Cerita di Balik Layar Menlu Retno Soal RI Jadi Anggota Tidak Tetap PBB

Indonesia meraih 144 suara saat voting

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akhirnya berbagi cerita soal di balik layar Indonesia bisa terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Menurut Retno, perjuangan Indonesia untuk bisa terpilih sungguh tidak mudah. Kampanye agar Indonesia bisa kembali duduk di kursi anggota tidak tetap sudah dimulai sejak tahun 2016 lalu. 

Bahkan, menurut Retno, Indonesia hingga membentuk satu utusan khusus yang terdiri para ahli diplomasi, dimulai dari Menlu periode 2001-2009, Hasan Wirajuda, Wamenlu A.M Fachir, mantan Menteri Perdagangan dan diplomat lainnya. 

"Pokoknya setiap orang yang bisa kita mintai tolong, kita minta tolong. Saya pun terbang ke berbagai negara untuk melobi agar mereka bersedia mendukung Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," ujar Retno yang ditemui saat mengisi talkshow bersama millennials di Kantin Diplomasi pada Selasa (8/1). 

Selama tiga bulan jelang voting, Indonesia bahkan sampai berkantor di sana. Retno dan Fachir secara bergantian mengisi kantor itu dan melobi agar bisa meraih suara. 

"Di setiap sudut kantor PBB di New York, itu pasti ada orang Indonesianya. Jadi, sampai seperti itu," kata dia. 

Lalu, apakah peranan Presiden Joko "Jokowi" Widodo ikut berpengaruh terhadap terpilihnya Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB?

1. Presiden Jokowi ikut turun melobi agar Indonesia terpilih

Cerita di Balik Layar Menlu Retno Soal RI Jadi Anggota Tidak Tetap PBBANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Lobi tidak hanya dilakukan oleh para diplomat melainkan juga oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Retno menceritakan setiap kali digelar pertemuan bilateral dengan pemimpin negara lain. 

"Presiden itu setiap kali bertemu pimpin negara lain selalu bilang; 'saya sedang mengupayakan meraih kursi anggota tidak tetap DK PBB, tolong dukung kita'," ujar Retno menirukan. 

Indonesia ketika itu menjanjikan akan menjadi agen perdamaian, salah satunya melalui pasukan peace keepers yang jumlahnya terus ditingkatkan hingga mencapai 4.000 personel. Di dalam kesempatan itu, Retno menepis pernyataan yang menyebut Jokowi tidak memiliki ketertarikan terhadap isu luar negeri. 

"Tidak mungkin untuk negara sebesar Indonesia, Beliau akan ignore kebijakan luar negeri. Justru Beliau adalah advisor untuk masalah politik luar negeri," tutur dia. 

Baca Juga: Keren! Indonesia Jadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

2. Indonesia menurunkan para diplomat senior untuk melakukan lobi

Cerita di Balik Layar Menlu Retno Soal RI Jadi Anggota Tidak Tetap PBB(Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) IDN Times/Santi Dewi

Agar bisa melakukan lobi secara tepat, Retno secara khusus menerjunkan diplomat-diplomat berpengalaman dan mumpuni ke kantor PBB di New York. Dimulai dari Direktur Jenderal Asia Pasifik, Desra Percaya, Wakil Tetap Indonesia di Jenewa, Hasan Kleib hingga Wakil Tetap Indonesia di PBB New York. 

Selain itu, kata Retno, setiap malam selama satu pekan, mereka menggelar pertemuan yang dinamakan "War Room". Di sana, masing-masing dari para diplomat berbagi data soal upaya mereka untuk melakukan lobi terhadap negara lain di PBB. 

"Jadi, kita menghitung dan memperkirakan kita sudah dapat dukungan berapa banyak," kata Menlu perempuan pertama di Indonesia itu. 

Bahkan, 10 menit sebelum pemungutan suara dimulai, Retno masih terus melakukan lobi ke Menlu negara lain. 

"Jadi, satu-satu Menteri Luar Negeri itu saya telepon. Bener ya, kamu akan dukung (Indonesia), kurang lebih begitu isi kalimatnya," tutur Retno mengenang masa perjuangan tersebut. 

Hasilnya tidak sia-sia. Indonesia berhasil meraih 144 suara ketika dilakukan voting. Selain Indonesia, ada pula empat negara lainnya yang duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yaitu Afrika Selatan (183 suara), Republik Dominika (184 suara), Jerman (184 suara) dan Belgia (181 suara).

3. Retno merasa lega dan bersyukur Indonesia berhasil menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB

Cerita di Balik Layar Menlu Retno Soal RI Jadi Anggota Tidak Tetap PBB(Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di markas PBB New York) Kementerian Luar Negeri

Begitu Presiden Majelis Umum membacakan hasil voting yang menunjukkan Indonesia berhasil meraih 144 suara, Menlu Retno langsung mengucap syukur dan merasa lega. 

"Badan ini rasanya tuh sudah ringan banget. Bangga banget Indonesia bisa terpilih. Itu menjadi salah satu momen kebahagiaan," kata Retno. 

Setelah itu, mantan Dubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda tersebut langsung menghubungi Presiden Jokowi. Saat berbicara di telepon, Presiden Jokowi pun mengaku bangga. 

4. Indonesia sudah mulai bekerja sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB

Cerita di Balik Layar Menlu Retno Soal RI Jadi Anggota Tidak Tetap PBB(Wakil Tetap Indonesia di PBB New York, Dian Triansyah Djani menancapkan bendera merah putih) www.twitter.com/@DTDjani

Posisi sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB resmi diisi oleh Indonesia pada (2/1) lalu.  Proses itu ditandai dengan dilakukannya pemancangan bendera merah putih di markas PBB di New York, Amerika Serikat. 

"Hari ini, saya mencanangkan Sang Saka Merah Putih di Dewan Keamanan PBB. Menandai Indonesia Resmi jadi anggota Tidak Tetap DK PBB 2019-2020. Bangga. #IniDiplomasi. Mohon doa et dukungan agar dpt laksanakan amanah mulia menjaga perdamaian dunia," demikian tulis Wakil Tetap Indonesia di PBB, Dian Triansyah Djani pada Rabu pekan lalu di akun media sosialnya. 

Sesuai dengan pidato yang pernah disampaikan Menlu Retno pada tahun 2018, maka Indonesia memiliki empat fokus, termasuk memperjuangkan agar Palestina menjadi negara yang berdaulat. 

"Pertama, memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global dengan meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk peran perempuan. Kedua, Indonesia juga akan berupaya meningkatkan sinergi antara Dewan Keamanan PBB dan organisasi di kawasan (Asia Pasifik) dalam upaya menjaga perdamaian," ujar Retno pada Juni 2018. 

Fokus ketiga, kata Retno, Indonesia akan mendorong kemitraan global agar tercapai sinergi penciptaan perdamaian dan kegiatan pembangunan berkelanjutan, terkait agenda pembangunan PBB 2030, melalui kemitraan global. Keempat, Indonesia akan mendorong terbentuknya pendekatan komprehensif global untuk memerangi terorisme, radikalisme dan ekstrimisme. 

Selain itu, mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia tersebut menyebut Indonesia tidak akan melupakan isu Palestina. 

"Isu Palestina akan terus menjadi perhatian Indonesia," kata Retno.

Baca Juga: Resmi Jadi Anggota Tidak Tetap DK PBB, Ini Misi yang Diusung Indonesia

Topik:

Berita Terkini Lainnya