Amnesty International: Polisi Malah Diam Lihat Ormas Hina Warga Papua 

"Polisi malah bersikap keras ke mahasiswa Papua"

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Amnesty InternationalInternational Indonesia Usman Hamid menyayangkan mengapa ketika terjadi aksi penyerangan yang ikut dilakukan oleh sejumlah ormas tertentu di asrama mahasiswa Papua pada Jumat (16/8), polisi malah diam. Bahkan, sejumlah orang dari ormas tersebut turut melontarkan makian dan kata-kata bernada merendahkan kepada mahasiswa Papua. 

"Padahal, seharusnya warga Papua dilindungi oleh polisi dalam peristiwa kemarin di asrama mahasiswa, ini malah bertindak keras," kata Usman ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Senin pagi (19/8). 

Tindakan keras yang dimaksud Usman yakni menggrebek asrama mahasiswa, mendobrak pintu, 43 mahasiswa dijemput paksa dan bahkan gas air mata ikut dilemparkan. Padahal, mahasiswa di dalam asrama tersebut, kata Usman, bukan tersangka. Sehingga, ia menilai perlakuan polisi sangat tidak proporsional ketika berhadapan dengan mahasiswa di asrama di Surabaya

Insiden penggebrekan serupa sesungguhnya juga pernah terjadi di asrama mahasiswa Papua di Yogyakarta. Lantaran kerap berakhir ricuh maka terbentuklah stigma yang terbentuk terhadap mahasiswa Papua yang seolah-olah dinilai selalu berbuat onar. Padahal, tak semua warga Papua bersikap demikian. 

Dalam pandangan Usman, stigma negatif terhadap orang Papua, salah satunya disebabkan oleh kekakuan pandangan politik yang dimiliki oleh para elite di negeri ini. 

"Kemudian, kekakuan ini dikukuhkan dengan tindak kekerasan yang seolah menjadi tradisi. Kekakuan pandangan politik ini lalu berhadapan dengan penegakan hukum yang lemah," kata dia lagi. 

Alhasil, penegakan hukum tunduk pada keinginan sejumlah ormas. Akhirnya, malah menimbulkan semangat nasionalisme yang sempit. Sikap tersebut, dinilai kata pria yang juga aktivis tahun 1998 itu, sangat berbahaya apabila ingin membangun persatuan. 

"Masalahnya, semangat nasionalisme yang sekarang diagungkan tidak didasarkan pada penghargaan kepada manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sehingga, pola pikir semacam itu membentuk sikap anti terhadap orang Papua," tutur Usman. 

Sementara, Polri membantah pihaknya melakukan penangkapan terhadap 43 mahasiswa Papua pada akhir pekan lalu. Polda Jatim berdalih menjemput paksa puluhan mahasiswa itu demi menyelamatkan nyawa mereka. 

"Kalau tidak, mereka akan diserang oleh massa ormas yang kondisinya sudah terprovokasi," kata Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Kombes (Pol) Frans Barung Mangera pada Senin (19/8). 

Dampak dari aksi penggrebekan mahasiswa Papua di asrama Kamasan di Surabaya justru berbuntut panjang. Sebab, aksi protes yang dilakukan oleh massa di Manokwari, Papua Barat berujung ricuh. Kantor DPRD Papua Barat sempat dibakar oleh massa. 

Berdasarkan siaran dari stasiun Kompas TV, seluruh pusat ekonomi di Manokwari lumpuh. Sebab, sejumlah ruas jalan diblokade dengan aksi bakar ban. amun, perlahan-lahan situasi mulai kondusif dibandingkan pagi tadi.

Ikuti terus perkembangan berita kericuhan di Manokwari di IDN Times ya .

Baca Juga: Papua Mencekam, Warga Longmarch Sejauh 20 Km Menuju Kantor Gubernur 

Topik:

Berita Terkini Lainnya