[BREAKING] Bambang Irianto Tersangka Korupsi Mafia Migas di Petral

Bambang menerima suap dari US$2,9 juta dari Kernel Oil

Jakarta, IDN Times - Bambang Irianto resmi ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka korupsi mafia migas di Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) pada Selasa (10/9). Bambang yang dulu sempat menjadi Direktur Utama Petral berperan menentukan rekanan yang akan diundang untuk mengikuti tender. Ia juga mengamankan kargo untuk perusahaan minyak asal Singapura, Kernel Oil. Anehnya, Kernel mengirimkan minyak ke Indonesia menggunakan bendera perusahaan lain bernama Emirates National Oil Company (ENOC). 

"KPK menetapkan satu orang sebagai tersangka yakni BTO (Bambang Irianto), Managing Director Pertamina Energy Service (PES) Ptd periode 2009-2013," ujar Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif ketika memberikan keterangan pers pada Selasa (10/9) di gedung Merah Putih. 

Komisi antirasuah menetapkan Bambang sebagai tersangka usai memeriksa 53 orang saksi. Sementara, kasusnya sudah mulai diusut sejak 2014 lalu. Selain itu, untuk mengungkap kasus tersebut, KPK harus menggandeng otoritas di tiga negara yakni Hong Kong, Singapura dan British Virgin Island. 

Bambang diketahui sudah korup sejak duduk sebagai pimpinan di PES. Lalu, perilaku tersebut tetap ia pelihara saat dilantik menjadi Dirut Petral pada 2013 lalu. 

Petral dibubarkan pada 13 Mei 2015 lalu lantaran dinilai sebagai sarang mafia migas. Hal itu lantaran Petral yang didirikan pada 1978 lalu kemudian malah menjadi makelar dari pemilik kilang yang ingin menjual minyaknya ke Pertamina untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri. 

Namun, dari jasa makelar tersebut, anak perusahaan PT Pertamina itu mengantongi keuntungan yang sangat besar. Petral disebut-sebut mengantongi untung Rp250 miliar per hari. Artinya, bila diakumulasikan, dalam satu tahun, Petral bisa menangguk untung Rp91,2 triliun. 

Pembubaran Petral dilakukan di bawah pemerintahan periode I Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Ia meminta Menteri ESDM ketika itu, Sudirman Said untuk mengeksekusinya. 

"Reputasi Petral sejak dulu sudah lekat dengan persepsi negatif. Kata Presiden, masa lalu harus diputus," ujar Sudirman pada Mei 2015. 

Pria yang akhirnya menjadi bagian dari tim sukses Prabowo-Sandiaga Uni di Pilpres itu, mengaku sempat sudah berniat melaporkan temuan korupsi dalam kasus mafia migas di Petral. Tetapi, dihalangi oleh sosok mafia. 

Ikuti terus pemberitaan mengenai penetapan tersangka di kasus mafia migas di Petral hanya di IDN Times ya. 

Baca Juga: Perjalanan Petral hingga Diduga Jadi Sarang Mafia Migas dan Dibubarkan

Topik:

Berita Terkini Lainnya