AHY: Kalau Kami Diam, Artinya Partai Demokrat Membunuh Demokrasi

Demokrasi di Indonesia tengah diuji menurut AHY

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai segala hal yang terjadi di Demokrat belakangan ini, termasuk Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang dan upaya mengganti pucuk pimpinan partai, merupakan ujian bagi demokrasi.

"Sekali lagi saya tegaskan, ini bukan cuma soal ujian terhadap kedaulatan dan kehormatan Demokrat, ini juga ujian bagi masa depan demokrasi dan keadilan Indonesia," kata AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Minggu (7/3/2021).

1. AHY: Ujian ini juga untuk semua kader Demokrat

AHY: Kalau Kami Diam, Artinya Partai Demokrat Membunuh DemokrasiIDN Times/Margith Juita Damanik

AHY mengatakan permasalahan ini tidak cuma melibatkan dirinya, tapi juga menjadi ujian untuk semua kader Partai Demokrat.

"Kalau ada yang mengatakan ini permasalahan AHY saja, terlalu kecil seorang AHY. Tetapi ini permasalahan untuk semua, seluruh pemimpin, pengurus, dan kader Partai Demokrat," katanya.

AHY juga mengungkapkan upaya Moeldoko mengambil kepemimpinan partai sebagai usaha yang memalukan karena jauh dari moral etika dan keteladanan. Alhasil, ia berupaya untuk melawan KLB Deli Serdang ini. 

"Kalau kami diam, artinya sama saja Partai Demokrat membunuh demokrasi di negeri kita," ungkap AHY. 

Baca Juga: 200 Cap Jempol Darah untuk AHY Terkumpul, Demokrat: Supaya Tidak Zalim

2. Demokrat DKI gelar cap jempol darah

AHY: Kalau Kami Diam, Artinya Partai Demokrat Membunuh DemokrasiKetum Partai Demokrat AHY berfoto bersama di kantor Fraksi Partai Demokrat (FPD) di Senayan pada Kamis, 6 Agustus 2020 (Instagram.com/agusyudhoyono)

DPD Partai Demokrat DKI Jakarta menyelenggarakan Cap Jempol Darah Loyal dan Setia Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pagi ini. Acara berlangsung di kantor DPD DKI Jakarta.

"Agenda cap jempol darah dihadiri oleh para fungsionaris DPD, DPC, dan simpatisan kader Demokrat," kata Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Taufik Rendusara kepada IDN Times, Minggu (7/3/2021).

Taufik juga mengatakan, hingga kini sudah terkumpul 200 cap jempol darah. Cap jempol tersebut akan dibawa ke DPP Partai Demokrat.

3. Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB

AHY: Kalau Kami Diam, Artinya Partai Demokrat Membunuh DemokrasiIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal (Purn) Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025 dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Hotel The Hill, Sibolangi, Deli Serdang, Sumatra Utara, Jumat, 5 Maret 2021. KLB ini terus berjalan meski sempat diwarnai bentrokan massa. 

Kongres dibuka pukul 14.44 WIB. Tapi durasi kongres berlangsung singkat, kurang dari satu jam. Dua nama dicalonkan sebagai ketua umum Partai Demokrat. Mereka adalah Sekretaris Jenderal Partai Demokrat 2005-2010 Marzuki Alie dan Moeldoko.

Marzuki yang sebelumnya menjabat Sekjen Demokrat memilih mundur. Dengan demikian, Moeldoko terpilih secara aklamasi. Uniknya, Moeldoko tak hadir sejak awal hingga selesainya kongres. 

Sementara, Marzuki Ali ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. "Menimbang dan seterusnya, memperhatikan dan seterusnya, menetapkan Jenderal (Purn) DR Moeldoko sebagai Ketua Umum DPP Demokrat hasil kongres luar biasa periode 2021-2025," kata pimpinan sidang yang dibacakan Jhonny Allen.

Baca Juga: Respons KLB Moeldoko, Ketum Demokrat AHY Gelar Konsolidasi Hari Ini

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya