Curhat Annisa Pohan: Dulu yang Naik Harga Masker, Sekarang Oksigen

Selama isoman, Annisa hanya alami gejala pusing

Jakarta, IDN Times - Istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Annisa Pohan, mengaku tidak terlalu mengalami banyak gejala usai dinyatakan positif terpapar virus Sars-CoV-2. Selama melakukan isolasi mandiri di rumah, Annisa mengatakan hanya mengalami gejala pusing.

Ia menduga daya tahan tubuhnya sudah terbentuk usai menerima dua kali suntikan vaksin CoronaVac buatan Sinovac. Saat ini, Annisa sudah memasuki hari keenam isoman dan akan menjalani tes swab PCR untuk mengetahui apakah sudah terbebas dari virus corona.

Annisa berharap usai divaksinasi bisa lebih cepat pulih dibandingkan individu yang belum diberikan vaksin. Ia juga mengatakan sejak terpapar COVID-19, protokol kesehatan di rumahnya diperketat. Apalagi Annisa terpapar di waktu terjadi lonjakan kasus virus corona di Jakarta. 

"Saya tuh sekarang minta orang rumah berbelanja sayur hanya di tukang sayur langganan. Interaksinya yang biasanya setiap hari, saya batasi tiga hari sekali, karena mereka kan tetap berjualan," ujar Annisa ketika melakukan live Instagram di akunnya @annisayudhoyono pada Sabtu (4/7/2021) malam. IDN Times telah meminta izin kepada perwakilan Partai Demokrat untuk mengutip sesi live streaming tersebut.

Sementara, untuk belanja bulanan, orang-orang di rumah hanya membeli secara daring. Ia juga membatasi orang-orang di rumahnya untuk keluar rumah. 

"Jadi, di rumah saya itu juga lagi lockdown karena hampir di seluruh area di Jakarta itu zona hitam. Hanya Jakarta Selatan yang tidak, itu pun masuk area zona merah," kata dia lagi. 

Selama menjalani isoman di rumah, Annisa, Agus dan Aira menempati kamar yang berbeda dan terpisah. Tujuannya agar tidak menimbulkan klaster keluarga. 

Di sesi live Instagram itu, Annisa pun sempat mengeluarkan unek-uneknya mengenai kondisi pandemik di Tanah Air yang justru lebih buruk. Apa kata Annisa?

1. Awal pandemik masker jadi komoditas yang langka dan mahal, kini yang diburu oksigen

Curhat Annisa Pohan: Dulu yang Naik Harga Masker, Sekarang OksigenInstagram.com/annisayudhoyono

Melalui akun media sosialnya, Annisa terlihat sedikit emosi lantaran ketika Indonesia memasuki gelombang kedua COVID-19, situasinya tidak berbeda jauh saat virus corona masuk ke Tanah Air pada Maret 2020 lalu. 

Bila di awal terjadinya pandemik, masker dan vitamin jadi komoditas yang langka serta harganya melonjak, maka sekarang produk yang diburu adalah tabung oksigen.

"Oksigen saat ini sudah tidak tersedia dan susah sekali. Kalau pun ada semula harganya Rp500 ribu jadi Rp2 juta lebih. Sudah tercipta bubble dan semacam (produk) masker di awal-awal pandemik," kata Annisa. 

Ia mengaku tidak habis pikir mengapa masih saja ada orang-orang yang coba meraih keuntungan finansial di tengah situasi genting seperti pandemik. Annisa pun sempat ikut merasakan sulitnya mencari ruang perawatan dan ICU bagi istri stafnya yang terpapar COVID-19. 

"Tapi, rumah sakit penuh, begitu juga ICU. Alhasil, istri staf saya meninggal tanpa saya bisa ngapa-ngapain," tutur dia lagi. 

Dalam situasi seperti itu, Annisa seolah merasa tidak berdaya lantaran tak mungkin memaksa tenaga kesehatan untuk menyediakan ruang ICU bagi istri stafnya tersebut.

"Ya, kalau penuh ya penuh aja. Kan kita gak mungkin meminta pasien yang tengah berada di ruangan itu untuk digeser," ujarnya. 

Padahal, ketika kasus COVID-19 mulai menurun di Februari lalu, ia sudah meminta agar ruang ICU dan kamar perawatan di rumah sakit ditambah. Sebab, jumlah penduduk di Ibu Kota yang besar.

Baca Juga: 10 Potret Persahabatan Jane Shalimar dengan AHY dan Annisa Pohan

2. Pemerintah tidak antisipasi meski tahu sudah muncul varian delta

Curhat Annisa Pohan: Dulu yang Naik Harga Masker, Sekarang OksigenTim Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 memakamkan jenazah pasien positif COVID-19 (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

Hal lain yang membuat Annisa gemas yaitu otoritas yang berwenang seolah tidak belajar dari terjadinya lonjakan kasus pascalibur tahun baru 2021. Apalagi pemerintah juga sudah menyadari ada mutasi baru virus corona delta yang muncul di India dan lebih cepat menular.

"Ya, seharusnya kita siap-siap dong. Tapi, ternyata setelah varian itu masuk tetap saja kita kelimpungan, seolah tidak ada pembelajaran dari pengalaman sebelumnya. Kan jadi kesel yah," ujar Annisa. 

Ketika di awal pandemik, Annisa dan AHY berusaha berkontribusi dengan membantu warga. AHY fokus dengan program Demokrat lawan corona, sedangkan ia mendistribusikan APD, vitamin dan masker melalui yayasan yang dipimpinnya.

Annisa sempat berharap dengan kontribusi itu bisa membantu mengendalikan pandemik dan memberi napas bagi tenaga kesehatan. Tetapi, kini ketika terjadi gelombang baru peristiwa yang ia alami di 2020 malah kembali terulang. Rumah sakit kembali penuh dan tenaga kesehatan kewalahan. 

"Saya sudah berusaha bersabar menghadapi pandemik ini. Tetapi, sekarang jumlah kasusnya justru jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Kondisi sekarang lebih parah dan kesalahan yang sama terulang lagi, kan bikin sedih," katanya lagi. 

3. Lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia bertolak belakang dengan situasi pandemik dunia yang mulai membaik

Curhat Annisa Pohan: Dulu yang Naik Harga Masker, Sekarang OksigenPresiden Amerika Serikat Joe Biden di East Las Vegas Community Center di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Hal lain yang membuat Annisa semakin gemas yakni lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia terjadi di saat sebagian besar negara sudah bisa mengendalikan pandemiknya. Ia mungkin masih bisa memahami bila tren di negara lain juga buruk, tetapi Amerika Serikat yang semula jadi episentrum sudah mengalami kemajuan. 

Bagi warga Amerika Serikat yang telah divaksinasi, mereka tak lagi wajib mengenakan masker. Bahkan, pertandingan olahraga bisa kembali digelar tanpa penontonnya perlu jaga jarak. 

"Ketika Joe Biden yang naik jadi presiden, maka ia langsung membuat kebijakan agar vaksinasi dipercepat. Di sana sudah tercapai herd immunity 80 persen. Apalagi efikasi vaksin yang digunakan mencapai 90 persen," kata Annisa. 

Ada dua jenis vaksin yang digunakan di Negeri Paman Sam, yakni Pfizer dan Moderna. Dua vaksin itu menggunakan teknologi baru mRNA. 

"Biden ketika itu menargetkan musim panas herd immunity tercapai, eh ternyata bener kejadian," ujarnya lagi. 

Annisa menyebut bila dibandingkan dengan WNI, warga AS juga banyak yang ngeyel dan tak patuh protokol kesehatan. Bahkan, sering warga AS berargumen adalah sebuah hak mengenakan masker atau tidak. Namun, kini warga AS justru pelan-pelan mulai melonggarkan prokes. 

"Artinya, kan masalahnya bukan di masyarakat. Tapi, adanya leadership yang baik, di mana Biden memberi perintah untuk percepatan vaksinasi," tutur dia. 

Baca Juga: Annisa Pohan Istri AHY Positif COVID-19

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya