Serang Anies Baswedan, Giring dan PSI Dinilai Cari Panggung 

Giring disarankan berpolitik santun, bukan kebencian

Jakarta, IDN Times - Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha atau 'Giring Nidji' menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan menyebutnya sebagai pembohong. Pernyataan Giring ini pun mengundang pro kontra. Bahkan ada yang menyebut Giring tak punya etika.

"Giring gak pantas bicara seperti itu, gak pantas menghasut begitu, bukan cuma dengan Gubernurnya, dengan siapa pun. Sebagai petinggi (Plt Ketum) parpol, Giring harus memberikan contoh ke partai dan masyarakat umum akan politik santun dan sejuk," kata pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio, saat dihubungi Rabu (22/9/2021).

Baca Juga: PPP Kritik Serangan Giring ke Anies: Bisa Pecah Belah Rakyat

1. Giring disarankan tak main politik kebencian

Serang Anies Baswedan, Giring dan PSI Dinilai Cari Panggung Giring "Nidji" Ganesha. (Instagram.com/ Giring)

Hendri menjelaskan, Giring adalah salah satu politikus muda yang menjadi panutan pemuda-pemudi yang berpolitik. Karena itu, kata dia, Giring harusnya lebih bijak bila ingin mengkritik.

Untuk mengkritik Anies Baswedan pun, sambungnya, Giring harusnya berdiskusi dengan PSI. Sebab, PSI menjadi salah satu fraksi di DPRD DKI Jakarta.

"Saya sih kasih saran ke Mas Giring, saya sering bicara ke banyak mahasiswa saya bahwa berpolitik itu menggunakan akal sehat, bicara dan berhenti di dagu. Jangan sampai, jangan diterusin, pakai hati gitu. Jadi berhenti di dagu jangan sampai di hati. Kalau di hati, yang ada adalah politik kebencian nantinya," kata dia.

"Jangan sampai kemudian apa yang dilakukan Mas Giring ini membuat image anak muda yang berpolitik itu jadi jelek karena dianggap terlalu main hati," dia menambahkan.

2. Giring dan PSI dinilai sedang cari 'panggung'

Serang Anies Baswedan, Giring dan PSI Dinilai Cari Panggung Giring Ganesha dalam acara Indonesia Millenial Summit (Dok/IDN Times)

Sementara itu, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin, menilai Giring dan PSI ingin menaikkan popularitas atau elektabilitasnya dengan menyerang Anies Baswedan. Dalam artian, kata Ujang, Giring sedang mencari panggung politik dengan membuat apa yang dilakukan Anies seolah-olah salah atau tidak ada yang benar.

Padahal, sambungnya, setiap pejabat negara dan tokoh politik memiliki plus-minus tersendiri.

"PSI sedang membesarkan diri dan cari panggung dengan cara menghajar tokoh yang memang dari dulu hingga kini tak disukainya. Itu pilihan PSI. Menghajar Anies dengan cara mengatakan Anies pembohong, otomatis PSI akan mendapatkan pemberitaan yang besar," kata Ujang.

Baca Juga: PAN Tepis Tudingan Giring: Kalau Anies Pembohong Pasti Kena Gugatan

3. Giring sebut Anies pembohong dan minta rakyat untuk tidak memilih Gubernur DKI ini di Pilpres 2024

Serang Anies Baswedan, Giring dan PSI Dinilai Cari Panggung IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Sebelumnya, Giring Ganesha 'menyerang' Anies Baswedan. Giring menyebut Anies pembohong.

"Rekam jejak pembohong ini harus kita ingat sebagai bahan pertimbangan saat pemilihan nanti di 2024. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan pembohong. Jangan sampai Indonesia jatuh ke tangan Anies Baswedan," ujar Giring, di Twitter PSI @psi_id, Selasa (21/9/2021).

Giring mengatakan, Anies bukanlah sebuah contoh. Namun sebagai contoh pejabat negara yang tidak bisa mengatasi krisis.

"Indikator utama dalam menilai kegagalan Anies Baswedan adalah melihat bagaimana cara Gubernur DKI Jakarta membelanjakan uang rakyat selama pandemik," katanya.

Lebih lanjut, Giring mengatakan, APBD DKI Jakarta besar. Namun, Anies dikatakannya mengabaikan APBD DKI Jakarta senilai Rp1 triliun untuk Formula E.

"APBD Jakarta yang begitu besar, dia belanjakan untuk kepentingan ego pribadinya untuk maju sebagai presiden 2004. Dia mengabaikan tekanan rakyat yang meminta dia membatalkan rencana balapan mobil Formula E, dan mengeluarkan Rp1 triliun, Rp1 triliun uang rakyat untuk acara tidak berguna itu," ujar dia.

"Uang muka dan jaminan bank bagi penyelenggaraan balap mobil Formula E dibayar Anies pada saat pemerintah secara resmi mengumumkan negara dalam keadaan darurat karena pandemik COVID-19," dia menambahkan.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya