Banjir Parah di Kalsel, Walhi Kecewa Jokowi Tak Singgung Deforestasi  

Dari 13 kabupaten di Kalsel, 11 terendam banjir

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono, kecewa karena Presiden Joko "Jokowi" Widodo tak menyentuh soal deforestasi sebagai penyebab banjir di Kalimantan Selatan. 

"Kalau Jokowi ke Kalsel hanya menyalahkan hujan dan sungai, mending gak usah ke Kalsel," kata pria yang akrab disapa Cak Kis itu melalui pesan pendek kepada IDN Times, Selasa (19/1/2021). 

Ia mengatakan Jokowi seharusnya berani memanggil para pemilik perusahaan tambang, kepala sawit, hutan tanaman industri (HTI), dan hak pengusahaan hutan (HPH). 

"Kalau perlu, mari kita berdialog secara terbuka, di hadapan rakyat dan organisasi masyarakat sipil," kata Kisworo. 

Ia mengatakan setiap tahun wilayah Kalsel pasti dilanda banjir bila masuk musim hujan. Sedangkan, di musim kemarau terjadi kebakaran lahan. 

"Peristiwa semacam itu terulang terus, artinya kan negara ini gagap dan tidak mampu (menghadapi bencana)," ujarnya lagi. 

Kisworo juga menyebut 50 persen area di Kalsel sudah dibebani izin tambang dan perkebunan kelapa sawit. Itu juga yang jadi penyebab hutan di Kalsel terus ditebang.

1. WALHI mencatat banjir di Kalsel merendam 11 dari 13 kabupaten

Banjir Parah di Kalsel, Walhi Kecewa Jokowi Tak Singgung Deforestasi  Isteri dan anak Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah Kalsel evakuasi mandiri usai dilanda banjir (Walhi Kalimantan Selatan)

Kisworo mencatat dari 13 kabupaten yang ada di Kalsel, 11 di antaranya terendam banjir. Artinya, banjir yang sudah terjadi sejak 9 Januari 2021 lalu itu merendam nyaris seluruh Provinsi Kalsel. Itu sebabnya Gubernur Sahbirin Noor memberlakukan tanggap darurat. 

"Bahkan, menurut saya kondisinya sudah sangat darurat. Masih banyak warga yang tinggal jauh dari ibu kota provinsi belum tersentuh bantuan pemerintah," ungkap Kisworo. 

Ia mengatakan aliran listrik sering tak menentu. Kadang menyala beberapa jam kemudian mati. Sementara, jaringan telekomunikasi masih berfungsi. 

"Tetapi, di daerah Hulu Sungai Tengah, listrik dan telekomunikasi down," tutur dia dan menyebut WALHI Kalsel hanya mampu membantu serta menjangkau lima kabupaten.

Berdasarkan data dari Plt Sekretaris Daerah Hulu Sungai Tengah, Faried Fakhmansyah, di daerah itu sudah ada 8 orang yang meninggal. Selain itu, ada 8.000 jiwa mengungsi dan 68 ribu warga terdampak. 

"Sebanyak 16 ribu lebih rumah di 10 dari 11 kecamatan Hulu Sungai Tengah juga tergenang banjir," ujar Faried yang dikutip dari kantor berita ANTARA pada Senin, 18 Januari 2021. 

Baca Juga: Banjir Berulang di Kalsel: Dampak Rusaknya Lingkungan Akibat Tambang

2. KLHK akui ada penurunan hutan di Kalsel dalam 20 tahun hingga mencapai 62,8 persen

Banjir Parah di Kalsel, Walhi Kecewa Jokowi Tak Singgung Deforestasi  IDN Times/Sunariah

Sementara, ketika melakukan jumpa pers virtual, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyampaikan terjadi penurunan hutan yang signifikan di area Kalimantan Selatan. Meskipun mereka tetap menyebut hujan lah yang jadi faktor utama penyebab banjir di sana. 

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Karliansyah, mengatakan pada periode 1990 hingga 2019 luas hutan di Kalsel mengalami penurunan hingga 62,8 persen. Penurunan luas hutan terbesar terjadi pada periode 1990-2000 yang mencapai 55,5 persen. 

"Proporsi luas area berhutan kini tersisa 18,2 persen, dengan 15 persen hutan alam dan sisanya 3,2 persen hutan tanaman," kata Karliansyah pada Selasa (19/1/2021). 

Pendapat senada juga disampaikan oleh Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai, Saparis Soedarjanto. Ia mengatakan curah hujan yang tinggi lah yang jadi biang kerok dari banjir besar di Kalsel. 

"Kita bisa menyimpulkan sedikit saja dari informasi ini bahwa hujan lah faktor utama yang menyebabkan banjir karena dia tinggi sekali (curah) hujannya," kata Saparis.

3. Tiga instruksi Jokowi untuk membantu warga Kalsel yang kena dampak banjir

Banjir Parah di Kalsel, Walhi Kecewa Jokowi Tak Singgung Deforestasi  ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Saat meninjau ke Kalsel, Jokowi sempat meninjau Jembatan Pakauman. Di bawah jembatan itu mengalir Sungai Martapura yang alirannya masih deras dan meluap. Bahkan, mobil iring-iringan Jokowi juga harus menembus banjir di area Kalsel. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian memberikan tiga instruksi untuk meringankan warga Kalsel. Pertama, Jokowi meminta Jembatan Mataraman yang putus karena banjir diperbaiki dalam empat hari.

Kedua, ia meminta pemerintah memperhatikan evakuasi korban banjir Kalimantan Selatan. Lalu, Jokowi meminta pemerintah memperhatikan bantuan bagi para korban.

"Ketiga, logistik untuk pengungsi ini penting karena hampir 20 ribu masyarakat berada di pengungsian," ujarnya.

Baca Juga: Analisis Lapan soal Banjir Kalsel: Luas Hutan Berkurang 129 Hektare

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya