AHY Sebut Jokowi Tidak Terkait dengan Kudeta Partai Demokrat

Demokrat diduga sedang diganggu oleh buzzer pemerintah

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan gerakan untuk mendorong adanya Kongres Luar Biasa (KLB) di partai berlambang mersi itu tidak ada sangkut pautnya dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Menurut pria yang akrab disapa AHY itu, ada sekelompok orang di internal partai yang coba mencatut nama Jokowi agar mau bergabung dengan gerakan mereka. 

"Terhadap hal itu (dorongan melakukan KLB), saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu. Ini hanya akal-akalan kelompok GPK (Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan) PD untuk menakut-nakuti para kader," ujar AHY dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (18/2/2021).

Ia juga menyebut nama Jokowi sengaja dibawa-bawa untuk memecah belah hubungan antara mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut dengan Ketua Majelis Tinggi PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Apalagi menurut AHY, hubungan SBY cukup baik dengan Jokowi.

Sebelumnya, sempat beredar informasi bahwa Jokowi menegur Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Hal itu karena mantan Panglima TNI tersebut malah membuat gaduh di tengah upaya keras pemerintah mengendalikan pandemik COVID-19. 

Di sisi lain, pernyataan AHY bertolak belakang dengan kesimpulan para elite Partai Demokrat beberapa waktu lalu. Mereka meyakini Jokowi tahu adanya upaya untuk mendongkel AHY dari kursi ketua umum. 

Apa komentar petinggi Partai Demokrat mengenai perubahan sikap AHY ini? 

Baca Juga: AHY Sebut Kudeta Partai Demokrat Masih Terjadi Sampai Hari Ini

1. Sejak awal Partai Demokrat tak pernah tuduh Jokowi ikut cawe-cawe soal kudeta

AHY Sebut Jokowi Tidak Terkait dengan Kudeta Partai DemokratANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat 2021-2025, Herzaky Mahendra Putra, mengatakan sejak awal pihaknya tak pernah menuding Jokowi tahu adanya upaya gerakan politik yang berujung pengambilalihan kepemimpinan PD secara paksa alias kudeta. Tetapi, dugaan itu semakin menguat ketika mendengar kesaksian dan testimoni dari beberapa pihak di dalam partai. 

"Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat Presiden Joko Widodo," ujar Herzaky dalam pesan pendek kepada IDN Times pada Kamis (18/2/2021). 

Selain pejabat, kata dia, informasi lainnya turut menyebut gerakan kudeta itu juga didukung oleh sejumlah menteri. Meski begitu, kata Herzaky, AHY dan pimpinan partai tidak begitu saja percaya. 

"Kami tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah (pressumption of innocence) dalam permasalahan ini," kata dia. 

Oleh sebab itu, AHY pada 1 Februari 2021 lalu mengirimkan surat ke Presiden Jokowi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi dan klarifikasi langsung dari mantan Wali Kota Solo itu. Namun, Istana enggan merespons surat AHY. 

Herzaky juga menegaskan sejak awal permasalahan ini bukan soal AHY melawan Jokowi atau biru melawan merah. Dua warna itu merujuk kepada warna Partai Demokrat dan PDI Perjuangan. 

"Ini adalah perjuangan melawan abuse of power yang dilakukan oleh orang dekat presiden dan dapat merusak demokrasi kita," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Dua Eks Kader Demokrat Ini Disebut Ikut Temui Moeldoko di Hotel Aston 

2. Partai Demokrat akan "dikerjai" bila mengaitkan isu kudeta dengan Jokowi

AHY Sebut Jokowi Tidak Terkait dengan Kudeta Partai DemokratANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Sementara, dari sudut pandang pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, adalah wajar bila AHY tak ingin mengait-ngaitkan kudeta di internal Partai Demokrat dengan Jokowi. Sebab, bila hal itu dilakukan, maka PD akan terus "dikerjai". Salah satunya dengan adanya buzzer yang menyebar isu di dunia maya. 

"Oleh karena itu makanya tiba-tiba muncul persoalan dana Rp9 miliar untuk pembangunan museum SBY-Ani. Padahal, sesungguhnya itu hal yang biasa. Tetapi, dimunculkan dan diviralkan," kata Ujang ketika dihubungi oleh IDN Times pada hari ini. 

"Kalau mengusik-ngusik presiden, maka harus berhadapan dengan para buzzer itu," tutur dia lagi. 

Ia pun menilai sangat mungkin Moeldoko merebut kursi ketua umum dari AHY. Caranya dengan menggaet para individu di PD yang kecewa dengan gaya kepemimpinan AHY. 

"Karena Moeldoko dianggap orang yang kuat untuk bisa mengambil alih kursi kepemimpinan. Tapi, kan strateginya udah keburu ketahuan," ujarnya. 

3. AHY diduga sengaja bocorkan upaya kudeta untuk gagalkan KLB

AHY Sebut Jokowi Tidak Terkait dengan Kudeta Partai DemokratKetum Partai Demokrat AHY bersama dengan jajaran Partai Demokrat lainnya berjalan bersama memasuki Kantor Fraksi Partai Demokrat (FDP) pada Kamis, 6 Agustus 2020 (Instagram.com/agusyudhoyono)

Ujang memperkirakan AHY sengaja mengungkap rencana adanya upaya untuk menggulingkan dia dari kursi Ketum PD. Tujuannya, untuk membendung upaya menggelar KLB. 

"Kalau AHY tidak teriak atau kirim surat ke presiden, maka kursinya sebagai ketum sudah bisa diambil alih pada bulan ini. Sama seperti proses yang terjadi di Partai Berkarya, diam-diam tapi kepemimpinannya diambil alih," kata Ujang. 

Meski dianggap publik menimbulkan drama, tetapi justru hal tersebut, katanya lagi, adalah suatu keuntungan. Popularitas AHY pun kembali naik karena konflik tersebut.

Ia menilai keterlibatan Moeldoko dalam PD merupakan rencana panjang untuk membungkam partai yang oposisi terhadap pemerintah. "Sebenarnya, di PKS (Partai Keadilan Sejahtera) sudah kejadian, makanya kini partai itu terpecah," tutur dia. 

Salah satu eks petinggi PKS akhirnya membentuk Partai Gelora dan memihak pemerintah. 

Baca Juga: Dituding AHY Lakukan Kudeta, Moeldoko: Jadi Pemimpin Jangan Baperan 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya