19 Kru Kapal Grand Princess Kena Virus Corona, Tak Ada dari Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Setelah terombang-ambing sejak (5/3) lalu, akhirnya kapal pesiar Grand Princess diizinkan berlabuh di Pelabuhan Oakland, California, Amerika Serikat pada Senin (9/3). Kapal yang berlayar dari Hawaii itu sempat ditolak bersandar di pelabuhan San Francisco dan mengangkut 2.400 penumpang serta 1.100 kru. Salah satu penumpang meninggal akibat tertular virus yang diberi nama Sars CoV-2 itu.
Kini, jumlah yang tertular virus itu terus bertambah menjadi 19 kru kapal dan dua penumpang. Ketika dikonfirmasi oleh IDN Times pada Rabu (11/3), Kementerian Luar Negeri memastikan tidak ada satu pun WNI yang bekerja di kapal itu yang dinyatakan positif virus corona.
"19 kru kapal itu tidak ada satupun yang merupakan WNI. Penumpangnya pun tidak ada yang berasal dari Indonesia," ungkap Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha melalui telepon pada hari ini.
Lalu, apa langkah Pemerintah Indonesia terhadap 57 WNI yang bekerja di sana sebagai kru kapal? Apakah hendak diboyong pulang ke Indonesia?
1. Pemerintah masih memantau keberadaan 57 WNI di Kapal Grand Princess
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan kondisi 57 kru kapal asal Indonesia sehat. Retno mengaku telah berkomunikasi dengan konsul jenderal yang ada di San Fransisco untuk mendapat informasi mengenai kondisi terakhir.
"Konjen kita yang ada di San Fransisco juga sudah berkomunikasi dengan wakil dari ABK yang ada di dalam kapal. Kami monitor dan kami hanya ingin meyakinkan bahwa semuanya care terhadap WNI di mana pun mereka berada," ungkap Retno di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (10/3).
Berdasarkan informasi yang diperoleh IDN Times belum diputuskan apakah 57 kru asal Indonesia hendak diboyong kembali ke Tanah Air atau tetap dibiarkan berlayar di kapal itu.
Sementara, kantor berita Reuters melaporkan para penumpang yang membutuhkan perhatian medis segera dan mengharuskan dirawat maka mereka akan diperkenankan untuk meninggalkan kapal pesiar lebih dulu. Gubernur California, Gavin Newsom ketika memberikan keterangan pers mengatakan bagi para penumpang yang berasal dari Amerika Serikat akan dikarantina ke salah satu dari empat lokasi.
Lokasi karantina yang telah disiapkan berada di markas militer di California. Karantina selama 14 hari itu merupakan kewajiban dan tidak bisa ditawar.
Baca Juga: Gara-Gara COVID-19, Penumpang Gugat Kapal Grand Princess Rp14 Miliar
2. Penumpang dari negara lain akan dipulangkan ke Tanah Airnya
Gubernur California, Gavin Newsom mengatakan Pemerintah AS kini tengah bekerja untuk bisa memulangkan semua penumpang di kapal Grand Princess ke Tanah Airnya masing-masing. Salah satunya dengan menyediakan penerbangan yang bisa disewa dari Bandara Internasional Oakland.
Sejauh ini, otoritas setempat menyebut para penumpang dan kru berasal dari 54 negara, termasuk Kanada dan Inggris. Dalam proses pemulangannya nanti, kata Newsom, mereka akan dibawa menggunakan bus khusus menuju ke terminal non komersial di Bandara Joint Base San Antonio Lackland di Texas atau Pangkalan Angkatan Udara Dobbins di Georgia. Tujuannya, agar para penumpang tidak melakukan kontak dengan publik.
3. Kapal Grand Princess menjadi sorotan karena ada penumpang lansia yang tewas ketika berlayar
Stasiun berita BBC, Rabu (11/3) melaporkan, kapal pesiar Grand Princess menjadi sorotan karena satu penumpangnya berusia 71 tahun yang berlayar dari San Francisco menuju ke Meksiko meninggal. Ia dipastikan meninggal akibat tertular virus corona.
Kantor berita Reuters menyebut Grand Princess dan Diamond Princess berada di bawah naungan perusahaan yang sama yaitu Carnival Corp. Jelas ini menjadi pukulan telak kedua bagi operator. Dalam kasus Diamond Princess, usai berlabuh di Yokohama, Jepang, terdapat 700 orang di atas kapal termasuk 9 kru asal Indonesia tertular virus corona. Sebanyak enam orang di antaranya meninggal dunia.
Sementara, di kapal Grand Princess, para penumpang sudah mulai diturunkan dari kapal sejak Selasa waktu setempat. Gubernur California, Gavin Newsom, sempat memerintahkan agar kapal tidak bersandar lebih dulu. Mereka baru diizinkan berlabuh, bila semua individu di atas kapal telah dites.
Peralatan untuk bisa melakukan pemeriksaan awal diterbangkan menggunakan helikopter ke kapal pesiar pada (5/3) pekan lalu.
Baca Juga: Pelajaran dari Diamond Princess dalam Hadapi Wabah di Kapal Pesiar