Bertemu Menlu Prancis, Prabowo Bahas Pembelian Jet Tempur Rafale?

Prancis marah saat Australia batalkan pemesanan kapal selam

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Selasa, 23 November kemarin, menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Prancis Jean Ives Le Drian di kantor Kementerian Pertahanan. Ini kali pertama keduanya bertemu di Jakarta usai pertemuan di Paris pada Juni 2021 lalu. 

Dikutip dari situs resmi Kemhan, Rabu (24/11/2021), keduanya membicarakan tindak lanjut kemitraan strategis di bidang pertahanan yang telah diteken pada Juni 2021 lalu di Paris.

"Kerja sama pertahanan Indonesia dan Prancis mencakup berbagai bidang seperti intelijen, pelatihan dan pendidikan militer, ilmu pengetahuan dan teknologi, industri pertahanan, kerja sama pasukan pemeliharaan perdamaian, pemberantasan terorisme, serta pengembangan dan penelitian industri pertahanan termasuk produksi bersama," demikian isi keterangan tertulis Kemhan. 

Sementara, informasi yang dikutip dari stasiun berita Channel News Asia, kunjungan dua hari Menlu Le Drian disebut-sebut untuk meningkatkan hubungan Indonesia dengan Prancis. Khususnya setelah Prancis dibuat marah oleh Australia yang secara sepihak membatalkan 90 kontrak pemesanan kapal selam bertenaga diesel. Nilai kontrak yang disepakati pada 2016 lalu mencapai 34 miliar Euro atau setara Rp543 triliun. 

Maka, sejumlah pihak kemudian berasumsi salah satu tujuan kunjungan Menlu Le Drian ke Indonesia untuk melanjutkan negosiasi penjualan jet tempur Rafale. Alutsista ini sudah cukup lama terdengar dibidik oleh Prabowo. 

"Kunjungan ini bermakna meningkatkan komitmen Prancis terhadap kawasan Indo-Pasifik dan untuk mengintensifkan hubungan dengan Indonesia," ujar seorang sumber diplomat kepada media jelang keberangkatan Menlu Le Drian ke Jakarta. 

Ia menambahkan, niat Prancis untuk meningkatkan hubungan dengan Indonesia bertambah serius sebagai kompensasi kehilangan kontrak penjualan kapal selam yang dibatalkan sepihak oleh Negeri Kanguru. Lantas apa saja yang dibahas oleh Menlu Le Drian dalam kunjungan ke Jakarta?

1. Menlu Prancis ingin perkuat hubungan dengan RI, tak lagi anggap Australia mitra di kawasan Indo Pasifik

Bertemu Menlu Prancis, Prabowo Bahas Pembelian Jet Tempur Rafale?Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ketika memberikan keris Bali ke Menteri Luar Negeri Prancis Jean Ives Le Drian di kantor Kemenhan, Selasa, 23 November 2021 (www.twitter.com/@FranceJakartaFR)

Sementara, mengutip harian The Sydney Morning Herald (SMH) pada hari ini, kemarahan Prancis terhadap Australia masih berlanjut. Bahkan, dalam pesan video berdurasi dua menit yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Prancis sebelum kunjungan Menlu Le Drian ke Jakarta, nama Negeri Kanguru tak disebut dalam negara-negara yang bakal mereka pererat hubungannya di kawasan Indo Pasifik. 

"Tujuan kami sederhana, untuk mempertahankan area yang bebas dan terbuka di mana penegakan hukum berjalan dan menolak konsep hegemoni konfrontasi yang sistematis, yang menghalangi untuk menemukan solusi," ujar Juru Bicara Kemenlu Prancis, Anne-Claire Legendre, dalam klip video tersebut. 

"Kami turut membagi visi ini dengan para mitra kami di kawasan. Mitra lama kami seperti India dan Jepang serta mitra terbaru kami seperti Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia, Korea Selatan, Selandia Baru, dan ASEAN, di mana itu merupakan kelompok berisi 10 negara di kawasan Asia Tenggara," kata dia lagi. 

Prancis seolah sengaja tak menyebut Australia sebagai mitranya di kawasan Indo-Pasifik. Namun, dalam wawancaranya dengan harian Prancis, Le Monde, Menlu Le Drian justru memberi kesempatan dan membuka pintu agar bisa menjalin hubungan dengan Amerika Serikat. Padahal, Negeri Paman Sam bersama Australia dan Inggris membentuk pakta pertahanan baru yang diberi nama AUKUS. 

"Rasa percaya sedang dibangun kembali (dengan AS)," kata Le Drian. 

Sementara, renggangnya hubungan Prancis dengan Australia, justru menjadi peluang bagi Indonesia. Sebab, artinya Indonesia memiliki kesempatan untuk membangun lebih erat kerja sama di bidang militer dengan Prancis. Salah satu kemungkinan yang bakal terwujud yakni Indonesia ingin membeli beberapa alutsista seperti kapal selam, kapal perang, dan pesawat perang di tengah ketegangan yang muncul di kawasan Laut China Selatan. 

Baca Juga: Terbang ke Prancis, Menhan Prabowo Teken Kesepakatan Pertahanan

2. Prancis tengah bernegosiasi dengan Indonesia untuk penjualan 36 unit jet tempur Rafale

Bertemu Menlu Prancis, Prabowo Bahas Pembelian Jet Tempur Rafale?Ilustrasi jet Rafale buatan Prancis (www.aa.com.tr)

Stasiun berita Channel News Asia melaporkan bahwa Prancis selama ini tengah bernegosiasi dengan Jakarta selama beberapa bulan terakhir, untuk penjualan 36 unit jet tempur canggih Rafale.

Pada Juni lalu, Menhan Prabowo dilaporkan telah meneken surat keinginan untuk pembelian (Letter of Intent) di Paris. Namun, sejumlah pejabat berwenang memprediksi kesepakatan pembelian tidak langsung tercapai pada akhir tahun ini. Salah satunya karena permasalahan anggaran yang tidak cukup. 

Informasi yang beredar menyebut, anggaran untuk membeli jet tempur itu akan menggunakan pinjaman yang diperoleh dari Uni Emirat Arab (UEA). Berkaca dari pembelian dengan Mesir pada Maret 2021 lalu, Prancis menyepakati penjualan 30 unit jet tempur Rafale dengan nilai kontrak mencapai US$4,5 miliar atau setara Rp64,3 triliun. 

Sejumlah analis mengatakan, Prabowo tertarik untuk membeli Rafale karena aman dari sanksi yang bakal dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Selain itu, Pemerintah Prancis tak perlu meminta persetujuan kepada parlemen untuk penjualan alutsistanya. 

Sementara, dalam kunjungan Menlu Le Drian, Prabowo kembali memberikan cinderamata berupa keris. Informasi dari Kemhan, keris yang diberikan adalah keris Bali berwarna emas. 

3. Indonesia dan Prancis sepakat bakal memiliki forum resmi 2+2 mulai 2022

Bertemu Menlu Prancis, Prabowo Bahas Pembelian Jet Tempur Rafale?Menlu Retno Marsudi ketika menerima kunjungan Menlu Prancis Jean Ives Le Drian (Tangkapan layar YouTube Kemenlu)

Sementara pada hari ini, Menlu Prancis Jean Ives Le Drian menemui Menlu Retno Marsudi. Salah satu poin kesepakatan yang dicapai yakni membentuk forum konsultasi intensif 2+2 antara Prancis dan Indonesia. Forum yang menggabungkan isu diplomasi luar negeri dan pertahanan itu akan dimulai pada 2022. 

"Kami sepakat untuk memulai pertemuan atau mekanisme 2+2 Meeting mulai tahun depan," ujar Retno dalam keterangan pers bersama, hari ini. 

Ia juga menyebut, dalam pertemuan dengan Menlu Le Drian pihaknya kembali menekankan bahwa dalam membangun relasi di bidang pertahanan, Indonesia tak ingin sekedar menjadi pasar.

"Dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Emmanuel Macron pada Oktober lalu di Roma, Indonesia menekankan pentingnya alih teknologi joint development and production dalam kerja sama pertahanan," kata Menlu perempuan pertama di Indonesia itu. 

Baca Juga: Diplomasi Keris Ala Menhan Prabowo untuk Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya