitas rumah sakit juga terus ditingkatkan," ujar pria yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu.

Baca Juga: Luhut: Varian Delta COVID-19 Sangat Cepat Turunkan Saturasi Oksigen

3. Luhut singgung 4 wilayah yang butuh perhatian lebih

Luhut Akui Kematian Tinggi karena Pasien Isoman Terlambat DitanganiIlustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Luhut yang juga memaparkan terdapat 12 kabupaten kota yang dapat masuk ke level 3 dan 1 kabupaten yang masuk ke level 2 dalam penerapan PPKM kali ini. Namun, dia tidak merinci daerah mana saja yang masuk level 3 atau 4. Menko Marves ini hanya mengatakan ada beberapa daerah yang membutuhkan perhatian lebih.

"Terkait detail kabupaten kota mana saja yang masuk ke dalam level 3 dan 4 akan dikeluarkan Inmendagri dalam waktu dekat ini. Untuk itu, ada beberapa daerah yang memang dibutuhkan perhatian khusus karena masih tingginya jumlah kasus terkonfirmasi, positivity rate dan juga jumlah kematian warganya seperti Bali, Malang Raya, DIY, dan Solo Raya," ujarnya.

Baca Juga: Luhut: Kasus COVID-19 Turun, Indeks Mobilitas Naik karena Pelonggaran

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya