Pengamat Nilai Puan Maharani Berubah Seperti Oposisi buat Pilpres 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pengamat Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menyoroti Ketua DPR RI Puan Maharani. Ia memperkirakan perubahan pada Puan ini untuk menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Puan Maharani berubah drastis belakangan ini. Sebelumnya jarang nongol sebagai narasumber dalam pemberitaan di media, sekarang muncul setiap hari," kata Jamiluddin, dalam keterangannya, Minggu (1/9/2021).
Baca Juga: Puan Maju Jadi Capres 2024? Elite PDIP: Kewenangan Megawati
1. Jamiluddin sebut banyak wajah Puan di baliho sekitar jalan
Jamiluddin mempertanyakan perubahan Puan yang drastis. Selain sering muncul di pemberitaan, lanjutnya, baliho dan spanduk yang memperlihatkan foto Puan juga bertebaran di sejumlah jalan.
"Puan sebelumnya tak muncul di media luar ruang, sekarang fotonya bertaburan di baliho dan spanduk. Aneka gambar Puan menghiasi semua kota besar di Indonesia," ucapnya.
2. Puan disebut seolah mirip oposisi
Editor’s picks
Dia mengatakan perubahan Puan ini sangat sulit dipahami. Jamiluddin menduga Puan saat ini bukanlah sosok Ketua DPP PDIP yang sesungguhnya.
Bahkan, Jamiluddin mengatakan, Puan saat ini seperti kehilangan identitas.
"Bahkan arah pemberitaannya sudah banyak yang mengkritik pemerintah. Puan seolah pihak oposisi, bukan gerbong partai koalisi pendukung pemerintah," jelasnya.
Baca Juga: Puan Desak Pemerintah Segera Bayarkan Tunggakan Insentif Nakes
3. Framing yang diciptakan Puan dinilai gagal
Meski begitu, ia menjelaskan Puan akan salah dikenali masyarakat bila strategi tersebut terus berlanjut. Jamiluddin pun menilai framing yang diciptakan Puan mengalami kegagalan.
"Kalau semua perubahan tampilan Puan itu sebagai settingan untuk mengantarkannya pada capres (calon presiden) 2024, maka upaya publikasi tersebut tampaknya mengalami kegagalan. Tim kreatif dan tim media Puan, seandainya ada, tampaknya gagal mengemas Ketua DPR RI. Kemasan yang vulgar membuat masyarakat melihat sosok Puan pada dunia lain," jelasnya.