Aturan Pembatasan Relawan Asing Tak Halangi AS Beri Bantuan ke Palu

AS memilih menggandeng mitra lokal

Jakarta, IDN Times - Tim yang mendistribusikan bantuan Pemerintah Amerika Serikat, USAID, mengaku sejauh ini tidak mengalami kendala berarti ketika berada di Palu. Hal itu lantaran Negeri Paman Sam menjalin kerja sama dengan mitra lokal seperti Palang Merah Indonesia (PMI) dalam mendistribusikan bantuan bagi korban bencana gempa di Palu. 

Maka, mereka tidak mengalami kesulitan seperti yang dialami oleh relawan asing lainnya yang mengeluh diusir oleh Pemerintah Indonesia ketika justru tengah mendistribusikan bantuan. Aturan itu sempat diklarifikasi oleh Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. Menurutnya, relawan asing tidak bisa sembarangan berkeliaran di wilayah Palu. 

"Relawan asing tetap diatur. Tidak bisa nyelonong seenaknya ke mana-mana. Karena beda kultur, bahasa dan lainnya. Hal itu biasa terjadi dan diatur di semua negara," ujar Sutopo kepada media pada Rabu (10/10) lalu di kantor BNPB. 

Pada kenyataannya, Negeri Paman Sam tidak mengalami kendala apa pun ketika mendistribusikan bantuan ke Palu. Lalu, hingga kapan tim dari USAID memberikan bantuan bagi Palu?

1. Pemerintah AS memilih menggandeng mitra lokal dalam mendistribusikan bantuan

Aturan Pembatasan Relawan Asing Tak Halangi AS Beri Bantuan ke PaluDok. IDN Times/Istimewa

Direktur Misi USAID di Indonesia, Erin McKee, menepis Negeri Paman Sam menghadapi kendala saat mendistribusikan bantuan. Sebab, mereka memilih untuk menggandeng pemerintah daerah dan mitra lokal. 

"Jadi sering kali, kami menggandeng seperti misalnya Palang Merah Indonesia yang memang sudah memiliki sejarah panjang bersama kami. Jadi, dengan hubungan dan rekam jejak panjang di mana kami pernah bekerja sama selama bertahun-tahun yang sesungguhnya membantu kami untuk mendistribusikan bantuan," kata McKee dalam briefing melalui telepon yang diikuti oleh beberapa media pada Rabu (10/10) lalu. 

Ia pun merekomendasikan negara lain untuk melakukan hal yang sama, sebab tidak saja hal tersebut dapat membantu Indonesia, namun dengan menggandeng mitra lokal, lebih memudahkan untuk menyalurkan bantuan. 

"Karena Anda tidak perlu menghadapi tantangan berkomunikasi dalam bahasa, konteks lokal, dan dapat menyalurkan bantuan secara efektif," kata dia. 

Baca Juga: Relawan Asing Disuruh Tinggalkan Palu, Ini Kata Kemlu

2. Ketika tim kemanusiaan AS tiba di Palu, kondisi ekonomi sudah mulai bergeliat

Aturan Pembatasan Relawan Asing Tak Halangi AS Beri Bantuan ke PaluIDN Times/Fitang Budhi Adhitya

Penasihat kantor bantuan bencana luar negeri dari USAID, Harlan Hale mengatakan tim kemanusiaan dari Negeri Paman Sam tiba di Palu di saat kondisinya sudah mulai bergeliat pada pekan lalu. Ia menjelaskan untuk bisa ke Palu, mereka harus melewati Balikpapan, Kalimantan Timur. 

"Ternyata ketika tim kami tiba di sana, mereka sudah menemukan hotel, listrik sudah kembali hidup, layanan telekomunikasi 3G sudah kembali hidup, sehingga pesan pendek WhatsApp dan lainnya sudah bisa terkoneksi," kata Hale yang juga ikut dalam briefing melalui telepon itu. 

Mereka menilai kondisi pemulihan ini cukup baik dan cepat. Apalagi mengingat lokasi kejadian yang begitu jauh dan tingkat kerusakan akibat gempa cukup parah. 

Hale menjelaskan sudah ada perbaikan dalam kehidupan warga. Sendi perekonomian sudah mulai pulih. 

"Toko-toko sudah mulai buka. Begitu pula jalan dan akses lainnya (menuju ke Palu)," tutur dia. 

3. Kemenlu bantah Indonesia mengusir relawan asing

Aturan Pembatasan Relawan Asing Tak Halangi AS Beri Bantuan ke Palu(Kementerian Luar Negeri) www.treaty.kemlu.go.id

Sementara, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Asing membantah Indonesia telah mengusir relawan asing yang sudah masuk ke Palu, Sulawesi Tengah. Melalui keterangan tertulis, Arrmanatha menjelaskan kebijakan baru dikeluarkan agar distribusi bantuan tidak menumpuk. 

"Kebijakan itu tidak dimaksudkan untuk mencegah bantuan atau sukarelawan memasuki Sulawesi Tengah, tetapi untuk memastikan bahwa mereka terlebih dahulu berkoordinasi dengan tim atau lembaga nasional di Indonesia yang memimpin upaya penyelamatan dan pemulihan," ujar Arrmanatha melalui keterangan tertulis pada pekan lalu kepada IDN Times. 

Lagipula menurut diplomat senior itu, semua jenis bantuan dari pemerintah asing harus dikoordinasikan lebih dulu dengan tim SAR Indonesia, melalui Kemlu. Sementara bantuan yang disalurkan melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM) asing harus dikoordinasikan dengan Palang Merah Indonesia atau LSM yang terafiliasi di Indonesia.  
 

"Semua bantuan, termasuk relawan asing, hanya bisa masuk setelah berkoordinasi dan mendapat izin sehingga tujuan, tugas dan fungsi mereka itu jelas," kata dia. 

Baca Juga: Bersama Sekjen PBB, Wapres Pantau Penanganan Bencana di Palu  

Topik:

Berita Terkini Lainnya