Anas Urbaningrum: Saya Tak Punya Uang untuk Bayar Fasilitas di Lapas

Anas pun mengaku tidak kehilangan fasilitas saung

Jakarta, IDN Times - Terpidana kasus korupsi Wisma Hambalang, Anas Urbaningrum mengaku gak membayar fasilitas mewah selama ditahan di Lapas Sukamiskin, Bandung.

Ia menyebut tidak punya uang sama sekali untuk membayar fasilitas mewah, yang dirumorkan dipatok dengan tarif antara Rp 200 juta hingga Rp 500 juta. 

Saat dilakukan sidak oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Minggu (22/7) lalu, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menyebut tidak ada satu pun barang yang diambil petugas lapas, lantaran dianggap fasilitas terlarang. Kendati, saat didatangi jurnalis Najwa Shihab, Anas tidak mengizinkan kamera masuk untuk menyorot secara langsung isi selnya.

"Makanya saya itu (tidak) memiliki fasilitas khusus. Tidak ada juga yang saya tambah-tambah. Salah satu yang disebut fasilitas khusus kan AC, di Bandung itu kan sudah dingin, malah saya kedinginan," kata Anas ketika ditemui usai mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Kamis (26/7). 

Lalu, apakah Anas benar-benar tidak pernah tergiur untuk menambah fasilitas mewah di lapas?

1. Anas: semua aset sudah disita negara dalam kasus korupsi proyek Hambalang

Anas Urbaningrum: Saya Tak Punya Uang untuk Bayar Fasilitas di LapasANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Kepada media yang menemuinya, Anas mengaku, hampir semua asetnya sudah disita pemerintah, karena dijadikan terpidana dalam kasus proyek pembangunan Wisma Atlet di Hambalang, Bogor.

Dalam putusan kasasi di Mahkamah Agung, mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu divonis membayar denda Rp 1 miliar dan uang pengganti Rp 57.592.330.580. Sehingga, kalau pun ditawari fasilitas mewah, ia mengaku tidak bisa membayarnya.

"Bagaimana saya membayarnya, karena seluruh aset yang saya miliki sejak saya bekerja nih, menghasilkan satu rupiah sejak pertama saya bekerja, itu disikat dan dirampas semua atas nama kezaliman ini. Tidak ada satu pun aset yang tersisa (untuk membayar fasilitas mewah)," kata Anas.

Namun, ia tidak membantah pernah keluar dari lapas, tetapi untuk pengobatan karena kakinya dioperasi. Menurut dia, keluar dari lapas sementara waktu untuk menjalani operasi masih bisa ditoleransi.

"Ya, masak saya dilarang operasi? Ya, pasti diizinkan. Yang sakit kan tetap harus diizinkan berobat toh? Kalau sakit tapi tidak diizinkan berobat kan bukan lapas namanya kan? Itu neraka namanya," kata dia lagi.

Baca juga: Anas Urbaningrum Minta Majelis Hakim Agar Dibebaskan dari Hukuman

2. Anas mengaku tidak kehilangan fasilitas saung yang sudah dirobohkan

Anas Urbaningrum: Saya Tak Punya Uang untuk Bayar Fasilitas di LapasAntara Foto/Wahyu Putro

Anas tidak merasa kehilangan usai fasilitas saung untuk menerima kunjungan dirobohkan petugas lapas. Ia juga mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu meski dia mengaku pernah menggunakan fasilitas tersebut.

"Kemarin saya, saat saung dirobohkan, ya akhirnya lesehan saja ketika menerima tamu. Saya tidak ada masalah. Sejak kecil saya sudah terbiasa kalau tahlilan atau yasinan lesehan," kata dia, bergurau.

Anas mengaku tidak pernah ikut menyumbang dana untuk membangun fasilitas saung tersebut. Saung sudah dibangun begitu ia masuk Lapas Sukamiskin pada 2015. "Sudah, dari jauh-jauh hari," katanya.

Bahkan, Anas sempat bergurau napi yang bisa memanfaatkan saung itu hanya yang memiliki amal ibadah yang baik.

3. Kalapas Sukamiskin ditangkap KPK karena menerima uang suap

Anas Urbaningrum: Saya Tak Punya Uang untuk Bayar Fasilitas di LapasAntara FOTO/Novrian Arbi

Lapas Sukamiskin menjadi sorotan, setelah KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap mantan Kepala Lapas Wahid Husein. Ia secara terang-terangan meminta mobil Mitsubishi Triton Athlete warna hitam kepada narapidana kasus korupsi, Fahmi Darmawansyah.

Juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan Wahid bahkan merekomendasikan agar mobil itu dibeli di dealer langganannya.

"Namun, karena mobil jenis dan warna tersebut tidak ada, akhirnya diganti dengan triton warna hitam yang diantar dalam keadaan baru tanpa plat nomor ke rumah WH (Wahid Husein)," ujar Febri melalui keterangan tertulis pada Minggu (22/7).

Permintaan tersebut disampaikan tanpa menggunakan kode atau sandi terselubung, seperti layaknya modus yang dilakukan para penerima suap di kasus korupsi lainnya.

Lembaga anti rasuah kini tengah mendalami dugaan keterlibatan istri Fahmi yakni aktris Inneke Koesherawati. Ia diduga membantu suaminya membelikan mobil mewah tersebut, dari sebuah dealer di Jakarta.

Inneke sudah dua kali diperiksa oleh KPK. Namun, setiap kali ditanya awak media soal materi pemeriksaan, ia bungkam.

Menurut kamu Inneke juga bakal ditetapkan menjadi tersangka bersama suaminya?

Baca juga: Ini Kata KPK Soal Wacana Napi Korupsi Dipindah ke Nusakambangan

Anas Urbaningrum: Saya Tak Punya Uang untuk Bayar Fasilitas di Lapas

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya