Amien Rais Sindir Revolusi Mental Jokowi Lewat Buku 

Menurut Amien, revolusi mental ala Jokowi tidak punya konsep

*dengan laporan Axel Jo Harianja

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, meluncurkan buku dengan judul "Hijrah: Selamat Tinggal Revolusi Mental Selamat Datang Revolusi Moral." Sepintas judul buku itu terkesan menyindir slogan yang digagas oleh Joko "Jokowi" Widodo lima tahun lalu ketika hendak maju sebagai presiden. 

Menurut Amien, buku setebal 76 halaman itu menggambarkan revolusi mental yang digagas Jokowi tidak memiliki dokumen yang jelas. 

"Jadi, menurut saya, revolusi mental Pak Jokowi itu memang tidak jelas. Tidak ada dokumen yang autentik yang sebetulnya," ujar Amien di area Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Jumat (11/1) kemarin. 

Apa tujuan Amien meluncurkan buku itu?

1. Amien Rais menilai konsep revolusi mental Jokowi tidak jelas

Amien Rais Sindir Revolusi Mental Jokowi Lewat Buku (Ketua Dewan Pertimbangan Partai Amanat Nasional, Amien Rais) www.instagram.com/@amienraisofficial

Amien sempat menaruh harapan banyak terhadap konsep Revolusi Mental yang digaungkan oleh Presiden Jokowi saat awal memerintah. Dalam sebuah diskusi tahun 2014, Jokowi sempat menjelaskan revolusi mental adalah perubahan sikap warga Indonesia agar menjadi sosok yang santun, memiliki budi pekerti, ramah dan bergotong royong. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, mental seperti itu yang dapat menjadi modal bagi Indonesia dalam mencapai kesejahteraan. 

"Tapi, saya juga ndak tahu kenapa, sedikit demi sedikit (karakter) itu berubah. Kita pun ndak sadar. Yang lebih parah ndak ada yang nge-rem. Yang seperti itu lah yang merusak mental," kata Jokowi pada lima tahun lalu. 

Berubahnya karakter bangsa itu, kemudian menjadi akar dari munculnya korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi hingga tidak disiplin. Ia mengatakan kalau situasi itu tetap dibiarkan, maka akan menyerap hingga ke sandi-sandi bangsa. 

"Oleh sebab itu, saya menawarkan ada revolusi mental," tutur Jokowi. 

Amien pun tidak membantah konsep itu memang dinilai bagus. Bahkan, proklamator Indonesia, Ir. Soekarno juga menggaungkan hal itu. 

"Saya waktu masih mahasiswa awal, saya ingat Bung Karno pun menyuruh kita menyebar dan melakukan revolusi mental," katanya menjelaskan. 

Tapi, lama kelamaan konsep revolusi mental itu tidak jelas. Bahkan, menurut Amien, rezim pemerintahan Jokowi tidak punya kompas moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk. 

"Jadi, saya ingin mengakhiri konsep revolusi mental itu," kata dia. 

Baca Juga: 5 Pendiri PAN Minta Amien Rais Lengser dari Kursi Pimpinan 

2. Konsep revolusi mental Jokowi tidak memiliki dokumen autentik

Amien Rais Sindir Revolusi Mental Jokowi Lewat Buku (Amien Rais meluncurkan buku) IDN Times/Axel Jo Harianja

Meskipun konsep revolusi mental dinilai bagus di awal pemerintahan Jokowi, namun dalam pandangan Ketua MPR periode 1999-2004 itu, revolusi mental selama ini dicanangkan secara tidak jelas. 

"Menurut saya revolusi mental Pak Jokowi itu memang tidak jelas. Tidak ada dokumen autentik yang (membahas) mengenai, apa sih maksudnya? Pak Jokowi gak punya autentik, kemudian tidak ada dokumen otoritatif dari pemerintah, cuman memang ada break downnya itu," kata Amien. 

3. Pemerintahan Jokowi tidak ada kompas moral

Amien Rais Sindir Revolusi Mental Jokowi Lewat Buku ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Amien menjelaskan, selama pemerintahan Jokowi tidak ada kompas moral. Sehingga, membuat pemerintahan Jokowi cenderung membiarkan hal-hal yang tidak baik terjadi.

"Saya mohon maaf setelah empat tahun mengikuti rezim jokowi itu memang tidak punya kompas moral, tidak ada moral guidence. Jadi sepertinya itu enteng, kalo orang tidak punya kompas moral itu berjanji sebanyak mungkin. Kemudian bohong pun gak apa-apa, karena gak punya kompas moral," tutur Amien. 

Ia menjelaskan, moral yang dimaksud adalah kemampuan seorang manusia yang bisa membedakan suatu hal yang benar dan salah.

"This is right and this wrong. Ini terpuji, ini terkutuk, itu (yang dinamakan) moral," kata dia. 

4. Muncul budaya tipu dan ketidakjujuran

Amien Rais Sindir Revolusi Mental Jokowi Lewat Buku (Buku yang ditulis oleh Amien Rais) IDN Times/Axel Jo Harianja

Tidak adanya kompas moral pada masa pemerintahan Jokowi menjadi masalah bagi Amien. Ia pun terganggu dengan munculnya budaya tidak jujur dan menipu yang hadir di tengah-tengah masyarakat.

" Ini yang betul-betul mengganggu saya, there is something very very very wrong. Ini yang menyebabkan di bangsa kita ini muncul semacam a new culture, budaya tipu-tipu," ujar dia.

5. Amien Rais menulis buku itu ketika membayangkan generasi mendatang Indonesia

Amien Rais Sindir Revolusi Mental Jokowi Lewat Buku YouTube/Official Cadaz Media

Amien juga mengisahkan buku itu dibuat selama beberapa hari jelang tahun baru 2019 saat ia dan keluarganya tengah berlibur di Yogyakarta. Saat itu, ia tengah bergurau dengan cucu-cucunya, lalu seketika ia menerawang ke masa depan. Ia membayangkan kehidupan anak-anak di Indonesia pada 10-15 mendatang akan seperti apa. Menurut dia, hal itu ditentukan dari apa yang dikerjakan oleh pemerintah saat ini. 

Di bagian bukunya, Amien juga menyelipkan secercah harapan agar masa depan Bangsa Indonesia menjadi lebih baik, adil, makmur, sehat secara rohani dan jasmani.

Baca Juga: Amien Rais Didesak Mundur dari PAN, Ma'ruf Amin: Itu Dinamika Politik

Topik:

Berita Terkini Lainnya