Hadiri Resepsi Pernikahan Putra Bamsoet, Pimpinan KPK Dikritik

Kehadiran pimpinan KPK dianggap bisa berpengaruh ke kasus

Jakarta, IDN Times - Kelakuan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjadi sorotan publik usai mereka terekam kamera menghadiri resepsi pernikahan putra Bambang Soesatyo yang bernama Dimas di Jakarta Convention Center (JCC) pada Senin malam (10/9). 

Diketahui ada empat pimpinan lembaga antirasuah yang hadir yakni Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang dan Laode M. Syarif. Saut bahkan mengonfirmasi kalau ia turut memainkan dua lagu dengan saxophonenya. Kehadiran mereka menjadi tanda tanya publik karena Ketua DPR itu pernah diperiksa sebagai saksi untuk kasus aliran dana KTP Elektronik ke DPD Golkar di Jawa Tengah. 

Menurut organisasi Madrasah Anti Korupsi, apa yang dilakukan oleh keempat bertentangan dengan UU nomor 30 tahun 2002 pasal 36 tentang KPK. 

"Di pasal 36 itu disebutkan bahwa pimpinan KPK dilarang mengadakan hubungan langsung maupun tidak langsung dengan tersangka atau pihak lain yang ada hubungan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani oleh KPK," demikian isi pasal tersebut. 

Lalu, apa komentar KPK atas kritikan tersebut? 

1. Pimpinan KPK memandang kehadiran mereka di resepsi pernikahan adalah sesuatu yang wajar

Hadiri Resepsi Pernikahan Putra Bamsoet, Pimpinan KPK Dikritik(Wakil Ketua KPK Saut Situmorang ketika tampil membawakan saxophone) www.instagram.com/@bambang.soesatyo

Juru bicara KPK, Febri Diansyah mengonfirmasi empat dari lima pimpinan lembaga anti rasuah memang hadir di acara resepsi tersebut. Tetapi, mereka memandang kehadirannya sebagai sesuatu yang wajar. 

"Ketika ada resepsi dan ada undangan, lalu dihadiri oleh pimpinan, maka itu sesuatu yang wajar. Toh, pimpinan bersama dengan tamu yang lain, sehingga tidak ada pembicaraan sama sekali mengenai kasus tertentu," ujar Febri ketika ditemui di gedung KPK pada Rabu (12/9). 

Ia menegaskan yang harus diperhatikan oleh publik yakni konteks kehadiran empat pimpinan hanya mewakili lembaga untuk menghadiri resepsi tersebut. Salah satu komisioner KPK, Saut Situmorang mengatakan hal serupa. Ia menjamin dengan kehadirannya di acara tersebut tidak akan mengurangi sikap independennya sebagai komisioner KPK. 

"Itulah yang disebut integritas. Kan periode kami, KPK pernah menangkap anggota DPR. Padahal malam sebelumnya satu meja makan malam dengan kami," kata Saut melalui keterangan tertulis pada pagi tadi. 

Baca Juga: Harus Pakai Jas, Wakil Ketua KPK Ogah Hadiri Pembukaan Asian Games 

2. Pimpinan tidak membicarakan kasus apa pun dengan Bambang Soesatyo

Hadiri Resepsi Pernikahan Putra Bamsoet, Pimpinan KPK DikritikANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Direktur Madrasah Anti Korupsi, Ahmad Fanani mengatakan dengan adanya kehadiran pimpinan KPK di acara resepsi tersebut dikhawatirkan bisa berdampak kepada sikap independen mereka dalam memutuskan kasus yang sempat menyeret nama Bamsoet. 

"Kalau sekarang nampak akrab, jangan-jangan nantinya bisa berpengaruh ke perkara. Oleh sebab itu, sejak komisioner-komisioner sebelumnya, mereka memilih untuk menghindari acara-acara semacam ini. Itu sudah menjadi konsekuensi menjadi seorang pimpinan KPK," kata Ahmad ketika dihubungi oleh IDN Times pada sore ini. 

Sementara, hal tersebut ditepis keras oleh Saut Situmorang. Menurut dia, untuk menjaga integritas tidak perlu disampaikan bolak-balik ke publik. 

"Mereka juga bisa menilai sendiri kok (mana yang berintegritas dan tidak)," kata Saut. 

 

3. Sudah menjadi konsekuensi sebagai pimpinan KPK harus menjaga jarak dengan orang yang berperkara

Hadiri Resepsi Pernikahan Putra Bamsoet, Pimpinan KPK DikritikGedung KPK (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurut Ahmad Fanani, sebagai pimpinan lembaga antirasuah sudah menjadi risiko mereka menjaga jarak dengan orang-orang yang tengah atau sudah pernah berperkara dengan KPK. Publik pun tidak akan peduli, apakah pimpinan sempat membahas kasus dengan politisi Partai Golkar itu atau tidak. 

"Gak pas dong pimpinan KPK ada di sana walaupun tidak membicarakan kasus. Jadi, bukannya mereka bersikap anti sosial ya, tetapi itu merupakan konsekuensi dari jabatan yang dia emban. Selama dia masih menjabat, maka dia harus menjaga etika," kata Ahmad. 

Ia kemudian mengambil contoh salah satu pimpinan KPK periode ke-3 Busyro Muqoddas. Saat menduduki kursi Wakil Ketua KPK, kata Ahmad, Busyro sengaja membatasi komunikasinya dengan pihak-pihak tertentu. 

"Ketika sudah melewati masa id'ah dan merasa betul-betul bebas, Beliau baru mulai memperluas kembali jejaring komunikasinya," kata dia. 

Tetapi saat ia masih menjabat sebagai Wakil Ketua KPK, Busyro termasuk salah satu komisioner yang sangat menjaga etikanya. Oleh sebab itu, ia merasa standar etika moral di periode saat ini sangat jomplang kalau dibandingkan dengan komisioner sebelumnya. 

"Justru sikap komisioner ini yang menjadi tolak ukur sehingga mengerek kepercayaan publik," katanya lagi. 

4. Madrasah Anti Korupsi mengusulkan agar pimpinan KPK diberi teguran

Hadiri Resepsi Pernikahan Putra Bamsoet, Pimpinan KPK Dikritik(Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan (sebelah kanan)) ANTARA FOTO/Yulius Satria

Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh pengawas internal KPK agar peristiwa serupa tidak terulang? Menurut Ahmad, sebaiknya keempat pimpinan lembaga antirasuah diberikan teguran agar melakukan introspeksi diri. 

"Kami merasa sebagai masyarakat sipil, ini merupakan kontrol dari kami. Kami merasa tindakan keempat pimpinan KPK dengan hadir di resepsi putra Bamsoet sangat mengecewakan," kata Ahmad. 

"Kalau melihat dari respons komisioner yang begitu ya nampaknya memang perlu ada teguran dari komite etika," tutur Ahmad lagi. 

Kalau memang dari pimpinan lembaga antirasuah tidak merasa keliru, seharusnya mereka cepat dalam memberikan bantahan. Bagaimana dengan kalian guys? Setuju pimpinan KPK hadir di acara resepsi pernikahan putra Bamsoet yang pernah dipanggil ke gedung lembaga antirasuah?

Baca Juga: KPK Desak Kepala Daerah Segera Pecat PNS Tersandung Korupsi

Topik:

Berita Terkini Lainnya