Ganjar Buka Suara soal Polemik dengan Puan Maharani

Ganjar juga menanggapi soal medsos

Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo enggan menanggapi polemik yang tengah berkembang baru-baru ini, soal isu miring dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani. Ganjar tak diundang Puan dalam sesi pengarahan seluruh kepala daerah yang merupakan kader partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.

Padahal, sesi pengarahan itu dilakukan di Semarang, Jawa Tengah, di mana Ganjar lah seharusnya jadi tuan rumah. Ganjar dinilai partai terlalu berambisi menjadi calon presiden pada Pilpres 2024. Sementara, PDIP belum menentukan siapa yang hendak mereka usung pada pemilu tiga tahun mendatang.

Lalu, apa komentar Ganjar usai tak diundang Puan? "Heleh, koyok ngono ditakoke, aku ki wong Jawa kok yo (halah, kayak gitu saja ditanyain. Aku ini juga orang Jawa kok)," kata Ganjar yang dikutip dari kantor berita ANTARA, Senin (24/5/2021). 

Menurut Ganjar hal seperti itu tak perlu dipertanyakan. Sebagai orang Jawa, kata dia, kalau tidak diundang maka ia tidak akan berinisiatif datang. 

Apa kata Ganjar soal sindiran dari Puan yang menyebut sebagai pemimpin seharusnya ada di kehidupan nyata dan tak sibuk memoles citra di media sosial?

1. Ganjar sebut sudah bermain di media sosial sejak duduk jadi anggota DPR

Ganjar Buka Suara soal Polemik dengan Puan MaharaniANTARA FOTO/Reno Esnir

Menurut Ganjar, ia sudah lama aktif di media sosial. "Saya kan sudah ber-medsos sejak jadi anggota DPR," kata pria yang sempat duduk di Komisi II itu. 

Ganjar tercatat memiliki akun media sosial di tiga platform berbeda yaitu Instagram, Twitter, dan YouTube. Di Instagram ia memiliki 3,4 juta pengikut. Sedangkan, di YouTube ia memiliki 961 ribu subscribers. Di Twitter pun Ganjar memiliki 1,9 juta pengikut. 

Saat ia tak diundang Puan, Ganjar memilih berangkat ke Jakarta. Pada Sabtu, 22 Mei lalu, ia sempat menemui ibunda Puan sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menyerahkan lukisan karya Gregorius Djoko Susilo. Menurut Ganjar, ia sengaja menemui Mega untuk melakukan halal bi halal.

Lalu sehari setelahnya, Ganjar turut menjajal Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang dengan gowes sepeda. 

Baca Juga: Tak Diundang di Acara Puan, Ganjar Pilih Temui Megawati dan Gowes

2. Ganjar diminta fokus pada pekerjaannya sebagai gubernur

Ganjar Buka Suara soal Polemik dengan Puan MaharaniGubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ketika sedang gowes di JLNT Kasablanka, Jakarta Selatan (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Sentilan kepada Ganjar disampaikan langsung oleh Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto. Bahkan, pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu meminta Ganjar agar fokus bekerja sebagai gubernur dan tidak memusingkan isu pencapresan 2024. 

"Tugasmu masih sebagai Gubernur Jateng, jangan mikir capres dulu. Kalau memang hebat, kamu pasti dicalonkan sebagai presiden oleh Ibu ketum (Megawati)," ujar Bambang, Minggu, 23 Mei 2021. 

Ia mengaku sudah berkali-kali mengingatkan Ganjar karena terlihat bermanuver menjadi capres pada 2024. Sebab, menurutnya, tiket pencalonan presiden akan ditentukan Mega sendiri. 

Ganjar terlihat percaya diri karena hasil survei dari beberapa lembaga menempatkan namanya ke dalam tiga besar top of mind yang ada di benak publik.

3. Sulit bagi Ganjar bersaing dengan Puan jika masih di PDIP

Ganjar Buka Suara soal Polemik dengan Puan MaharaniKetua DPR RI Puan Maharani (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Dalam observasi pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin, PDIP kemungkinan besar akan mengusung Puan Maharani sebagai capres pada pemilu 2024. Tetapi, Puan tidak memiliki elektabilitas sebaik Ganjar. 

Menurut Ujang, sulit bagi Ganjar bersaing dengan Puan. Apalagi beberapa waktu belakangan ini, Puan sudah mulai di-endorse di ruang publik. 

Sayangnya, kata Ujang, apa pun langkah yang dilakukan Puan belum dilirik publik. Ia lebih dikenal masyarakat umum mematikan mikrofon ketika sedang memimpin sidang paripurna pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja. 

"Dalam konteks hari ini, Puan kan seharusnya leading, karena dia sudah duduk sebagai ketua DPR. Tetapi, situasi kekuasaan saat ini pemerintahan dikuasai oleh PDIP, lalu rakyat butuh dan ingin menyampaikan aspirasi malah tidak di-okekan oleh Puan," tutur Ujang ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Minggu, 23 Mei 2021. 

Di satu sisi, kata Ujang, Puan malah selalu mendukung apa pun yang disodorkan pemerintah. Mulai dari revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga pengesahan UU Cipta Kerja. 

"Ini kan menjadi catatan rakyat dan mereka menanyakan untuk apa memiliki wakil rakyat, tapi aspirasinya gak pernah didengar," ujarnya. 

Prediksi Ujang, Ganjar akan tetap berupaya menaikkan elektabilitasnya hingga mendekati Pilpres 2024. Meski, tahu tidak disukai elite PDIP.

"Bila elektabilitasnya terus tinggi, maka bukannya tidak mungkin ia akan dipinang oleh partai lain jelang Pilpres," katanya. 

Baca Juga: Survei Puspol Indonesia: Prabowo Ungguli Anies dan Ganjar 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya