Dubes Tantowi: Erupsi Whakaari Tak Sampai ke Daratan Selandia Baru

Video yang menghancurkan daratan disebut Tantowi hoaks!

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya memastikan video berisi erupsi hebat Gunung Merapi Whakaari yang menghancurkan daratan negara itu adalah hoaks. Video tersebut viral di media sosial tak lama usai peristiwa erupsi terjadi pada Senin (9/12) lalu. 

Gunung berapi aktif yang terletak di tengah laut itu meletus ketika tengah dikunjungi oleh turis dari berbagai negara. Stasiun berita BBC mendapat informasi ketika gunung meletus ada 47 turis yang tengah berwisata ke sana. Sebanyak 24 turis berasal dari negara tetangga terdekat, Australia, sembilan orang dari Amerika Serikat, lima dari Selandia Baru, empat turis dari Jerman, dua turis dari Tiongkok, dua wisatawan dari Inggris dan satu orang berasal dari Malaysia. 

"Beberapa hari ini beredar di media sosial video ledakan gunung merapi Whakaari/White Island, Selandia Baru. Video itu meresahkan dan menimbulkan banyak pertanyaan ke kami. Kami pastikan video itu hoaks," ujar Tantowi melalui akun media sosialnya pada Sabtu (14/12). 

Ia memastikan ketika erupsi terjadi pada pekan lalu, tidak ada letupan semburan asap dan laharnya hingga mengenai daratan hingga mengakibatkan kehancuran seperti yang digambarkan di dalam video berdurasi dua menit itu. 

Lalu, apakah ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut? Apa langkah Pemerintah Selandia Baru pasca terjadi letusan gunung berapi tersebut? Sebab, sejak awal membiarkan turis menjejakan kaki di gunung itu sudah dianggap keliru, lantaran Whakaari bisa meletus sewaktu-waktu. 

1. Media Selandia Baru sempat menulis ada dua WNI yang tengah memancing di dekat Gunung Whakaari

Dubes Tantowi: Erupsi Whakaari Tak Sampai ke Daratan Selandia Baru(Erupsi Gunung Berapi Whakaari pada 9 Desember 2019 di Selandia Baru) www.twitter.com/@sch

Menurut informasi yang dimiliki oleh Tantowi, media lokal di Selandia Baru sempat menulis ada dua WNI yang berada di dekat lokasi ketika gunung itu meletus. Tantowi memastikan informasi itu benar. 

"Kedua WNI adalah dokter dan ikut terlibat dalam proses penyelamatan korban. Namun, kedua dokter itu menolak untuk dipublikasikan," kata politikus Partai Golkar tersebut. 

Ia juga memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban dalam tragedi itu. Hingga saat ini petugas gabungan terus bekerja untuk mencari dua korban lainnya yang dilaporkan masih tertinggal di lokasi kejadian. 

"KBRI Wellington akan terus memonitor dan berkomunikasi dengan perwakilan warga kita yang ada di daerah tempat kejadian," ujarnya lagi. 

Baca Juga: Kabar Terkini 12 Gunung Api di Indonesia, Waspada Lahar dan Awan Panas

2. Erupsi Gunung Whakaari telah menewaskan 16 orang

Dubes Tantowi: Erupsi Whakaari Tak Sampai ke Daratan Selandia Baru(Bagian atas Gunung Whakaari yang dekat kawah usai erupsi pada 9 Desember 2019) www.twitter.com/@sch

Tragedi meletusnya Gunung Whakaari yang terjadi pekan lalu telah menewaskan total 16 orang. Sebanyak enam orang ditemukan tewas di lokasi. Sedangkan, sisanya menghembuskan nafas terakhir saat dirawat di rumah sakit di Selandia Baru. Sebagian besar tewas akibat mengalami luka bakar yang mencapai 90 persen. 

Jumlah korban tewas diprediksi akan bertambah mengingat kondisi pasien yang tengah dirawat di rumah sakit. Pasien asal Australia semula ingin diboyong ke negara asalnya, namun terhalang karena luka bakar yang dialami membutuhkan perawatan khusus. 

Data yang dikutip dari laman stuff.co.nz menyebut salah satu korban tewas adalah pemandu wisata dari biro perjalanan Kiwi, Hayden Marshall-Inman. Selain itu adapula korban tewas berasal dari Australia. 

Enam jenazah korban yang ditemukan di lokasi erupsi langsung dievakuasi ke kapal Angkatan Laut Selandia Baru, HMNZS Wellington. Stasiun berita BBC melaporkan proses evakuasi dilakukan di tengah ancaman erupsi susulan bisa terjadi sewaktu-waktu. 

Sementara, petugas gabungan juga masih mencari dua korban lainnya yang diduga tenggelam di laut. Tim penyelam sudah berupaya mencari pada Jumat dan Sabtu kemarin di perairan dekat gunung api, namun belum membuahkan hasil. 

3. Publik bertanya mengapa turis diizinkan mengunjungi Gunung Whakaari yang masih aktif

Dubes Tantowi: Erupsi Whakaari Tak Sampai ke Daratan Selandia Baru(Erupsi Gunung Whakaari di Selandia Baru pada 9 Desember 2019) www.twitter.com/@sch

Usai erupsi yang menewaskan belasan orang, satu pertanyaan muncul di benak publik. Mengapa turis diizinkan menjejakan kaki di pulau yang memiliki gunung api yang masih aktif. Gunung Whakaari berdiri di atas sebuah pulau bernama White Island. Menurut laporan media lokal thespinoff.co.nz, pulau itu dimiliki oleh perorangan dan hanya biro perjalanan tertentu yang diizinkan membawa turis ke sana. 

White Island menjadi salah satu biro perjalanan utama di area Whakatāne. Mereka diketahui memiliki orang yang berjaga di pulau itu pada hari Senin. Biro perjalanan itu diklaim memiliki prosedur yang ketat mengenai keselamatan. Bahkan, sempat meraih penghargaan sebagai tempat bekerja yang paling aman di Selandia Baru. 

Padahal, pada awal Desember, GeoNet, badan yang mengoperasikan sistem pemantauan berbahaya geologi telah mengeluarkan tingkat kewaspadaan terhadap gunung itu ke titik dua, dari lima.

"Seharusnya, kenaikan peringatan itu menjadi pertimbangan yang cukup untuk sementara waktu tidak melanjutkan tur ke sana. Sebab, kunjungan apa pun ke area gunung berapi aktif memunculkan risiko besar. Biasanya hal itu dikelola oleh badan milik pemerintah," demikian tulis akademisi Auckland University of Technology (AUT), Michael Lueck di artikel berjudul "Why were tourists allowed on Whakaari/White Island at all?" dan terbit di Spinoff pada (11/12) lalu. 

Namun, untuk menjawab itu publik harus menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian. 

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Anak Muda Selandia Baru Suka Nonton Pornografi Berbau Pemaksaan

Topik:

Berita Terkini Lainnya