Eks Wasekjen Demokrat Sebut Banyak Keluhan soal Kepemimpinan AHY 

Kader ingin hilangkan kesan Demokrat sebagai partai keluarga

Jakarta, IDN Times - Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Darmizal mengatakan, kisruh yang terjadi di partai berlambang bintang mercy itu merupakan cerminan kader di daerah terhadap kualitas kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Mereka menilai pria yang akrab disapa AHY itu belum matang sebagai pemimpin dan minim pengalaman. Hal itu berdampak pada penurunan kejayaan Partai Demokrat yang diraih 2004 lalu. 

"Kami selaku pendiri dan senior Partai Demokrat mendengar, menyimak, dan mengkaji keluh kesah, kegundahan dan kekecewaan para kader di daerah mengenai pelaksanaan kongres partai yang digelar pada Maret 2020 lalu. Mereka melihat penyelenggaraan kongres saat itu menghasilkan keputusan yang dipaksakan," ujar Darmizal dalam keterangan tertulis, Selasa (2/2/2021). 

Dalam kongres yang digelar pada Maret 2020 lalu di Jakarta Convention Centre (JCC), AHY terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi menggantikan ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Darmizal menyebut demokrasi yang terjadi ketika itu semu. 

"Selain itu (kongres) juga cacat hukum karena proses yang dilakukan tidak berdasarkan aturan AD/ART Partai Demokrat. Dua di antaranya, kongres terkesan diselenggarakan jadi-jadian dan pengangkatan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono dipaksakan," tutur dia lagi. 

Pernyataan yang disampaikan oleh Darmizal itu untuk merespons keterangan pers yang sudah lebih dulu disiarkan pada Senin, 1 Februari 2021, oleh AHY. Putera sulung SBY itu menuding ada gerakan inkonstitusional dan terkoordinasi untuk menjungkalkannya dari posisi sebagai ketua umum.

AHY menyebut ada empat individu yang terkait Partai Demokrat dan satu orang di lingkar Istana yang menjadi dalang di balik kudeta untuk menggesernya dari kursi ketum. Belakangan, orang di lingkar Istana yang dimaksud adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. 

Apa yang akan terjadi terhadap Partai Demokrat usai jumpa pers yang digelar oleh tokoh-tokoh pendirinya?

1. Sejak AHY jadi ketum, DPP memungut iuran ke setiap fraksi di DPD atau DPC

Eks Wasekjen Demokrat Sebut Banyak Keluhan soal Kepemimpinan AHY IDN Times/Margith Juita Damanik

Ada beberapa keluhan yang dirasakan oleh DPD dan DPC Demokrat sejak AHY duduk sebagai ketua umum. Pertama, kata Darmizal, DPP meminta dan memungut iuran dari setiap fraksi di DPD dan DPC sehingga dianggap menambah beban berat Partai Demokrat di daerah.

"Hal tersebut tidak pernah terjadi pada kepemimpinan ketua umum sebelumnya yakni Prof Budisantoso, almarhum Hadi Utomo, dan Anas Urbaningrum," ujarnya. 

Kedua, DPP Partai Demokrat dianggap tak memenuhi janji dalam penyelenggaraan pilkada pada 2020 lalu. Semula, DPP menjanjikan 50 persen atau separuh biaya operasional akan ditanggung mereka. Namun, kenyataannya tidak dilaksanakan.

"Hasilnya, mesin partai dalam mendukung pasangan calon tidak berjalan dengan maksimal," tutur dia. 

Ketiga, proses penentuan pasangan calon kepala daerah malah diserahkan penuh kepada pengurus DPD dan DPC di daerah masing-masing. Hal ini juga tidak pernah terjadi di kepemimpinan sebelumnya. 

"Tapi, setelah ditarik ke DPP sepenuhnya, malah tidak memperhatikan usulan atau aspirasi di daerah, khususnya kabupaten atau kota," kata Darmizal lagi. 

Baca Juga: Mahfud MD Bantah Restui Moeldoko Ambil Alih Partai Demokrat dari AHY

2. Penyelenggaraan Kongres Luar Biasa sudah diatur di dalam AD/ART partai

Eks Wasekjen Demokrat Sebut Banyak Keluhan soal Kepemimpinan AHY ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Darmizal dan tokoh-tokoh senior Partai Demokrat pada hari ini juga menggelar jumpa pers di sebuah restoran di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dalam pandangan mereka, penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB) bukan sesuatu yang inkonstitusional.

"KLB sudah diatur di dalam AD/ART Partai Demokrat," kata Darmizal. 

Ia melanjutkan, apakah KLB akan tetap diselenggarakan atau tidak, merupakan hak DPC dan DPD selaku pemegang hak suara. Dalam hal ini, DPP hanya memiliki satu suara. 

"Bila hal itu dilarang atau menjadi satu hal yang tabu, maka yang bersangkutan tidak memahami aturan dan azas dalam berorganisasi," ujarnya. 

Bahkan, KLB, katanya lagi, merupakan salah satu alternatif untuk menguji kemampuan atau kepiawaian seorang pemimpin dalam membesarkan partai. 

3. Tokoh senior Demokrat ingin menghapus citra sebagai partai keluarga

Eks Wasekjen Demokrat Sebut Banyak Keluhan soal Kepemimpinan AHY ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Hal lain yang penting disampaikan oleh Darmizal yaitu mengenai aspirasi dan harapan para DPC dan DPD yang menginginkan adanya perubahan di Partai Demokrat.

"Secara umum, para kader Partai Demokrat berharap bisa menghapus kesan negatif bahwa Partai Demokrat sebagai partai eksklusif dan milik keluarga," ungkap Darmizal. 

Sementara secara khusus, para kader, kata Darmizal, berharap bisa memperoleh pemimpin yang lebih matang dan memiliki pengalaman serta ketokohan. Dengan begitu kejayaan partai bisa dikembalikan. 

"Apalagi faktanya, perolehan kursi Partai Demokrat di parlemen dalam dua pemilu terakhir terus menurun. Sementara, tantangan ke depan treshold parlemen malah meningkat menjadi 5 persen atau 7 persen," tutur dia. 

Baca Juga: Andi Arief Benarkan Moeldoko Ingin  Ambil Alih Kursi AHY di Demokrat

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya