Cerita Menlu Retno yang Dikabari Jadi Nenek di Sela Kunker ke UEA

Ini adalah cucu pertama Menlu Retno Marsudi

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tengah berbahagia ketika mendampingi Presiden Joko "Jokowi" Widodo melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab pada Senin (13/1) kemarin. Sebab, selain menjadi saksi ditekennya 11 dokumen kesepakatan bisnis senilai US$6,8 miliar, ia juga dikabari resmi menjadi seorang nenek. 

Cucu laki-laki pertama dari putra sulung, Dyota Marsudi dan istrinya itu membawa kebahagiaan yang tak terkira. Saking bahagianya, Retno turut menunjukkan foto cucu pertamanya itu kepada koleganya Menlu UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan. Berdasarkan informasi cucu laki-laki pertama Retno itu lahir di Singapura pada Sabtu (11/1) sekitar pukul 16:22 waktu setempat dengan berat 3,1 kilogram. 

"A day to remember. Mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kenegaraan ke Persatuan Emirat Arab. Kunjungan yang menghasilkan 5 MoUs antar pemerintah, 11 dokumen kesepakatan bisnis senilai USD6,8 miliar dengan total nilai investasi sebesar ISD22,89 miliar. To top of it, kabar gembira dari anak saya. Saya sekarang bertambah gelar menjadi 'eyang uti'. Can't wait to meet bundle of joy," demikian tulis Retno di akun Instagramnya pada Senin kemarin. 

Lalu, bagaimana peran keluarga dalam mendukung pekerjaan Retno yang super sibuk? Sebagai Menlu, waktunya diakui lebih banyak dihabiskan di luar negeri ketimbang berada di Indonesia. 

1. Retno memiliki suami seorang arsitek yang mendukung penuh pekerjaannya

Cerita Menlu Retno yang Dikabari Jadi Nenek di Sela Kunker ke UEA(Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama suami Agus Marsudi) www.instagram.com/@retno_marsudi

Suami Retno, Agus Marsudi merupakan seorang arsitek yang mendukung penuh pekerjaannya sebagai seorang diplomat. Retno akhirnya menikah dengan Agus setelah tujuh tahun berpacaran. 

Kepada media tahun 2017 lalu, mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu menuturkan beruntung memiliki suami seperti Agus. Sebab, ia tak pernah membatasinya untuk bekerja. 

"Suami saya itu malaikat, dalam arti dia tidak pernah memberikan batasan apapun kepada saya. Dia hanya bingung kalau saya sakit," kata Retno di Museum Bank Indonesia pada 11 April 2017 lalu. 

Dari pernikahannya bersama Agus, mereka memiliki dua orang putra dan telah berumah tangga. Putra sulungnya, Dyota bermukim di Singapura dan kini menjadi direktur sebuah perusahaan start up. Sedangkan, putra bungsunya, Bagas merupakan seorang dokter. 

Dulu ketika keduanya masih kecil, Retno mengaku berbagi waktu dan emosi dengan Agus untuk membesarkan putranya itu. 

Baca Juga: Inspirasi Kebaya Retno Marsudi, Menarik Hati & Tampak Berwibawa 

2. Retno Marsudi memiliki hobi bersepeda untuk menjaga kesehatannya

Cerita Menlu Retno yang Dikabari Jadi Nenek di Sela Kunker ke UEA(Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) www.instagram.com/@retno_marsudi

Untuk menjaga kesehatannya, Retno rutin berolahraga. Salah satunya dengan bersepeda. Kepada media di tahun 2015 lalu, Retno mengaku sudah rutin gowes sepeda sejak masih bertugas di KBRI Den Haag, Belanda pada periode 1997 hingga 2001. 

Sepeda yang ia beli di Belanda kemudian diboyong ke Jakarta. "Sepeda yang saya beli second hand (bekas) gazelle. Waktu saya beli harganya 300 Euro (Rp4,3 juta)," ujar Retno lima tahun lalu.

Ia mengatakan, selama bertugas di Belanda, ia termasuk staf pertama KBRI Den Haag yang gowes sepeda. Bahkan sepeda dijadikan alat transportasi andalan untuk berangkat menuju ke kantor dari kediamannya. "Belanda adalah tempat terbaik untuk bersepeda. Jalan di sana sangat mulus dan areanya bersahabat bagi para pengendara sepeda. Mereka punya jalan dan lampu lalu lintas sendiri. Parkir sepeda pun tak bayar," ujarnya bercerita.

Hobinya itu kian ditekuni jika akhir pekan tiba. Ia bahkan pernah naik sepeda dari Rotterdam ke Wassenaar, tempat tinggalnya selama empat jam. Padahal, jaraknya mencapai 40 kilometer. "Saya berhenti minum kopi di Delft, lalu jalan lagi," kata Retno.

Dia pun mengaku ingin bersepeda dari kediaman dinas di Widya Chandra menuju ke kantornya di Pejambon, Jakarta Pusat. "Tapi, mungkin berangkatnya harus pagi-pagi ya. Karena kalau tidak akan terpapar polusi kendaraan bermotor," ujarnya menambahkan.

3. Retno pernah bercerita ketika awal masuk ke Kemlu gajinya hanya Rp57 ribu

Cerita Menlu Retno yang Dikabari Jadi Nenek di Sela Kunker ke UEA(Menlu Retno Marsudi bersama keluarga) www.instagram.com/@retno_marsudi

Dalam suatu wawancara di stasiun televisi Metro TV tahun 2019 lalu, Retno secara blak-blakan memulai kariernya di Kementerian Luar Negeri dari bawah. Ketika ia diterima di Kemlu pada tahun 1986 lalu, gajinya hanya Rp57 ribu. 

"Sedih deh (kalau inget-inget gaji pertama). Aku masuk ke Kemenlu tahun 1986, gajiku ketika itu Rp57 ribu," ujar Retno ketika menjawab pertanyaan suaminya, Agus Marsudi. 

Dari gaji yang nominalnya tak sampai Rp60 ribu itu, sebanyak Rp25 ribu di antaranya sudah terpakai untuk membayar sewa indekos. 

"Berarti kan tersisa Rp32 ribu. Lalu, Rp12.500 digunakan untuk biaya bus jemputan. Jadi, yang tersisa kurang dari Rp20 ribu untuk hidup satu bulan. Bisa dibayangkan lah hidup ketika itu. Tapi, saya sih tetep seneng aja," kata Retno dengan wajah semringah. 

Menyadari sisa gajinya untuk biaya hidup rendah, mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu menggunakan berbagai siasat. Salah satunya dengan menyisakan lauk ketika makan siang. 

"Kalau makan siang kan kita dapat dua lauk. Supaya ngirit, maka lauknya disimpan satu untuk makan malam. Kasihan ya? Tapi, kami menjalaninya ketika itu happy-happy aja," tutur dia. 

Baca Juga: Cerita Retno Marsudi dapat Gaji Pertama Rp57 Ribu di Kemenlu

Topik:

Berita Terkini Lainnya