PDIP Janji Beri Beasiswa pada Pembuat Kajian Perbandingan Jokowi-SBY

Politikus PDIP dan Demokrat saling sindir

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, membalas sindiran Partai Demokrat, dengan meminta dilakukan kajian akademik yang berisi perbandingan kinerja antara era Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Diketahui, Demokrat sebelumnya menyebut era kepemimpinan Jokowi kebanyakan rapat, namun tak ada pengambilan keputusan berarti seperti era SBY.

"Saya pribadi menawarkan beasiswa. Bagi mereka yang akan melakukan kajian untuk membandingkan antara kinerja dari Presiden Jokowi dengan Presiden SBY," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10/2021).

"Sehingga tidak menjadi rumor politik, tidak jadi isu politik, tapi berdasarkan kajian akademis yang bisa dipertanggung jawabkan aspek objektivitasnya," kata dia, menambahkan.

Baca Juga: Politikus PDIP Minta Jubir Demokrat Mengundurkan Diri

1. Hasto ingin ada kajian kuantitatif dan kualitatif tentang perbandingan kinerja era Jokowi dan SBY

PDIP Janji Beri Beasiswa pada Pembuat Kajian Perbandingan Jokowi-SBYPresiden Joko "Jokowi" Widodo (Dok. Biro Pers Sekretariat Negara)

Hasto ingin agar kajian akademis ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Pada metode kuantitatif, dilakukan pengukuran jumlah pembangunan infrastruktur seperti banyaknya jembatan, jalan tol, pelabuhan, dan lainnya, yang dibangun era Jokowi dan SBY.

"Kemudian aspek kualitatif-nya, bagaimana penyelenggaraan pemilu. Pada 2009 itu kan kecurangannya masif, dan ada tokoh-tokoh KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang direkrut masuk ke parpol hanya untuk memberikan dukungan elektoral penguasa. Ada manipulasi dapat dan sebagainya," kata dia.

Dengan adanya penelitian tersebut, Hasto berharap, akan muncul hasil yang objektif antara kinerja Jokowi dan SBY.

2. Hasto sindir era SBY jarang ambil keputusan ketika rapat

PDIP Janji Beri Beasiswa pada Pembuat Kajian Perbandingan Jokowi-SBYSekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sebelumnya, Hasto membanggakan Presiden Jokowi yang mampu menangani pandemik COVID-19 dengan baik. Dia menyebut Jokowi turun ke bawah melihat akar persoalan pokok pandemik COVID-19. Solusi dicari dari refocussing anggaran, hingga membuat kebijakan penyeimbang antara pembatasan sosial dan pertumbuhan ekonomi.

Hasto pun menilai era Jokowi berbeda dengan pemimpin sebelumnya. Dia mengatakan kepemimpinan pemerintahan 10 tahun sebelum Jokowi terlalu banyak rapat namun tak ada keputusan.

"Pak Jokowi punya kelebihan dibanding pemimpin yang lain. Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas. Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan," kata dia saat membuka webinar Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata di kantor DPP PDIP, Kamis, 21 Oktober 2021.

Baca Juga: Pembahasan Pemilu 2024 Alot, Politikus PDIP Usul Jokowi Undang Parpol

3. Demokrat sindir balik PDIP

PDIP Janji Beri Beasiswa pada Pembuat Kajian Perbandingan Jokowi-SBYKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di acara HUT ke-20 Partai Demokrat, Kamis (9/9/2021). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Demokrat angkat bicara mengenai sindiran Sekjen PDIP. Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan Hasto salah alamat bila ingin menyindir era kepemimpinan SBY.

"Kalau zamannya Pak Jokowi, semua soal dirapatkan. Jadi dalam seminggu rapatnya bisa empat sampai lima kali," ujar Kamhar dalam keterangannya.

Kamhar mengklaim kepemimpinan SBY lebih efektif dan lebih cepat dalam pengambilan keputusan. Hal ini terlihat dalam rekam jejak SBY yang merupakan jebolan militer. SBY, kata dia, sudah terbiasa dan terlatih menjadi pemimpin.

"Mungkin Hasto sebelum pemerintahan Pak Jokowi hanya hidup di alam mimpi, tak mengenal realita. Karenanya mengutip dan memodifikasi yang lagi viral dan kekinian di media sosial 'Hei Hasto, bangun, kok tidor terlalu miring, bangun. Nanti kau sampai otak juga ikutan miring'," sebut Kamhar.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya