DPR: KRI Nanggala 402 Pernah Gagal Lakukan Uji Penembakan pada 2012

Tiga prajurit TNI gugur dalam peristiwa itu

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I Mayjen (Purn) TB Hasanuddin mengatakan selain pada 2021, KRI Nanggala 402 sempat mengalami permasalahan pada 2012. Ketika itu, torpedo yang hendak diluncurkan pada saat latihan uji penembakan mengalami kegagalan.

Dalam peristiwa memilukan itu, tiga orang meninggal dunia. Peristiwa itu terjadi usai kapal selam buatan Jerman tersebut, selesai menjalani perawatan di Korea Selatan. 

"Saat itu, KRI Nanggala 402 diretrofit 2012 dengan menghabiskan anggaran sekitar US$75 juta atau sekitar Rp1,05 triliun," kata TB Hasanuddin melalui keterangan tertulis, Minggu, 25 April 2021. 

Ia menjelaskan retrofit bukan sekadar mengganti suku cadang namun diduga ada pengubahan konstruksi dari sistem kapal selam tersebut, terutama pada sistem senjata torpedo. Setelah peristiwa gagal peluncuran torpedo, KRI Nanggala 402 kemudian diperbaiki lagi oleh tim dari Negeri Ginseng.

"Saya menduga pada hasil perbaikan ini ada hal-hal atau konstruksi yang tidak tepat, sehingga KRI Nanggala 402 tenggelam. Ini sangat disayangkan," kata politikus dari PDI Perjuangan itu. 

Apa masukan dari Komisi I DPR agar peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala 402 tidak terulang?

1. Anggota Komisi I usulkan KRI Cakra tak digunakan dulu sementara waktu

DPR: KRI Nanggala 402 Pernah Gagal Lakukan Uji Penembakan pada 2012Kapal selam Cakra 401, yang dijuluki "kakak" KRI Nanggala 402 karena memiliki kemiripan spesifikasi kapal selam. (www.facebook.com/@pesawatkapaldanhelikoptertempur)

Melihat adanya permasalahan teknis pada KRI Nanggala 402, maka TB Hasanuddin menyarankan, agar kapal selam sejenis yaitu Cakra 401 tidak digunakan sementara waktu alias grounded. Cakra adalah jenis kapal selam U29/1300 yang dibeli Indonesia dari Jerman. 

Sama seperti Nanggala 402, Cakra 401 dibuat di galangan kapal Howaldts-Werke yang berlokasi di Jerman barat. Tipe kapal selam ini banyak digunakan oleh angkatan laut di seluruh dunia. Cakra diserahkan ke Pemerintah Indonesia yang diwakili Duta Besar Josef Muskita pada 19 Maret 1981.

"Sebaiknya grounded saja dulu (Kapal Cakra 401). Jangan ada lagi korban prajurit," tutur dia. 

Dalam tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 pada Rabu, 21 April 2021, sebanyak 53 ABK yang bertugas di kapal selam itu dinyatakan gugur. Kapal selam yang diproduksi 1977 lalu itu dinyatakan hilang kontak saat melakukan latihan perang di perairan utara Bali. 

Baca Juga: 5 Potret Badan KRI Nanggala 402 yang Terbelah 3 di Kedalaman 838 Meter

2. KRI Nanggala sempat diisukan mengangkut ABK lebih dari kemampuan maksimalnya

DPR: KRI Nanggala 402 Pernah Gagal Lakukan Uji Penembakan pada 2012Deretan fakta Kapal Nanggala-402 yang dinyatakan hilang kontak di utara Bali pada 21 April 2021. (IDN Times/Sukma Shakti)

Informasi lain yang sempat didengar oleh TB Hasanuddin yaitu adanya isu bahwa kemampuan KRI Nanggala 402 hanya mengangkut 38 ABK. Namun, pada kenyataannya, kapal selam itu mengangkut 53 orang. 

"Artinya, ini kan kelebihan beban 15 orang. Ada apa, kok ini dipaksakan?" tanya TB Hasanuddin. 

Dia juga memperoleh informasi ketika melakukan penyelaman, KRI Nanggala 402 diduga tidak membawa oksigen gel. "Tapi, mereka tetap disuruh untuk berlayar," kata dia. 

IDN Times sempat menghubungi Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Dispenal) Kolonel Julius Widjojono untuk meminta konfirmasi mengenai hal itu, tetapi telepon belum direspons. 

Namun, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menepis hal itu. Ia mengatakan kapal selam buatan Jerman tersebut tidak kelebihan muatan. 

"Jadi, (kapal sanggup membawa) 57 orang. Tergantung alat penyelamatannya dan ternyata mampu, kemarin hanya (membawa) 53 orang," kata Yudo pada Minggu, 25 April 2021. 

Ia pun membantah informasi yang sempat menyebut adanya kegagalan retrofit. Ia menyebut KRI Nanggala sudah sempat melakukan latihan pada 12 April 2021. Saat itu, tak ada kendala apapun. 

"Kapal ini sebelum berangkat sudah latihan 12 April, melaksanakan latihan penembakan. Waktu awal saya sampaikan, dinyatakan bahwa layak melaksanakan berlayar dan bertempur. Maka kita proyeksikan untuk melaksanakan penembakan torpedo," tutur dia. 

3. TNI akan evakuasi 53 ABK dan KRI Nanggala 402

DPR: KRI Nanggala 402 Pernah Gagal Lakukan Uji Penembakan pada 2012KN SAR Antasena 234 sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/4/2021). Kapal SAR yang dilengkapi dengan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau robot pintar bawah laut itu akan diterjunkan untuk mencari KRI Nanggala 402 yang hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di laut utara Bali pada Rabu (21/4/2021). (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

Sementara, menurut Yudo, tim gabungan TNI akan mengupayakan agar bisa melakukan evakuasi 53 jenazah ABK KRI Nanggala 402. Jenazahnya akan dibawa ke Surabaya, Jawa Timur, sesuai dengan permintaan keluarga. 

Sedangkan, terkait dengan proses evakuasi akan dikoordinasikan oleh pihaknya. Ia belum menyebut kapan proses evakuasi akan dimulai.

"Ada (proses evakuasi) dengan cara diembus, selang dimasukan ke dalam pipa-pipa kapal selam, lalu diembuskan dengan kecepatan tinggi, sehingga kapal bisa naik atau bisa juga dengan diangkat," tutur Yudo ketika memberikan keterangan pers pada Sabtu, 24 April 2021. 

Ia menambahkan untuk proses pengangkatan materi badan KRI Nanggala 402, TNI akan bekerja sama dengan organisasi internasional kapal selam atau ISMERLO.

Baca Juga: Pakar ITS: RI Tak Punya Alat untuk Evakuasi ABK KRI Nanggala-402

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya