Diaspora Indonesia akan Bangun Pabrik Tempe Skala Besar di AS

Pabrik tempe diharapkan sudah beroperasi awal 2021

Jakarta, IDN Times - Pabrik tempe berskala besar pertama akan dibangun di negara bagian Indiana, Amerika Serikat. Orang yang akan membangun pabrik tempe itu adalah Diaspora Indonesia bernama Mayasari Effendi yang tinggal di Kota Greensburg, Indiana. 

Mayasari memilih negara bagian Indiana sebagai lokasi pendirian pabrik tempe, karena wilayah itu menjadi sentra produksi utama pertanian Negeri Paman Sam. Salah satu produk unggulan dari Indiana adalah kedelai berkualitas premium, yang didukung oleh bibit dan penguasaan teknologi pertanian yang maju. 

Konsul Jenderal RI di Chicago, Meri Binsar Simorangkir, yang ikut meninjau lahan pertanian kedelai di Indiana mengatakan, negara bagian itu juga bisa dijadikan mitra potensial bagi Indonesia. Para petani di Indiana bisa menjadi mitra untuk transfer teknologi produksi kedelai, pengembangan kerja sama teknik dan penerapannya. 

"Kita juga bisa melakukan kerja sama antara lain mengenai pengembangbiakan bibit kedelai unggul, peningkatan kerja sama ekspor kedelai, hingga kerja sama teknik berupa program pemagangan bagi pemuda Indonesia untuk belajar pola penanaman, pengelolaan panen, hingga cara memproduksi produk-produk berbasis kedelai yang berkualitas," ungkap Meri melalui keterangan tertulis Senin, 31 Agustus 2020. 

Mengapa diaspora Indonesia itu ingin mendirikan pabrik tempe? Bagaimana potensi produk tempe untuk dikenalkan bagi konsumen di Negeri Paman Sam?

1. Pabrik tempe didirikan karena permintaan yang tinggi dari warga AS

Diaspora Indonesia akan Bangun Pabrik Tempe Skala Besar di ASRestoran Mayasari Indonesian Grill di Indiana (www.tripadvisor.com)

Mayasari dan keluarganya tinggal di daerah Greensburg, Indiana. Di sana ia juga memiliki restoran bernama Mayasari Indonesian Grill. Salah satu menu yang ditawarkan ke pelanggannya yakni berbahan dasar tempe. 

Untuk bisa memenuhi permintaan, Mayasari dan keluarga memiliki industri rumah tangga yang memproduksi tempe. Namun, dari industri rumahan itu, mereka hanya bisa menghasilkan ratusan tempe. Diharapkan dengan adanya pabrik, Mayasari bisa memproduksi hingga 1,6 juta bungkus setiap minggunya. 

Salah satu alasan Mayasari memilih mendirikan pabrik tempe di daerah Greensburg, karena banyaknya warga AS yang mengonsumsi tempe. Pesanan tidak hanya datang dari warga Greensburg saja, melainkan dari negara bagian lainnya. 

Baca Juga: 6 Jenis Tempe Selain Tempe Kedelai, Sudah Mencoba yang Mana Saja Nih?

2. Indonesia masih andalkan impor komoditas kedelai dari Amerika Serikat

Diaspora Indonesia akan Bangun Pabrik Tempe Skala Besar di ASIDN Times/Vanny El Rahman

Bahan utama pembuatan tempe adalah kedelai. Sementara, Indonesia masih mengimpor komoditas tersebut. Menurut data KJRI Chicago, impor kedelai Indonesia dari AS umumnya diperoleh dari negara bagian Illinois dan Ohio. 

Selain itu, tempe umumnya dikonsumsi dalam skala besar di pantai timur dan barat AS. Maka pendirian pabrik di area Midwest menjadi sesuatu yang baru. 

Konjen Meri juga memanfaatkan kunjungan itu untuk meninjau lahan pertanian milik diaspora Indonesia. Di lokasi itu pula akan dibangun pabrik tempe berskala besar. Ia juga sempat berkunjung ke perusahaan pemasok bibit tanaman dan kacang kedelai di Midwest bernama Steward Seed. 

3. Pabrik tempe diharapkan sudah beroperasi pada awal 2021

Diaspora Indonesia akan Bangun Pabrik Tempe Skala Besar di ASIDN Times/Vanny El Rahman

Mayasari berharap, pabrik tempenya sudah bisa beroperasi pada awal 2021. Sebab, lahan dan peralatan pabrik sudah siap.

Sementara, di restoran Mayasari Indonesian Grill, ia mengolah bahan tempe menjadi beragam menu antara lain salad dan rendang tempe. 

Baca Juga: Resep Sate Tempe Pedas, Alternatif buat yang Gak Suka Makan Daging

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya