Bantah Ikut Politik Dinasti, Gibran: Tak Ada Keharusan Pilih Saya

Adik ipar Gibran juga kini menjabat Wali Kota Medan

Jakarta, IDN Times - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menepis anggapan ia ikut melestarikan politik dinasti. Persepsi publik itu terbentuk karena Gibran maju menjadi calon Wali Kota saat ayahnya, Joko "Jokowi" Widodo, masih menjadi presiden.

Selain itu, pencalonan Gibran di Pilkada 2020 dinilai mendadak. DPC PDI Perjuangan semula mengusung pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa untuk maju di Pilkada Solo. Tetapi, kemudian rekomendasi DPP PDIP diberikan kepada Gibran yang dipasangkan dengan Teguh Prakosa. 

Pada Pilkada 2020, adik ipar Gibran, Bobby Nasution, juga maju sebagai calon Wali Kota Medan, Sumatra Utara. Ia diusung oleh PDIP dan dipasangkan dengan kader Gerindra, Aulia Rachman. Maka, saat Jokowi masih berkuasa menjadi presiden, anak dan menantunya tercatat menjadi kepala daerah. 

"Saya sudah bilang tidak ada keharusan untuk memilih saya. Saya kan tidak ditunjuk," ungkap Gibran dalam wawancara khusus program Real Talk bersama Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis di Kota Solo,  Kamis 16 Maret 2023. 

Gibran menekankan bahwa sebelum terpilih menjadi Wali Kota Solo, ia mengikuti semua proses yang ada. Ia mengaku, memenuhi semua syarat yang diminta. 

"Sehingga, warga bisa memilih saya atau tidak. Tidak ada keharusan untuk memilih kok dan saya juga tidak ditunjuk," katanya. 

Sementara, memasuki penghujung masa jabatan periode kedua Presiden Jokowi, putra bungsunya, Kaesang Pangarep tiba-tiba menyatakan minatnya untuk terjun ke politik praktis. Namun, hingga kini belum diketahui ke mana Kaesang akan melabuhkan pilihannya dalam berpolitik. 

Apakah pilihan Kaesang untuk terjun berpolitik karena ikut didorong oleh Jokowi?

1. Gibran serahkan ke Kaesang akan berlabuh di parpol mana

Bantah Ikut Politik Dinasti, Gibran: Tak Ada Keharusan Pilih SayaWali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan adiknya, Kaesang Pangaregp (kanan) (www.instagram.com/@kaesangp)

Terkait hal ini, Gibran mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kepada Kaesang terkait parpol yang akan dia pilih. Pihak keluarga, kata Gibran, tidak akan melakukan intervensi atau pemaksaan. 

"Itu (pilihan berpolitik) tanya Kaesang saja. Saya belum tahu dia keputusannya seperti apa. Intinya kita lewati semua proses," ungkap putra sulung Jokowi itu. 

Ia mengaku menghormati pilihan Kaesang yang menyatakan minatnya terjun ke dunia politik praktis. Namun, ia tak menampik sudah berkomunikasi dengan Kaesang terkait niatnya untuk berpolitik. 

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, menyarankan Kaesang agar masuk ke partai berlambang banteng hitam moncong putih tersebut. Hasto pun menyinggung aturan di PDIP soal satu keluarga tak boleh berbeda pilihan partai. 

"Ya sekiranya mau masuk ke PDI Perjuangan. Karena, kami ini punya aturan bahwa dalam satu keluarga tidak bisa masuk dalam pilihan partai yang berbeda. Karena itu juga menunjukkan suatu emotional bonding, kesadaran, dan pendidikan politik. Itu dimulai dari keluarga," ungkap Hasto pada 28 Januari 2023 lalu.

Ia menambahkan, dalam aturan penunjukkan caleg, PDIP tidak akan bisa mengajukan caleg bila suami-istri ada dari partai yang berbeda. "Kemudian dalam suatu keluarga itu kan ada pembatasan-pembatasan, dari segi jumlah. Kecuali menjadi anggota dan satu keluarga tidak boleh ditugaskan dalam satu tingkatan yang sama," tutur dia.

Pada kesempatan itu, Hasto juga mengingatkan bahwa berpolitik harus memiliki tujuan yang jelas. Ia menegaskan, kader PDIP harus siap ditugaskan sebagai apapun. 

"Berpolitik bukan untuk sekadar jalan pintas mencapai target individual, tetapi sebagai proses untuk mengikuti pendidikan politik dan kaderisasi serta bersedia ditugaskan oleh partai dalam bidang apa pun," katanya lagi. 

Baca Juga: Gibran Pilih Meniru Cara Kerja Luhut Ketimbang Jokowi, Kenapa?

2. Gibran puji kontribusi Kaesang yang besar dalam mengelola klub Persis Solo

Bantah Ikut Politik Dinasti, Gibran: Tak Ada Keharusan Pilih Sayainstagram.com/kaesangp

Lebih lanjut, Gibran turut memuji kontribusi yang pernah diberikan oleh adik bungsunya itu dalam mengelola klub sepak bola Persis Solo. Kaesang saat ini tercatat sebagai pemilik baru Persis dan mempunyai 40 persen saham di sana. 

"Saya tugaskan dia untuk take over salah satu klub kita yang manajemennya sangat buruk. Terbukti, dia berhasil. Dari semula juara di Liga 2 sekarang naik ke Liga 1. Sekarang, klub berhasil ke tengah klasemen," ungkap Gibran. 

Ia menyebut, mengelola sebuah klub dan pendukung fanatik seperti Persis Solo tidak mudah. Namun Kaesang, kata Gibran, berhasil membuktikan bahwa ia dapat membalikan keadaan. 

"Jadi, saya kira itu saja sudah menjadi modal dia (menjadi calon pemimpin)," tutur dia. 

Gibran menambahkan bahwa di bawah pengelolaan Kaesang, Persis Solo kini menjadi klub bola yang dapat dibanggakan. Kini, sudah tidak lagi terdengar ada pemain Persis Solo yang meninggal karena tidak menerima gaji. 

"Pernah tahu gak ada pemain kita yang meninggal karena gak digaji? Itu bukannya menjelekan manajemen yang lama ya. Tetapi, itu kan menjadi pekerjaan rumah bagi manajemen baru dan Kaesang bisa menyelesaikan itu. Sekarang hasilnya sudah terlihat," katanya. 

Pemain yang disebut oleh Gibran adalah pemain asing asal Paraguay, Diego Mendieta. Ia meninggal pada 2012 karena sakit. Di masa akhir hidupnya, Diego mengaku mengalami kesulitan ekonomi karena gaji sebesar Rp100 juta dari Persis Solo tak kunjung dibayar. 

3. Gibran siap kembali berdagang bila tak dicalonkan lagi oleh PDIP jadi kepala daerah

Bantah Ikut Politik Dinasti, Gibran: Tak Ada Keharusan Pilih SayaWawancara khusus Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di acara Real Talk with Uni Lubis di Mangkunegaran, Surakarta, Kamis (16/3/2023). (IDN Times/Reynaldy Wiranata & Gilang Pandutanaya)

Lebih lanjut, Gibran mengaku tak pusing seandainya tidak dicalonkan oleh PDIP lagi menjadi kepala daerah pada Pilkada 2024. Sebelumnya, nama Gibran sempat disebut-sebut di sejumlah lembaga survei sebagai kandidat kuat calon gubernur Jawa Tengah atau DKI Jakarta. 

"Kalau tidak dicalonkan (PDIP) atau tidak dipilih oleh warga, maka saya akan kembali berdagang seperti dulu. Saya nothing to lose. Santai saja. Saya tidak menjabat lagi (di pemerintahan) gak apa-apa. Saya kalah pun gak apa-apa," kata Gibran. 

Ia mengaku pada dasarnya ia mulai belajar menjadi pemimpin bukan di pemerintahan. Ia belajar dari sektor swasta. 

"Saya bisa di mana saja dan memang root-nya kan di swasta. Jadi, gak apa-apa. Saya nothing to lose, kalah menang itu hal biasa," ujarnya. 

Ia pun mengaku saat ini fokus lebih dulu untuk membenahi Kota Solo. Lantaran pilkada serentak digelar pada 2024. 

"Jadi, saya maju atau tidak (menjadi calon kepala daerah), ya kalau maju pun saya akan menyelesaikan dulu periode saya. Kan pemilunya serentak. Jadi, saya pasti (memimpin) sampai selesai," tutur dia.  

Baca Juga: Gibran Mau Dagang Lagi Jika Tak Maju di 2024

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya