Cerita Risma Naik Motor Razia Masker ke Kampung-kampung Surabaya

Risma beberkan keberhasilannya tangani COVID-19 di Surabaya

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial (Mensos) Indonesia Tri Rismaharini bercerita tentang bagaimana ia menghadapi pandemik COVID-19. Pengalaman ini ia dapat saat masih menjadi Wali Kota Surabaya.

Apa saja cerita Risma dalam menghadapi pandemik ini? Cukup unik memang, seperti menangkapi anak-anak yang nongkrong tengah malam, hingga berpatroli menggunakan motor ke beberapa daerah di Surabaya.

1. Risma pernah mengusir anak-anak yang nongkrong di Surabaya

Cerita Risma Naik Motor Razia Masker ke Kampung-kampung SurabayaTri Rismaharini (Instagram.com/tri.rismaharini)

Risma menceritakan, saat masih menjadi wali kota dulu, ia pernah menangkapi anak-anak yang nongkrong saat jam 12 malam di beberapa tempat di Surabaya. Debat pun sempat terjadi antara dirinya dan anak-anak tersebut, bahkan ia juga kena marah anak-anak itu.

Teman-teman BNPB hafal saya keras menangani pandemik COVID-19 ini. Jam 12 saya masih menangkapi anak-anak yang ada di beberapa tempat dan mereka tidak jaga protokol kesehatan. Mereka marah" tutur Risma dalam siaran langsung YouTube BNPB, Selasa (9/3/2021).

Namun, Risma memberikan penjelasan kepada anak-anak tersebut, bahwa mereka memang kuat, tetapi mereka bisa saja menjadi carrier dan menularkan ke orang tua mereka di rumah. Penjelasan itu akhirnya membuat mereka mengerti.

"Saya jelaskan kepada mereka, kamu muda, kuat. Tapi kalau kamu kena, dan kamu menularkan ke orang tua kamu, kalau terjadi apa-apa ke mereka kamu seperti apa. Langsung, iya maaf bu maaf," ujarnya.

Baca Juga: Mensos Risma: Dibina Kemensos, Korban NAPZA Sukses Dirikan Kafe

2. Cerita Risma soal patroli dengan motor

Cerita Risma Naik Motor Razia Masker ke Kampung-kampung SurabayaMensos Risma Blusukan Temui Pemulung dan Gelandangan di Bantaran Sungai Ciliwung, Senin (28/12/2020) (Dok. Kemensos)

Risma juga mengenang saat ia keliling dengan motor ke daerah-daerah di Surabaya untuk mendisiplinkan warganya. Ia juga pernah mengejar warga yang ketahuan tidak memakai masker.

"Saya memang turun juga, saya mau ajak Pak Doni lah nanti. Jadi saya naik motor masuk kampung-kampung, saya bagi-bagi masker, saya marah betul kalo ada yang tidak pakai masker. Saya kejar itu," ujar Risma.

Dalam prosesnya mendisiplinkan warga ini, ia juga tetap menerapkan protokol kesehatan. Ia bahkan sempat mandi tiga sampai empat kali sehari.

"Saya memang mungkin agak ndablek, meski COVID-19, saya tetap keluyuran saja. Tetapi saya tetap disiplin, saya keluar pakai sarung tangan, saya pakai baju panjang, saya pakai kaus kaki. Sebelum masuk ke mana-mana mandi dulu, sehari kadang mandi 3-4 kali," ujar Risma.

Tidak cuma patroli, Risma juga kerap mengajak lurah dan camat se-Surabaya untuk melakukan pemetaan, jalan-jalan mana saja yang harus ditutup dan jalan mana yang jadi satu-satunya akses masyarakat. Ia bahkan sampai tidak berkantor di Balai Kota.

"Jam 5 saya sudah ada di Balai Kota, tetapi saya berkantor di tenda tidak pernah di ruangan. Jam 6 pagi, lurah, camat yang saya panggil datang ke tempat saya, karena kita harus lakukan blocking, jalan ini dan ini tutup, lalu masyarakat harus lewat sini, kalau di satu daerah ada yang sakit langsung tutup," ungkapnya.

3. Bagaimana efek dari kerasnya Risma hadapi pandemik ini?

Cerita Risma Naik Motor Razia Masker ke Kampung-kampung SurabayaWali Kota Surabaya Tri Rismaharini (baju garis ungu) saat menyapu kawasan Darmo Park Surabaya (Dok. Humas Pemkot Surabaya)

Berkat kerasnya Risma dalam menghadapi pandemik ini, tingkat penularan COVID-19 di Surabaya menurun drastis. Awalnya, Surabaya sempat masuk zona merah, bahkan cenderung ke merah tua dan hitam. Bahkan, Surabaya sempat masuk zona kuning.

"Surabaya sangat turun drastis saat itu, dari merah tua, merah hitam, hitam, berangsur-angsur dan sempat jadi kuning, saya tinggal, kemudian saya ke Jakarta. Alhamdulillah itu turun drastis, padahal saat itu sulit, kami enggak punya peralatan," ujar Risma.

Ia pun berujar, semua pihak harus optimistis menghadapi pandemik COVID-19 ini. Ia yakin, di balik cobaan pandemik ini, ada sesuatu yang bisa dipetik.

"Di balik cobaan, ada sesuatu yang bisa kita ambil, membuat kita lebih maju dan baik. Tuhan berikan kita cobaan lewat pandemik COVID-19 tetapi kita harus optimistis. Jadi mari sama-sama, tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan, semua mungkin asal kita mau," ujar Risma.

Baca Juga: Separuh Lebih Warga DKI Tak Puas, Elektabilitas Anies Keok dari Risma

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya