Enam Unit Helikopter Diterjunkan untuk Penanganan Bencana NTT

Helikopter ini nantinya akan multifungsi

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan enam helikopter untuk penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pengerahan helikopter tersebut sesuai arahan Kepala BNPB Doni Monardo.

"Sebagaimana perintah Kepala BNPB, helikopter tersebut akan difungsikan untuk mendistribusikan logistik dan peralatan di lokasi yang terisolasi pasca terputusnya akses akibat longsor maupun akses penyeberangan laut yang tidak memungkinkan akibat gelombang tinggi," ujar keterangan resmi BNPB, Rabu (7/4/2021).

Baca Juga: [UPDATE] 117 Orang Meninggal dan 76 Lainnya Hilang akibat Bencana NTT

1. Spesifikasi enam helikopter yang diterjunkan BNPB

Enam Unit Helikopter Diterjunkan untuk Penanganan Bencana NTTHelikopter AS-365 (dok. BNPB)

Adapun enam helikopter yang diterjunkan BNPB ini meliputi Heli MI-8 dengan daya angkut delapan ton yang direposisi dari Kalimantan Barat dan Heli Kamov 32 A dengan daya angkut lima ton yang direposisi dari Riau.

Kemudian Heli EC-115 berkapasitas 12 tempat duduk, Heli AW 199 berkapasitas 7 tempat duduk, heli jenis Bell 412EP dengan kapasitas 12 tempat duduk dan Heli AS-365 kapasitas 11 tempat duduk. Selain untuk pengiriman bantuan, helikopter ini juga akan digunakan dalam proses evakuasi.

"Helikopter tersebut juga nantinya difungsikan guna mengakomodasi para warga yang membutuhkan pertolongan darurat terutama kelompok rentan, sekaligus untuk mengangkut tim medis yang ditugaskan di posko penanganan darurat," tulis keterangan resmi BNPB.

2. Penanganan bencana terkendala akses jalan dan faktor cuaca

Enam Unit Helikopter Diterjunkan untuk Penanganan Bencana NTTKeadaan Flores Timur Pasca Banjir Bandang (dok. BNPB)

Sejauh ini, penanganan darurat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda 12 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terhalang oleh beberapa kendala teknis seperti akses jalan yang terputus hingga faktor cuaca buruk.

Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah yang masih belum dapat diakses sepenuhnya meliputi Kabupaten Malaka, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata.

"Adapun akses darat menuju wilayah Kabupaten Malaka masih terputus akibat longsor, kemudian Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata juga belum sepenuhnya dapat diakses mengingat gelombang laut masih tinggi sehingga harus menggunakan moda transportasi udara," tulis keterangan BNPB.

Baca Juga: Wilayah Lain di Indonesia Berisiko Terdampak Siklon Tropis seperti NTT

3. Kondisi Kota Kupang belum sepenuhnya pulih

Enam Unit Helikopter Diterjunkan untuk Penanganan Bencana NTTSejumlah rumah tertutup lumpur pascabanjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021) (ANTARA FOTO/HO/BPBD Flores Timur)

Saat ini, tim yang bersiaga di lapangan melaporkan bahwa kondisi Kota Kupang belum sepenuhnya pulih. Listrik masih terganggu dan sinyal jaringan telekomunikasi selular juga masih dalam kendala. Sejumlah pohon dan tiang papan reklame dilaporkan tumbang dan menutup akses jalan.

Sementara itu, beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) masih belum beroperasi karena bangunan SPBU mengalami kerusakan terdampak cuaca ekstrem. Akibatnya, terjadi antrean panjang warga.

Hingga saat ini banyak yang memilih tinggal di hotel yang menyediakan genset listrik untuk keperluan mobilitas, sehingga banyak hotel penuh di Kota Kupang.

Baca Juga: Fakta-fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor di NTT

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya