Soal Pilpres 2024, Fahri Hamzah Sebut Terlalu Banyak Misteriusnya 

Fahri Hamzah ingin capres 2024 berasal dari berbagai daerah

Jakarta, IDN Times - Indonesia akan menggelar pemilihan presiden (pilpres) pada 2024 nanti. Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menilai, calon presiden (capres) Indonesia itu misterius.

"Kalau sekarang tuh terlalu banyak misteriusnya gitu. Tiba-tiba calon pemimpin, tiba-tiba nanti tinggal dua, tiba-tiba kita harus milih, itu kan misterius ya. Coba dibikin lebih sesuai dengan kehendak konstitusi," kata Fahri Hamzah kepada wartawan di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Survei: Prabowo Menang Populer, Elektabilitas Kalah Lagi dari Ganjar

1. Fahri Hamzah usul presidential threshold diturunkan agar banyak capres

Soal Pilpres 2024, Fahri Hamzah Sebut Terlalu Banyak Misteriusnya IDN Times/Margith Juita Damanik

Mengacu pada aturan, Fahri Hamzah menjelaskan, capres seharusnya banyak dan merata dari berbagai daerah. Saat ini, kata dia, masyarakat seperti dipaksa memilih capres yang sudah 'dipilah'.

"Jadi calon tuh harusnya diperbanyak, jangan ujug-ujug gitu. Ujug-ujug nanti hanya dua, kita nyoblos itu dipaksa gitu lho, dan punya efek pembelahan yang luar biasa seperti yang terjadi kemarin (Pilpres 2019). Itu yang saya katakan akan itu. Terus terang dari semua konsolidasi yang diperlukan, konsolidasi naratif, konsolidasi kelembagaan negara, ini konsolidasi kepemimpinan yang masih kacau," ucapnya.

Agar banyak capres, Fahri Hamzah mengusulkan supaya presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden diturunkan. Sebab, kata dia, presidential threshold ini mempersempit kesempatan orang-orang yang ingin maju sebagai capres.

Saat ditanya Partai Gelora menjagokan siapa di Pilpres 2024, Fahri Hamzah tak menjawab. "Nah, itu kita gak mau ujug-ujug (usung capres) kan jadinya. Padahal kita pengennya tarungnya itu kalau bisa diperluas," imbuhnya.

2. Hasil survei Poltracking: 3 calon presiden terkuat yaitu Ganjar, Prabowo, dan Anies

Soal Pilpres 2024, Fahri Hamzah Sebut Terlalu Banyak Misteriusnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sebelumnya, meski Pemilu 2024 masih tiga tahun lagi, beberapa lembaga survei sudah merilis tentang elektabilitas para tokoh politik. Lembaga Poltracking Indonesia juga ikut merilis hasil surveinya tentang calon presiden (capres) 2024.

Dari hasil survei, Poltracking menarik kesimpulan bahwa ada tiga capres di 2024. "Setidaknya, survei ini bisa disimpulkan ada tiga calon presiden terkuat, yaitu 3 nama tadi, Ganjar, Prabowo, dan Anies, ditambah nama-nama lainnya," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda, saat konferensi pers virtual, Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Airlangga Sebut Elektabilitas Terus Naik karena Ada Baliho Wajahnya

3. Capres 2024 disebut berasal dari tiga jalur

Soal Pilpres 2024, Fahri Hamzah Sebut Terlalu Banyak Misteriusnya Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Hanta menjelaskan, capres potensial 2024 dimungkinkan berasal dari tiga jalur. Berdasarkan kesimpulan surveinya, para capres itu berasal dari jalur kepala daerah atau gubernur, ketua umum partai politik, dan menteri.

Dia mengatakan, capres dari jalur gubernur berasal dari Pulau Jawa. Gubernur-gubernur yang berpotensi kuat menjadi capres adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

"Eskalator politik yang strategis adalah yang pemimpin partai politik, yaitu para ketua umum partai yang ada di sini, ada Prabowo Subianto, Agus Harimurti, Airlangga Hartarto, dan Muhaimin Iskandar, serta Zulkifli Hasan," ucapnya.

Sedangkan untuk capres berpotensial dari jalur menteri ada Sandiaga Uno, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, dan Mahfud MD. Namun Hanta mengatakan, kesimpulan surveinya ini masih dapat berubah. Sebab, pemilu masih lama dan politik Indonesia masih dinamis.

"Mengingat pelaksanaan pilpres masih cukup jauh hingga 2024, sangat mungkin terjadi berbagai dinamika, peristiwa, dan momentum politik yang berpotensi mengubah peta politik elektoral ke depan," ujar Hanta.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya