Daftar Penyebaran Varian COVID-19 yang Mengkhawatirkan di RI

Varian Delta yang cepat menular sudah ada di 19 provinsi

Jakarta, IDN Times - Usai pandemik COVID-19 mewabah selama 16 bulan di Indonesia, semua kekhawatiran masuknya varian baru Sars-CoV-2 kini menjadi kenyataan. Bahkan, tiga mutasi baru virus corona masuk ke dalam kategori mengkhawatirkan (Variant of Concern) sudah ditemukan di seluruh provinsi di Tanah Air. 

Mengutip peta penyebaran sekuens dan varian virus Sars-CoV-2 yang diunggah di situs Litbang Kementerian Kesehatan, ada 824 kasus mutasi yang digolongkan VoC ditemukan di Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mutasi VoC harus diwaspadai karena lebih cepat menular, menyebabkan kondisi pasien memburuk hingga harus dibawa ke rumah sakit dan menurunkan efek vaksin untuk membentuk antibodi. 

Ada tiga jenis varian baru yang masuk kategori VoC dan ditemukan di Indonesia yakni B.1.1.7 (Alpha) yang muncul kali pertama di Inggris, B.1.351 (Beta) yang muncul di Afrika Selatan dan B.1617.2 (Delta) yang muncul di India. Varian Delta inilah yang menjadi biang kerok lonjakan drastis kasus COVID-19 di Tanah Air. 

Mengutip data Satgas Penanganan COVID-19, kasus harian di Indonesia pernah mencetak rekor tertinggi yakni 56.757 pada 15 Juli 2021. Kini, kasus aktif di Tanah Air pun sudah menembus lebih dari 500 ribu. 

Lalu, di mana saja varian baru virus corona itu telah menyebar?

1. Daftar penyebaran virus corona jenis varian baru mengkhawatirkan di 34 provinsi

Daftar Penyebaran Varian COVID-19 yang Mengkhawatirkan di RI(IDN Times/Aditya Pratama)

Mengutip data dari situs Kemenkes, pemetaan penyebaran virus corona dilakukan usai dilakukan Whole Genome Sequence (WGS) terhadap total 3.153 spesimen. Varian P1 (Gamma) yang kali pertama muncul di Jepang dan Brasil, belum teridentifikasi di Indonesia. 

Berikut daftar penyebaran varian virus corona yang mengkhawatirkan per 16 Juli 2021: 

1. Varian B117 Alfa

Sumatra Utara: 2 kasus
Riau: 1 kasus
Kepulauan Riau: 2 kasus
Sumatra Selatan: 1 kasus
DKI Jakarta: 35 kasus
Jawa Tengah: 1 kasus
Jawa Barat: 9 kasus
Jawa Timur: 2 kasus
Bali: 1 kasus
Kalimantan Selatan: 1 kasus

Total: 55 kasus

2. Varian B1351 Beta

Kalimantan Tengah: 1 kasus
DKI Jakarta: 5 kasus
Jawa Barat: 2 kasus
Jawa Timur: 1 kasus
Bali: 1 kasus

Total: 10 kasus

3. Varian B1617.2 Delta

Sumatra Utara: 20 kasus
Sumatra Selatan: 8 kasus
Bengkulu: 3 kasus
Kepulauan Riau: 1 kasus
Lampung: 3 kasus
Kalimantan Tengah: 4 kasus
Kalimantan Timur: 13 kasus
Kalimantan Utara: 8 kasus
DKI Jakarta: 276 kasus
Jawa Tengah: 131 kasus
Banten: 7 kasus
Jawa Barat: 214 kasus
Jawa Timur: 13 kasus
DI Yogyakarta: 20 kasus
Bali: 3 kasus
Nusa Tenggara Barat: 13 kasus
Sulawesi Selatan: 11 kasus
Gorontalo: 1 kasus
Papua: 10 kasus

Total: 759 kasus

Baca Juga: Daftar Lab yang Hasil Tes Swabnya Diakui untuk Syarat Terbang

2. Varian Delta semula banyak ditemukan di Kudus dan Bangkalan

Daftar Penyebaran Varian COVID-19 yang Mengkhawatirkan di RIJenis varian baru virus corona yang harus diwaspadai (Dokumentasi IDN Times)

Sementara, juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Profesor Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah masih menelusuri awal mula kemunculan B 1617.2 Delta ke Indonesia. Sejauh ini, virus corona varian Delta banyak ditemukan di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur.

Wiku menyampaikan penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans, meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

"Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri dari mana virus tersebut berasal, dari mana masuknya dan menyebar ke mana saja," ungkap Wiku dikutip dari keterangan tertulis pada 16 Juni 2021. 

Wiku menjelaskan munculnya varian dari suatu virus adalah upaya virus untuk bertahan hidup. Dia menyebut proses mutasi virus akan terus berlangsung apabila potensi penularan tersedia.

"Karenanya, jika penularan masih terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada," tutur dia.

Kendati, Wiku memastikan, vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini memiliki efektivitas tinggi dan efikasi di atas 50 persen. 

3. Luhut selaku komandan PPKM Darurat Jawa-Bali akui varian Delta tak bisa dikendalikan

Daftar Penyebaran Varian COVID-19 yang Mengkhawatirkan di RIMenko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Sementara, setelah sempat percaya diri kondisi pandemik di Tanah Air terkendali, pemerintah kemudian meralat pernyataannya. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan akhirnya mengaku varian baru COVID-19 Delta yang saat ini menyebar di Indonesia tidak mudah dikendalikan. Menurut dia, penyebaran varian Delta bahkan bisa enam kali lipat lebih cepat.

"Supaya kita paham varian Delta, ini yang tidak mudah dikendalikan," ujar Luhut ketika berbicara pada jumpa pers secara daring pada 15 Juli 2021. 

Ia menyebut varian Delta sudah menyebar di hampir seluruh Pulau Jawa. Luhut menuturkan penyebaran varian Delta bahkan enam kali lebih cepat dari Alpha yang menyebar sebelumnya saat pemberlakuan PSBB I dan II.

"Peningkatan kasus COVID-19 ini didominasi oleh varian Delta. Jadi, hampir semua di Jawa ini kalau tidak boleh saya katakan, ya semua dikontrol varian Delta," tutur Luhut.

Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu mengatakan, musuh yang dihadapi oleh Indonesia kini berbeda. Dalam pandangannya, varian corona Delta tidak akan mudah dihadapi. 

"Berdasarkan studi yang saya tahu, apakah lima kali atau enam kali tergantung siapa yang meneliti. Tapi yang jelas jauh lebih dahsyat dari varian Alpha sebelumnya," ujarnya. 

Baca Juga: Paket Obat Gratis Pasien Isoman, Masih Ada Oseltamivir dan Azitromisin

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya