Bowo Sidik Sebut Sumber Uang Amplop 'Serangan Fajar' dari Menteri

Wah, kira-kira siapa Menteri yang dimaksud ya?

Jakarta, IDN Times - Perkembangan kasus korupsi Bowo Sidik Pangarso memasuki babak baru. Dalam pengakuannya kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bowo menyebut salah satu sumber uang untuk amplop 'serangan fajar' itu dari seorang Menteri yang kini masih aktif menjabat. 

Informasi itu kali pertama terungkap di Majalah Tempo yang menyebut hasil pemeriksaan terhadap anggota DPR Komisi VI tersebut pada Selasa (9/4) lalu. Di dalam laporan majalah yang terbit pada pekan ini, Bowo mengaku mendapat uang senilai Rp2 miliar dan dalam bentuk pecahan dollar Singapura. 

Bowo bercerita uang itu kemudian dijadikan bagian dari Rp8 miliar yang dimasukan ke dalam 400 ribu amplop. Ratusan ribu amplop tersebut kemudian ditemukan oleh penyidik KPK di enam lemari besi di perusahaan bernama Inersia. Lalu, siapa Menteri yang disebut oleh Bowo? 

Berdasarkan pengakuan politisi Partai Golkar itu, nama Enggartiasto Lukita disebut menjadi orang yang memberikan uang senilai Rp2 miliar tersebut. Benar kah Bowo menyebut nama Menteri yang dimaksud? Apa komentar Enggartiasto soal namanya yang ikut diseret oleh Bowo? 

1. Kuasa hukum membantah pernah menyebut nama Menteri tertentu ke publik

Bowo Sidik Sebut Sumber Uang Amplop 'Serangan Fajar' dari Menteri(Tim penyidik tengah menunjukan barang bukti uang yang akan disita dari OTT Bowo Sidik Pangarso) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Kuasa hukum Bowo Sidik, Saut Edward Rajagukguk, mengaku tidak pernah menyampaikan informasi nama Menteri yang bersangkutan ke publik. Ia mengatakan itu merupakan materi yang ada di Berita Acara Pemeriksaan (BAP). 

"Saya belum tahu kalau klien kami (Bowo Sidik) apakah dapat uang Rp2 miliar dari Mendag Enggartiasto. Pak Bowo hanya bilang dari salah seorang Menteri, tapi dia tidak pernah menyebutkan nama," kata Saut ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon pada Senin (22/4). 

Ia pun meminta agar publik bersabar dan menyaksikan semua informasi ketika kasusnya sudah bergulir di pengadilan. Saut turut meminta agar publik mengedepankan prinsip asas praduga tak bersalah sebelum kasusnya diputus oleh majelis pengadilan. 

Baca Juga: [BREAKING] Bowo Sidik Pangarso Gunakan Uang Suap untuk Serangan Fajar

2. KPK akan mempelajari lebih lanjut keterangan yang disampaikan oleh Bowo Sidik

Bowo Sidik Sebut Sumber Uang Amplop 'Serangan Fajar' dari MenteriIDN Times/Margith Juita Damanik

Sementara, ketika dikonfirmasi, Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang mengatakan akan mempelajari lebih jauh keterangan yang disampaikan oleh tersangka Bowo Sidik kepada penyidik. Ia menyebut lembaga antirasuah tidak hanya akan menggantungkan keterangan pada satu tersangka saja. 

"Iya, nanti kita lihat dulu disebutnya seperti apa. Nanti, kan menjadi catatan (penyidik) seperti apa mengembangkannya. Kalau kita bicarakan, nanti kan di situ akan kelihatan peran orang per orang seperti apa. Apakah dia bisa masuk ke dalam kasus itu," kata Saut pada hari ini di sebuah hotel di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. 

Dalam laporan Majalah Tempo itu, Bowo disebut mengaku kepada penyidik, telah menerima uang Rp2 miliar dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Tujuannya, ia mengamankan peraturan Menteri Perdagangan nomor 16/M-DAG/PER/3/2017 yang berisi perdagangan gula kristal rafinasi melalui pasar lelang komoditas yang berakhir pada Juni 2017. Hal itu sesuai dengan kewenangan Bowo yang duduk di Komisi VI dan menangani isu industri, investasi dan persaingan usaha. 

Namun, lagi-lagi Saut menyebut KPK masih akan mempelajari lebih lanjut apakah ada perbuatan korupsi atau konflik kepentingan di dalam klaim yang disebut oleh Bowo. Ia turut menjelaskan isu pangan menjadi fokus dari para pimpinan jilid ke-4. Sehingga usai mereka dilantik, para pimpinan langsung berkunjung ke Kementerian Pertanian. 

3. KPK tidak menutup kemungkinan akan memanggil Menteri Enggartiasto Lukita untuk diklarifikasi

Bowo Sidik Sebut Sumber Uang Amplop 'Serangan Fajar' dari MenteriIDN Times/Debbie Sutrisno

Lalu, apakah KPK akan memanggil Menteri Enggartiasto untuk diklarifikasi terkait pengakuan Bowo tersebut? Saut mengaku hal itu tidak tertutup kemungkinan. 

"Biasanya kan kalau namanya disebut, kan akan ditanya juga, kemudian seperti apa penyidik bisa mengembangkan itu," kata pria yang juga pernah menjadi staf ahli Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut. 

Sementara, juru bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan sejauh ini belum ada jadwal untuk memanggil Menteri yang berasal dari Partai Golkar itu. 

"Setahu saya, hingga malam ini, jadwalnya belum ada. Kalau ada saksi-saksi yang akan diperiksa akan disampaikan," tutur dia. 

Enggartiasto sendiri belum merespons pertanyaan IDN Times kendati sudah dihubungi melalui pesan pendek pada hari ini. 

4. Bowo Sidik hingga saat ini belum mengajukan untuk menjadi justice collaborator

Bowo Sidik Sebut Sumber Uang Amplop 'Serangan Fajar' dari Menteri(Tersangka korupsi amplop serangan fajar Bowo Sidik Pangarso) IDN Times/Santi Dewi

Tersangka Bowo Sidik diketahui belum mengajukan diri untuk menjadi saksi pelaku bekerja sama atau justice collaborator. Opsi ini biasanya dipilih oleh tersangka agar jaksa KPK tidak menuntut hukuman yang berat. Walau pun keputusan akhir tetap berada di majelis hakim. 

"Hingga saat ini sih Pak Bowo belum mengajukan secara resmi untuk jadi justice collaborator, walaupun sudah kami sarankan," kata kuasa hukum Bowo Sidik, Saut Edward Rajagukguk. 

Sementara, juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan belum ada informasi soal apakah anggota DPR dari Komisi VI itu. 

"Belum ada informasi terkait hal itu," kata Febri menjawab pertanyaan IDN Times

5. Bowo juga pernah menyebut amplop 'serangan fajar' itu diminta disiapkan oleh Nusron Wahid

Bowo Sidik Sebut Sumber Uang Amplop 'Serangan Fajar' dari Menteri(Politisi Partai Golkar Nusron Wahid) ANTARA FOTO/Reno Esnir

Selain nama Enggartiasto, Bowo juga sudah menyeret nama Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid. Ia mengatakan menyiapkan 400 ribu amplop 'serangan fajar' dengan cap jempol atas instruksi Nusron. 

"Saya diminta oleh Partai (Golkar) untuk menyiapkan itu (amplop) karena Nusron Wahid meminta saya agar menyiapkan 400 ribu (amplop serangan fajar)," ujar Bowo usai diperiksa oleh penyidik di gedung KPK pada (9/4) lalu. 

 Penyidik KPK sudah mulai membuka satu per satu kardus berisi ratusan ribu amplop 'serangan fajar'. Isi uang di dalamnya sebagian terdiri dari pecahan duit Rp20 ribu dan Rp50 ribu. Diprediksi total uang di dalam amplop itu mencapai Rp8 miliar. 

Baca Juga: Bowo Sidik Sebut Nusron Wahid yang Minta Siapkan Amplop Serangan Fajar

Topik:

Berita Terkini Lainnya